Sekte Aghori PEMAKAN MAYAT
Dalam
sosiologi agama, sekte umumnya adalah sebuah kelompok keagamaan atau politik
yang memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar, biasanya karena pertikaian
tentang masalah-masalah doktriner. Tak jarang kata sekte juga dikenal sebagai
suatu aliran yang memiliki praktik-praktik tidak wajar atau menyimpang dari
norma yang berlaku umum di masyarakat. Menurut KBBI sekte adalah kelompok orang
yang mempunyai kepercayaan atau pandangan agama yang sama, yang berbeda dari
pandangan agama yang lebih lazim diterima oleh para penganut agama tersebut.
Sekte juga diartikan sebagai mazhab yang berarti suatu golongan yang sepaham
dan satu pandangan. Tetapi kata sekte yang viral belakangan memiliki arti yang
lebih luas. Bukan saja terkait kepercayaan, namun diartikan juga untuk hal yang
lebih umum diluar kepercayaan. Arti lainnya dari sekte adalah mazhab
bertentangan / tidak baik / tidak bernorma.
Kata
sekte berasal dari istilah bahasa Latin secta (dari sequi, mengikut), yang
berarti :
1.
Suatu
langkah atau jalan kehidupan.
2.
Suatu
aturan perilaku atau prinsip-prinsip dasar.
3.
Suatu
aliran atau doktrin filsafat.
Sectarius
atau sectilis juga merujuk kepada pemotongan, tetapi makna ini, berlawanan
dengan pandangan umum, tidak terkait dengan etimologi kata ini. Sectator adalah
pemimping atau penganut yang setia.
MAZHAB
BAIK / BERNORMA / AJARAN WAHYU
Mazhab
(mażhab) adalah penggolongan suatu hukum atau aturan setingkat di bawah firkah,
yang dimana firkah merupakan istilah yang sering dipakai untuk mengganti kata
denominasi pada Islam. Kata mazhab berasal dari bahasa Arab, yang berarti jalan
yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkret
maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan
tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang
dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran
dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman
yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip
dan kaidah-kaidah. Istilah mazhab bisa dimasukkan ke dalam ruang lingkup dan
disiplin ilmu apa pun, terkait segala sesuatu yang didapati adanya perbedaan.
Setidaknya ada tiga ruang lingkup yang sering digunakan istilah mazhab di
dalamnya, yaitu mazhab akidah atau teologi (madzahib i'tiqadiyyah), mazhab
politik (madzahib siyasiyah), dan mazhab fikih atau mazhab yuridis atau mazhab
hukum (madzahib fiqhiyyah)
AGHORI
(aghora artinya menyala / tidak takut / tak kenal takut).
Aghori
adalah ordo monastik sadhus Shaivite pertapa yang berbasis di Uttar Pradesh,
India . Mereka adalah satu-satunya sekte yang bertahan yang berasal dari
tradisi Kāpālika, sebuah bentuk Shaivisme Tantra non purana yang berasal dari
India Abad Pertengahan antara abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Mirip dengan para
pendahulu mereka, Aghoris biasanya terlibat dalam ritual post-mortem , sering
tinggal di tanah pekuburan , mengolesi abu kremasi di tubuh mereka, dan
menggunakan tulang dari mayat manusia untuk membuat kapāla (cangkir tengkorak
yang secara ikonis sering digambarkan dipegang atau digunakan oleh Siwa dan
dewa Hindu lainnya) dan perhiasan. Praktik
mereka terkadang dianggap bertentangan dengan Hinduisme ortodoks . Banyak guru
Aghori memerintahkan penghormatan besar dari populasi pedesaan dan secara luas
dirujuk dalam karya-karya sastra India abad pertengahan dan modern , karena
mereka dianggap memiliki kekuatan penyembuhan yang diperoleh melalui ritus
eremitik mereka yang intens dan praktik pelepasan dan tapasya .
Aghoris
adalah pemuja Siwa yang diwujudkan sebagai Bhairava, dan monis yang mencari
moksha dari siklus reinkarnasi atau saṃsāra . Kebebasan ini merupakan
perwujudan identitas diri dengan yang mutlak . Karena doktrin monistik ini,
kaum Aghori berpendapat bahwa semua hal yang bertentangan pada akhirnya adalah
ilusi . Tujuan merangkul polusi dan degradasi melalui berbagai kebiasaan adalah
realisasi non-dualitas (advaita) melalui melampaui pantangan sosial., mencapai
apa yang pada dasarnya adalah keadaan kesadaran yang berubah dan memahami sifat
ilusi dari semua kategori konvensional.
Ritual
Aghori, yang dilakukan justru untuk menentang gagasan kesucian yang lumrah
dalam agama Hindu ortodoks, biasanya bersifat mengerikan . Praktek Aghoris bervariasi dan termasuk tinggal di kuburan, mengolesi abu
kremasi di tubuh mereka, menggunakan tengkorak manusia untuk dekorasi dan
mangkuk, merokok ganja , minum alkohol, dan bermeditasi di atas mayat .
Meskipun bertentangan dengan aliran utama Hinduisme, praktik-praktik ini
mencontohkan filosofi Aghori yang mengkritik hubungan sosial yang biasa dan
ketakutan melalui penggunaan tindakan budaya yang menyinggung. Selain itu,
mereka menunjukkan penerimaan Aghoris atas kematian sebagai bagian yang
diperlukan dan alami dari pengalaman manusia. Tradisi Aghori pada dasarnya
dikategorikan di bawah batas perdukunan sadhana.
Aghori
tidak menjadi bingung dengan Shivnetras , yang juga pemuja Siwa yang
bersemangat, tetapi tidak memanjakan diri dalam praktik ritual tamasik yang
ekstrim. Meskipun Aghoris menikmati hubungan dekat dengan Shivnetras, kedua
kelompok tersebut sangat berbeda, Shivnetras terlibat dalam pemujaan sattvic .
Aghoris
mendasarkan keyakinan mereka pada dua prinsip yang umum untuk keyakinan Shaiva
yang lebih luas : bahwa Siwa itu sempurna (memiliki kemahatahuan ,
kemahahadiran , dan kemahakuasaan ) dan bahwa Siwa bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang terjadi: semua kondisi, sebab dan akibat . Konsekuensinya, segala
sesuatu yang ada harus sempurna dan mengingkari kesempurnaan segala sesuatu
sama dengan mengingkari kesucian semua kehidupan dalam manifestasi penuhnya,
serta mengingkari Yang Mahatinggi .
Aghoris
percaya bahwa jiwa setiap orang adalah Siwa, tetapi ditutupi oleh aṣṭamahāpāśa
"delapan jerat atau ikatan besar", termasuk kenikmatan indria,
kemarahan, keserakahan, obsesi, ketakutan, dan kebencian. Praktik Aghoris
berpusat pada penghapusan ikatan ini. Sādhana di tanah kremasi digunakan dalam
upaya untuk menghancurkan rasa takut; praktik seksual dengan pengendara dan
kontrol tertentu berusaha melepaskan seseorang dari hasrat seksual; telanjang
digunakan untuk menghancurkan rasa malu. Saat terbebas dari delapan ikatan,
jiwa menjadi sadāśiva dan memperoleh moksha.
SEJARAH
Meskipun
mirip dengan pertapa Kapalika di Kashmir abad pertengahan , serta Kalamukhas ,
yang mungkin memiliki hubungan sejarah, Aghoris melacak asal mereka ke Baba
Keenaram , seorang pertapa yang dikatakan telah hidup 150 tahun, meninggal pada
paruh kedua dari abad ke-18. Dattatreya sang avadhuta , yang dikaitkan dengan
lagu abad pertengahan nondual yang terhormat, Avadhuta Gita , adalah guru adi
pendiri tradisi Aghor menurut Barrett (2008: hlm. 33):
Lord
Dattatreya, bentuk antinomian Siwa yang terkait erat dengan tempat kremasi,
yang muncul di hadapan Baba Keenaram di puncak Gunung Girnar di Gujarat.
Dianggap sebagai adi guru (guru spiritual kuno) dan dewa pendiri Aghor, Lord
Dattatreya menawarkan dagingnya sendiri kepada pertapa muda sebagai prasād
(semacam berkah), menganugerahkan kepadanya kekuatan kewaskitaan dan membangun
hubungan guru-murid diantara mereka.
Aghoris
juga memegang suci dewa Hindu Dattatreya sebagai pendahulu tradisi Tantra
Aghori. Dattatreya diyakini sebagai inkarnasi dari Brahma , Wisnu , dan Siwa
bersatu dalam satu tubuh fisik yang sama. Dattatreya dipuja di semua aliran
Tantra, yang merupakan filosofi yang dianut oleh tradisi Aghora, dan dia sering
digambarkan dalam karya seni Hindu dan kitab sucinya dari cerita rakyat, Purana
, memanjakan pemujaan Tantra tangan kiri Aghori sebagai miliknya. praktek
utama.
Seorang
aghori percaya untuk memasuki kegelapan total dengan segala cara, dan kemudian
memasuki cahaya atau kesadaran diri. Meskipun ini adalah pendekatan yang
berbeda dari sekte Hindu lainnya, mereka yakin ini efektif. Mereka terkenal
karena ritual mereka yang meliputi seperti shava samskara atau shava sadhana
(ritual pemujaan yang menggabungkan penggunaan mayat sebagai altar) untuk
memohon dewi ibu dalam wujudnya sebagai Smashan Tara (Tara dari Tempat
Kremasi).
Dalam ikonografi Hindu, Tara, seperti Kali , adalah salah satu dari sepuluh Mahavidya (dewi kebijaksanaan) dan sekali dipanggil dapat memberkati Aghori dengan kekuatan supernatural. Yang paling populer dari sepuluh Mahavidya yang disembah oleh Aghoris adalah Dhumavati , Bagalamukhi , dan Bhairavi . Dewa-dewa Hindu laki-laki yang terutama disembah oleh Aghoris untuk kekuatan supranatural adalah manifestasi Siwa , termasuk Mahākāla , Bhairava , Virabhadra , Avadhuta , dan lain-lain.
Barrett
(2008: hlm. 161) membahas sādhanā tanah pekuburan dari Aghora baik dalam
kecenderungan tangan kiri maupun tangan kanannya dan mengidentifikasinya
sebagai pada prinsipnya memotong melalui kemelekatan dan kebencian serta
mengedepankan primordialitas; pandangan yang tidak berbudaya, tidak
dijinakkan :
Para
guru dan murid Aghor percaya bahwa negara mereka primordial dan universal.
Mereka percaya bahwa semua manusia adalah Aghori yang lahir alami. Hari Baba
telah mengatakan dalam beberapa kesempatan bahwa bayi manusia dari semua
masyarakat tidak membeda-bedakan, bahwa mereka akan bermain di kotoran mereka
sendiri sebanyak mainan di sekitar mereka. Anak-anak menjadi semakin
diskriminatif saat mereka tumbuh dewasa dan mempelajari keterikatan dan
penolakan budaya tertentu dari orang tua mereka. Anak-anak menjadi semakin
sadar akan kematian mereka saat kepala mereka terbentur dan jatuh ke tanah.
Mereka menjadi takut akan kefanaan mereka dan kemudian meredakan ketakutan ini
dengan menemukan cara untuk menyangkalnya sama sekali.
Dalam
pengertian ini, Aghora sādhanā adalah proses melepaskan model budaya yang
terinternalisasi secara mendalam. Ketika sādhana ini mengambil bentuk sādhana
tanah pekuburan, Aghori menghadapi kematian sebagai anak yang sangat muda,
secara bersamaan bermeditasi pada totalitas kehidupan pada dua ekstremnya.
Contoh ideal ini berfungsi sebagai prototipe untuk praktik Aghor lainnya, baik
kiri maupun kanan, dalam ritual dan kehidupan sehari-hari.
Dewa
Aghora, bentuk antinomian dan pemusnah Siwa yang terkait erat dengan tanah
kremasi, yang muncul di hadapan Baba Keenaram di atas Gunung Girnar di Gujarat.
Dianggap sebagai adi guru (guru spiritual kuno) dan dewa pendiri Aghor, Lord
Dattatreya menawarkan dagingnya sendiri kepada pertapa muda sebagai prasād
(semacam berkah), menganugerahkan kepadanya kekuatan kewaskitaan dan membangun
hubungan guru-murid diantara mereka.
Penganut
Meskipun
Aghoris lazim di tempat kremasi di seluruh India, Nepal, dan bahkan jarang di
antara tempat kremasi serupa di Asia Tenggara , kerahasiaan sekte agama ini
tidak menumbuhkan aspirasi untuk pengakuan sosial dan ketenaran di antara para
praktisinya.
KUIL PEMUJAAN
Hinglaj
Mata adalah Kuladevata (dewi pelindung) dari Aghori. Pusat ziarah utama Aghori
adalah pertapaan atau ashram Kina Ram di Ravindrapuri, Varanasi . Nama lengkap
tempat ini adalah Baba Keenaram Sthal , Krim-Kund. Di sini, Kina Ram dimakamkan
di sebuah makam atau samadhi yang menjadi pusat ziarah para pemuja Aghoris dan
Aghori. Kepala sekarang (Kepala Biara), sejak 1978, dari Baba Keenaram Sthal
adalah Baba Siddharth Gautam Ram .
Menurut
Pemuja, Baba Siddharth Gautam Ram adalah reinkarnasi dari Baba Keenaram
sendiri. Selain itu, setiap tempat kremasi akan menjadi tempat suci bagi
seorang pertapa Aghori. Tempat kremasi di dekat Shakti Pithas , 51 pusat suci
untuk pemujaan Dewi Ibu Hindu yang tersebar di seluruh Asia Selatan dan medan
Himalaya, merupakan lokasi utama yang disukai untuk melakukan sadhana oleh suku
Aghoris. Mereka juga diketahui bermeditasi dan melakukan sadhana di rumah
hantu.
TENTANG Obat
Aghori
mempraktikkan penyembuhan melalui penyucian sebagai pilar ritual mereka. Pasien
mereka percaya bahwa Aghoris mampu mentransfer kesehatan, dan polusi dari
pasien sebagai bentuk penyembuhan transformatif. Namun menurut kepercayaan
Aghori, pencemaran ini harus dipindahkan ke orang lain. Dalam beberapa kasus,
Aghoris mengklaim bahwa pengorbanan manusia atau hewan diperlukan untuk
berhasil menyelesaikan penyembuhan. Beberapa beasiswa aghori menyebut proses
ini transfer karma. Praktek-praktek seperti itu menurun dan tidak umum
terlihat.
Praktik Aghor modern
Tradisi
Aghor, yang awalnya terbatas dan tertutup, telah berubah sejak reformasi Baba
Bhagwan Ramji menjadi praktik Yoga Aghor. Dengan mengubah praktik yang secara
tradisional dijauhi oleh norma-norma konvensional, Aghor Yoga kini telah
memasuki masyarakat arus utama. Hari ini, Yoga Aghor berfokus pada pembentukan
praktik pribadi yang seimbang, menempatkan pentingnya sadhana (praktik spiritual
seseorang) serta seva (pelayanan tanpa pamrih).
Baba
Bhagwan Ramji Menyadari perlunya perubahan dalam masyarakatnya, Baba Bhagwan
Ramji memperbaharui semangat kesadaran sosial Baba Kinaram ketika ia mendirikan
ashram baru bernama Awadhut Bhagwan Ram Kusht Sewa Ashram (Awadhut Bhagwan Ram
Layanan Kusta Ashram) di Parao, Varanasi. Baba Bhagwan Ramji mendedikasikan Parao Ashram
untuk membantu orang miskin dan yang menderita, dan termasuk rumah sakit kusta
di dalam tanah ashram. Dengan mengalihkan fokus Aghor Yoga untuk membantu
mereka yang menderita dalam masyarakat, Baba Bhagwan Ramji memodernisasi
tradisi Aghor kuno.
Untuk
menjaga kelangsungan tradisi Aghor, Baba Bhagwan Ramji menginisiasi salah satu
muridnya, Baba Siddharth Gautam Ram, untuk menjadi kepala Krim Kund dan garis
keturunan Aghor. Ashram Krim Kund dan Parao terletak di seberang Sungai Gangga
di Varanasi, India.
Baba
Bhagwan Ramji juga mendirikan Sri Sarveshwari Samooh Ashram, sebuah organisasi
layanan sosial sekuler yang telah beroperasi di seluruh India bagian utara. Silsilah Aghor sekarang mencakup banyak Ashram
di berbagai lokasi di India dan sejumlah pusat dan Ashram di negara lain.
Selama
hidupnya, Aghoreshwar Bhagwan Ramji juga memandu reformasi praktik kuno Kina
Ram Aghori.
Ashram
Semua ashram dimulai oleh Baba Bhagwan Ramji dan murid-muridnya di seluruh
dunia terus didedikasikan untuk pelayanan. Praktik Aghor kontemporer berfokus
terutama pada penyediaan bantuan dan layanan bagi mereka yang tertindas.
Sri
Sarveshwari Samooh Ashram tetap berinvestasi dalam masalah sosial, terutama
bekerja untuk menghapus sistem mahar, menawarkan pengobatan kusta gratis, dan
menyediakan sekolah gratis untuk anak-anak miskin.
Sonoma
Ashram di Sonoma, California, didirikan pada tahun 1990, adalah kedudukan Aghor
Yoga saat ini di Amerika Serikat. Misi Sonoma Ashram adalah untuk mendorong
pertumbuhan spiritual pada individu.
Ashram
saudara perempuan Sonoma Ashram, Aghor Foundation, didirikan pada tahun 2001 di
tepi Sungai Gangga di Varanasi, India dan menawarkan rumah yang aman bagi
anak-anak yatim piatu dan terlantar. Aghor Foundation juga mengoperasikan proyek
layanan sosial lainnya, termasuk Sekolah Anjali, sekolah gratis untuk anak-anak
tetangga yang hidup dalam kemiskinan dan Vision Varanasi, klinik mata gratis. Khususnya, The Aghor Foundation juga
menjalankan Proyek Shakti, yang menawarkan pelatihan kejuruan bagi perempuan
kurang mampu di Varanasi. Yayasan Aghor
baru-baru ini mulai membangun Pusat Lingkungan Amrit Sagar, model kerja praktik
lingkungan terbaik dan pusat pengajaran yang mendemonstrasikan... praktik
berkelanjutan.
Dalam
bahasa Sansekerta, Aghori berarti tak menakutkan.
Menurut
James Mallinson yang mengajar bahasa Sansekerta dan Studi India di School of
African and Oriental Studies (SOAS), London.
Kenyataannya,
ritual yang mereka lakukan justru menimbulkan ketakutan bagi orang lain.
Sebagian Aghori mengaku bahwa mereka melakukan hubungan seksual dengan mayat.
Meski begitu, mereka memiliki satu hal yang tabu dilakukan.
Mereka
bahkan melakukan ritual seks dengan pelacur.
Mereka
melarang hubungan seks sesama jenis.
Sekte
Hindu Aghori merupakan salah satu sekte yang ada di India.
Sekte
ini dikenal sebagai sekte kontroversial.
Hal ini lantaran para pengikut sekte ini melakukan meditasi, makan,
tidur, bahkan melakukan hubungan seksual di tengah upacara kremasi.
Pengikut
sekte ini tinggal di Kota Varanasi, India, yang terletak di sebelah utara dan
di sepanjang tepi Sungai Gangga.
Kota
Varanasi dipilih sebagai tempat tinggal lantaran mereka percaya bahwa kota
tersebut adalah kota favorit Dewa Siwa.
Sekte
ini memegang kepercayaan bahwa ritual yang biasa mereka lakukan dapat
membuatnya lebih dekat dengan Tuhan serta pencerahan hidup. Salah satu tradisi
yang biasa mereka lakukan adalah memakan mayat manusia.
Biasanya
mereka memakan mayat yang dibuang ke Sungai Gangga.
Selain
memakan mayat, para anggota Aghori akan mengubah tengkorak manusia menjadi
mangkuk dan mengukir tulang menjadi perhiasan.
Tradisi seperti yang dipraktikkan oleh Aghori tampaknya belum berumur
lama. Kata Aghori sendiri baru muncul sekitar abad ke-18.
Mereka
mencampurkannya dengan sejumlah praktik suku Kapalika (pembawa tengkorak),
kelompok yang sudah terdokumentasikan keberadaannya pada abad ke-7. Kelompok
Kapalika ini memiliki ritual pengorbanan manusia, tetapi sekte ini sudah tak
ada lagi.
Sekte
Hindu Aghori ini sangat memuja Dewa Siwa.
Mereka
percaya bahwa Dewa Siwa identik dengan kata kesempurnaan.
Orang
Aghori menghindari semua jenis benda materialistis karena menganggap semua
benda tersebut tidak berguna sama sekali. Tradisi lainnya adalah mereka tidak
menghiasi pakaian mereka seperti pakaian orang Hindu biasanya, menghuni tempat
kremasi, dan sering makan dan minuman kotoran, air seni dan daging dari mayat.
SEKTE
AGHORI DI INDIA UTARA
Di
India Utara, hanya kaum pria yang boleh masuk sekte Aghori ini.
Di
Bengal ada perempuan pemuka Aghori yang tinggal di dekat tempat pembakaran
jenazah. Berbeda dengan kaum prianya yang telanjang, kaum perempuan Aghori
memakai baju.
Sekte
Hindu Aghori yang kanibal, makan kotoran sendiri, dan melakukan ritual seks di
depan umum.
Mereka
melakukan meditasi, makan, tidur dan melakukan hubungan seksual di tengah
upacara kremasi.
Mereka
berjalan sambil telanjang, makan daging manusia dan menggunakan tengkorak manusia
sebagai mangkuk, dan menghisap ganja.
Para
pemuka sebuah sekte Hindu di India ini hidup terasing dari masyarakat India dan
mereka disebut kaum Aghori.
Para
orang suci transgender dalam prosesi Hindu di India.
Dalam
bahasa Sansekerta, Aghori berarti tak menakutkan, namun cerita tentang ritual
mereka justru menimbulkan ketakutan orang.
Menolak konsep baik dan buruk
Prinsip
dasar praktik ini adalah melampaui kemurnian untuk mencapai pencerahan
spiritualitas dan manunggal atau melakukan penyatuan dengan para dewa,"
kata James Mallinson.
Ia
mengajar bahasa Sansekerta dan Studi India di School of African and Oriental
Studies(SOAS), London. Mallinson adalah juga seorang mahant, atau seperti resi,
namun dari sekte yang berbeda. Kelompoknya lebih tergolong arus utama dan
mengedepankan kemurnian, yang melarang praktek seperti yang dialkukan sekte
Aghori.
Tetapi
dia sendiri pernah melakukan berbagai interaksi dengan Aghori.
Pendekatan
Aghori adalah untuk mengangkat tabu dan melanggarnya. Mereka menolak konsep baik
dan buruk.
Kuil Aphrodite bentuk kuno wisata seks.
Melihat
ritual Batagak Pangulu di Sumatra Barat. Ketika umat Hindu Tamil gelar ritual
agama di Banda Aceh yang menerapkan syariat Islam. Langkah mereka menuju
kemajuan spiritual melibatkan praktek bahaya dan gila, seperti makan daging
manusia dan bahkan kotoran mereka sendiri. Namun mereka percaya, dengan
melakukan hal yang dihindari orang lain, mereka dapat meningkatkan kesadaran
mereka sendiri.
Asal mula
Tradisi
seperti yang dipraktekkan dewasa ini oleh Aghori tampaknya belum berumur lama.
Kata Aghori sendiri baru muncul sekitar abad ke-18. Namun mereka
mencampurkannya dengan sejumlah praktik suku Kapalika (yang berarti 'pembawa
tengkorak'), kelompok yang sudah terdokumentasikan keberadaannya pada abad
ke-7. Kelompok Kapalika ini memiliki ritual pengorbanan manusia, tetapi sekte
ini sudah tak ada lagi. Tak seperti sekte-sekte Hindu lain yang dikenal, Aghori
sangat tak terorganisir. Sebagian besar tinggal terpisah dan tak percaya
terhadap orang luar. Mereka bahkan tidak melakukan kontak dengan keluarga
mereka sendiri. Sebagian besar anggota kelompok Aghori berasal dari kasta
rendah. Kemampuan intelektual mereka beragam. Sebagian kecil sangat tajam,
bahkan ada seroang Aghori yang pernah menjadi penasehat raja Nepal.
Tak ada kebencian
Manoj
Thakkar, penulis buku Aghori: A Biographcal Novel, mengatakan mereka adalah
kelompok yang banyak disalah-pahami. Orang Aghori adalah orang sederhana yang
hidup dengan alam. Mereka tak menuntut apa pun. Mereka melihat semua sebagai
manifestasi sesuatu yang agung. Mereka tak menolak atau membenci seseorang atau
sesuatu. Itulah mengapa tak membedakan antara daging dari hewan yang disembelih
atau daging manusia. Mereka makan apa yang mereka dapat. Mereka menghisap
mariyuana dan mencoba untuk tetap sadar diri bahkan dalam kondisi sangat mabuk.
Kelompok kecil
Baik
Mallinson dan Thakkar mengatakan hanya ada sedikit yang benar-benar menjalankan
ritual dengan sistem Agori.
Mereka
mengatakan banyak yang datang ke festival mandi hanya anggota sekte yang tak
pernah menjalani inisiasi. Mereka mengatakan sebagian berperilaku sebagai orang
Aghori untuk mendapat uang dari turis dan peserta yang hadir.
Peserta
festival ini memberikan makan dan uang kepada mereka, padahal, kata Thakkar, orang
Aghori tak tertarik dengan uang.
Mereka
berdoa untuk kesejahteraan semua. Mereka tak peduli apakah orang minta didoakan
agar mendapat anak atau bisa membangun rumah.
Aghoris
memuja Siwa - dewa perusak dalam Hindu, serta pasangannya Shakthi. Di India utara,
hanya pria yang boleh masuk sekte Aghori.
Namun
di Bengal, ada perempuan pemuka Aghori yang tinggal di dekat tempat pembakaran
jenazah. Namun berebda dengan kaum lelakinya yang telanjang, kaum perempuan
Aghori memakai baju.
Sebagian
besar orang takut mati. Tempat pembakaran jenazah menyimbolkan kematian. Itulah
titik keberangkatan kaum Aghori. Mereka ingin menantang moral dan nilai-nilai
manusia," kata Thakkar.
Jasa sosial
Namun
tak semua praktik orang Aghori itu menyeramkan.
Menurut
Ron Barrett, seorang pakar antropologi budaya dan medis dari Minnesota, bahwa dalam
beberapa puluh tahun terakhir, tradisi Aghori mulai bersentuhan dengan gerakan
atus utama, dan mereka mulai melakukan layanan penyembuhan kepada pasien lepra.
Orang
Aghori bekerja dengan mereka yang dianggap paling hina di kalangan bangsa manusia,.
Klinik
lepra misalnya ada di tempat pembakaran mayat, dan mereka tak takut kematian.
Dan orang Aghori justru melampaui ketakutan akan penyakit.
Pasien
lepra, banyak yang ditelantarkan keluarga mereka, mendapat perawatan di rumah
sakit yang dikelola orang Aghori di kota Varanasi. Pasien menerima berbagai
macam terapi, mulai dari metoda pengobatan alternatif Ayurveda, sampai mandi
ritual modern.
Pengobatan
dan pemberkatan, digabungkan menjadi satu.
Sebagian
orang Aghori sudah menggunakan telpon seluler dan transportasi umum. Semakin
banyak yang juga mengenakan baju saat datang ke tempat umum.
Tak ada seks sesama jenis
Di
dunia ini terdapat lebih dari satu miliar orang penganut Hindu, namun mereka
tidak mengikuti satu aliran saja. Tak ada nabi atau buku suci yang jadi acuan
tunggal bagi semua pemeluk Hindu.
Sulit
untuk memperkirakan jumlah orang Aghori namun para pakar mengatakan jumlahnya
sekitar beberapa ribu saja.
Bahkan
bagi sebagian besar orang India yang biasa melihat para pertapa, bertemu dengan
orang Aghori dapat menjadi sesuatu yang menakutkan dan menjijikkan.
Sebagian
Aghori mengaku bahwa mereka melakukan hubungan seks dengan mayat. Namun mereka
punya satu hal yang tabu dilakukan.
Mereka
bahkan melakukan ritual seks dengan pelacur. Namun mereka melarang hubungan
seks sesama jenis.
Dan
saat mereka meninggal, jasad mereka tak disantap oleh orang Aghori lain. Jasad
mereka akan dikremasi, atau dikubur sebagaimana kebanyakan kita juga.
Ritual Aneh Sekte Aghori di India, Makan Mayat Agar
Dekat dengan Tuhan
Aghori
adalah sekelompok pertapa (mereka yang berpantang dari hal-hal duniawi dalam
mengejar tujuan spiritual) yang tinggal di India. Praktik, kepercayaan, dan
doktrin ekstrem yang dianut mengasingkan mereka dari arus utama Hinduisme.
Asal
usul sekte Aghori, diselimuti misteri dan mungkin ditelusuri kembali ke Kina
Ram, mungkin pertapa Aghori pertama, yang dilaporkan meninggal pada usia 150
tahun di pertengahan abad ke-18. Ada juga kemungkinan bahwa Aghori memiliki
beberapa bentuk kekerabatan dengan pertapa Kapalika dari Kashmir dan Kalamukha
di Dataran Tinggi Deccan dengan tradisi aneh yang serupa dengan Aghori.
Aghori
mempraktikkan bentuk Tantra Hinduisme, dan menganggap dewa Hindu Dattatreya
sebagai pendahulu tradisi tantra Aghori. Mereka sepenuhnya didedikasikan untuk
Bhairava, manifestasi sengit dari Dewa super Hindu, Dewa Siwa dan percaya bahwa
Siwa identik dengan kesempurnaan.
Orang
Aghori juga menghindari semua jenis benda materialistis karena menganggapnya
sama sekali tidak berguna. Untuk alasan ini, mereka tidak menghiasi pakaian,
menghuni tempat kremasi, sering makan dan minum kotoran, air seni dan daging
dari mayat dan tidak membiarkan delusi dunia material mempengaruhi cara hidup
mereka.
Tujuan
utama mereka adalah untuk mencapai moksha atau keselamatan dari siklus kematian
dan kelahiran kembali yang berkelanjutan dan menganggap tubuh bersifat
transisi, yang hanya sebagai kumpulan daging dan darah yang tidak layak
mendapatkan kenyamanan fisik.
Dikatakan
bahwa Aghori Varanasi di India mengumpulkan mayat manusia yang mati dan
membusuk yang mengambang di sungai Gangga dan menggunakan tubuh mayat untuk
berbagai tujuan.
Mulai
dari memakan daging mayat, menggunakan tubuhnya sebagai altar untuk melakukan
ritual, menggunakan tengkorak sebagai wadah untuk minum alkohol, atau membuat
hiasan dari tulang orang mati yang kemudian dipakai oleh mereka.
Aghori
terlihat seperti perwujudan hidup Dewa Siwa, tampak seperti mimpi buruk. Mereka
memiliki rambut panjang, yang tidak dipotong sepanjang hidup mereka. Oleh
karena itu, Aghori dibenci dan dihormati oleh masyarakat karena cara hidup
mereka yang misterius, gelap dan unik.
Orang
Aghori tidak pernah menjadi bagian dari masyarakat arus utama dan selalu
menjalani kehidupan terpencil sendiri. Meskipun praktik mereka merupakan sumber
kengerian bagi banyak orang, fakta bahwa orang Aghori tidak melakukan
pembunuhan manusia atau memaksa siapa pun untuk menerima cara hidup mereka
telah memungkinkan masyarakat untuk menoleransi mereka selama bertahun-tahun.
Beberapa
bagian dari populasi Hindu di India, terutama yang mendiami daerah pedesaan
juga mengasosiasikan Aghori sadhus dengan kekuatan gaib mistik dan dengan
demikian mencari bantuan mereka dalam hal-hal yang mengganggu mereka.
Aghori
terlihat seperti perwujudan hidup Dewa Siwa, tampak seperti mimpi buruk. Mereka
memiliki rambut panjang, yang tidak dipotong sepanjang hidup mereka. Oleh
karena itu, Aghori dibenci dan dihormati oleh masyarakat karena cara hidup
mereka yang misterius, gelap dan unik.
Orang
Aghori tidak pernah menjadi bagian dari masyarakat arus utama dan selalu
menjalani kehidupan terpencil sendiri. Meskipun praktik mereka merupakan sumber
kengerian bagi banyak orang, fakta bahwa orang Aghori tidak melakukan pembunuhan
manusia atau memaksa siapa pun untuk menerima cara hidup mereka telah
memungkinkan masyarakat untuk menoleransi mereka selama bertahun-tahun.
Beberapa
bagian dari populasi Hindu di India, terutama yang mendiami daerah pedesaan
juga mengasosiasikan Aghori sadhus dengan kekuatan gaib mistik dan dengan
demikian mencari bantuan mereka dalam hal-hal yang mengganggu mereka.
Penganut Sekte Aghori di India
Berada
di India, kita paling sering menemukan mereka di jalan-jalan, kuil, dan
lain-lain.
Aghori
adalah kaum pertapa pengikut sebuah sekte Hindu yang telah berusia ribuan
tahun.
Namun
demikian, kaum Aghori memiliki pendekatan berbeda dalam upayanya mencapai
pencerahan. Tapi tidak diragukan lagi mereka memiliki kepribadian mistis.
Fakta tentang sekte Aghori
1.
Menerima
Kebenaran Tanpa Busana. Penganut sekte Aghori kebanyakan terlihat tanpa busana
dan menerima tubuh mereka. Aghori dalam tanpa busana tertutup abu dari mayat. Itu
pasti membuat beberapa orang takut sementara beberapa orang menganggapnya
menarik.
2.
Tidak
Memotong Rambut. Penganut sekte Aghori membiarkan rambut mereka tumbuh panjang
dan tidak percaya pada potongan rambut. Mereka percaya begitulah cara manusia
dilahirkan dan lebih baik menerima diri alami kita apa adanya. Kita tidak akan
pernah melihat penganut sekte Aghori dengan rambut pendek yang dipangkas.
3.
Kanibalisme.
Diyakini bahwa penganut sekte Aghori secara terbuka menganut kanibalisme. Mereka
tidak membunuh untuk makan dan karenanya tidak ada yang menyalahkan mereka. Sebagian besar ditemukan di Varanasi, yang
dikenal dengan praktik sucinya, penganut sekte Aghori diterima apa adanya. Mereka
juga diketahui memakan sampah dan juga sisa makanan.
4.
Dewa
Siwa adalah Segalanya. Penganut sekte Aghori membenamkan diri dalam pengabdian
kepada Dewa Siwa. Mereka percaya bahwa Dewa Siwa adalah jawaban untuk segalanya
karena dia ada di mana-mana dan mutlak. Mereka melakukan silih, yang terdiri
dari tiga jenis yang disebut Shiva Sadhana, Shav Sadhana, dan Smashaan Sadhana.
Beberapa orang juga percaya bahwa mereka adalah titisan Dewa Siwa.
5.
Penyembuhan
untuk Semua. Penganut sekte Aghori dikatakan memiliki obat untuk semua
penyakit. Menurut mereka, minyak manusia yang mereka ambil dari tumpukan kayu
ketika tubuh sedang dibakar sangat kuat dan efektif. Mereka mengklaim bahwa
mereka memiliki obat bahkan untuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
6.
Bermeditasi
pada Mayat. Penganut sekte Aghori terlihat sedang bermeditasi di pemakaman di
atas mayat. Mereka juga berdiri dengan satu kaki untuk bermeditasi di atas
mayat seperti Parwati, dewi yang berdiri di dada Dewa Siwa. Sekarang kebanyakan
dari kita bahkan takut untuk mendekati kuburan atau mayat. Jadi itu pasti
membutuhkan banyak nyali.
7.
Memerkosa
Mayat. Penganut sekte Aghori diketahui melakukan hubungan intim dengan mayat
alias memerkosa karena tak ada persetujuan dari pihak keluarga mendiang. Mereka
mengatakan alasannya hanya karena mereka menemukan kemurnian dalam apa yang
dianggap sebagai kotoran. Juga, seperti para penganut dewi Kali, mereka
mengatakan bahwa keinginan terdalam dari dewi itulah yang harus mereka penuhi.
Mereka percaya bahwa berhubungan intim dengan orang mati memberi mereka
kekuatan gaib.
8.
Tidak
Ada Benci di Hati. Penganut sekte Aghori berbagi makanan mereka dengan
hewan-hewan di tempat kremasi. Baik itu sapi atau anjing, setiap kehidupan sama
bagi mereka. Dan mereka percaya bahwa orang yang membenci tidak dapat
benar-benar bermeditasi. Jadi, penting
untuk menjalani kehidupan yang bebas dari kebencian bagi penganut sekte Aghori
untuk bermeditasi.
9.
Kina
Ram. Kina ram, aghori pertama yang dikatakan telah hidup selama 150 tahun,
kematiannya terjadi pada akhir abad ke-18.
10. Bertahan Hidup
dalam Kondisi Ekstrim. Penganut sekte Aghori ini bertahan dalam kondisi cuaca
yang paling keras dan ekstrim. Mereka dikenal hidup di hutan yang paling
menakutkan dan juga pegunungan yang diselimuti salju. Mereka juga ditemukan di
gurun yang panas, dalam kondisi dimana manusia normal tidak dapat bertahan
hidup dengan baik.
11. Kesatuan
Lingkungan. Penganut sekte Aghori percaya bahwa setiap orang memiliki Aghori
dalam dirinya. Mereka percaya bahwa ketika seorang anak lahir ia tidak
membedakan antara kotoran, mainan, dan sampah. Tetapi anak itu kemudian diajari
apa yang baik dan buruk menurut masyarakat dan begitulah ia mulai membeda-bedakan.
12. Ilmu Hitam. Penganut
sekte Aghori diketahui melakukan ilmu hitam tetapi tidak untuk menyakiti siapa
pun atau apa pun. Tetapi mereka mengatakan bahwa itu menyembuhkan mereka dan
meningkatkan kekuatan gaib mereka untuk berbicara dengan orang mati.
Suku Kanibal Di Dunia
Ragam
suku yang ada di bumi menjadikan keragaman yang sangat kaya, baik dari segi
adat istiadat, bahasa, dan kehidupan masing-masing suku. Eksistensi suatu suku
dipengaruhi oleh faktor modernisasi sehingga mengalami pergeseran budaya.
Kanibal
atau kanibalisme adalah fenomena satu makhluk hidup yang memakan makhluk hidup
sejenisnya. Dalam dunia hewan dan kehidupan suku-suku manusia zaman dulu,
mungkin hal ini kerap terjadi.
Secara
etimologi, kanibal berasal dari serapan bahasa Belanda yang sumber awalnya dari
bahasa Spanyol, yakni “canibal” yang artinya adalah “orang dari karibia”.
Tempat dimana pada masa penjelajahan praktik kanibal ditemukan.
Suku Kanibal
Hingga
saat ini diketahui masih ada beberapa suku yang memegang teguh kebudayaan
mereka, termasuk budaya kanibalisme yang berasal dari Indonesia. Meski
jumlahnya tidak banyak dan tersebar di beberapa negara, namun kesan mengerikan
lekat dengan praktik kuno turun menurun dari nenek moyang mereka ini.
Berikut
adalah daftar suku kanibal di dunia :
Suku Aghori di India |
1.
Suku
Aghori di India. Kaum aghori adalah sebuah sekte biarawan yang memiliki
kepercayaan bahwa rohani manusia akan lebih bercahaya jika memakan mayat
manusia. Saat ini populasi suku Aghori berjumlah 20 anggota, jauh menurun
dimana populasi mereka sempat mencapai ratusan. Suku ini memakan manusia yang
telah mati dan tidak pernah membunuh manusia yang masih hidup untuk dijadikan
santapan. Mereka menggunakan tengkorak manusia sebagai mangkuk-mangkuk makanan
dan minuman. Selain kebiasaan memakan sesamanya, suku Aghori juga mempunyai
kebiasaan atau gaya hidup lain yang menjadi ciri khas, yaitu: Orang Aghori
tidak pernah memotong rambut dan membiarkannya tumbuh panjang. Kepercayaan
terhadap Dewa Siwa sebagai sosok yang paling sempurna dan berkuasa. Meski belum
ada bukti medis, suku Aghori mengkalim memiliki segala obat untuk seluruh
penyakit, termasuk obat untuk penyakit AIDS dan kanker. Obat-obatan yang
dimaksud berasal dai minyak manusia yang dikumpulkan dari sisa pembakaran
mayat. Masyarakat Aghori hidup di tempat-tempat ekstrem, mulai dari wilayah
gurun yang panas sampai kawasan bersalju. Dalam hal berpakaian, orang Aghori
hanya mengenakan pakaia minimal. Bahkan terkadang tubuhnya hanya ditutupi oleh
lumuran abu mayat. Suku Aghoris mempercayai bahwa berhubungan intim dengan
mayat dapat memberikan kekuatan khusus Sisa pembakaran orang mati yang tidak
dimakan biasanya akan disimpan sebagai jimat.
Suku Aztec di Amerika |
2.
Suku
Aztec di Amerika. Ritual suku Aztec yang terkenal menyeramkan adalah mengambil
jantung manusia secara hidup-hidup untuk kemudian dijadikan santapan bersama.
Lebih dari 1000 nyawa menjadi tumbal setiap tahunnya.
Suku Indian di Karibia |
3.
Suku
Indian di Karibia. Suku kanibal yang paling berbahaya adalah suku Indian
Karibia. Menurut catatan Colombus, praktik kanibal dunia pertama kali diperkenalkan
berasal dari suku ini. Biasanya kanibalisme dipicu oleh balas dendam atau
perang dengan cara membantai anggota keluarga suku lainnya. Namun, budaya
kanibalisme di Karibia berangsung menghilang ketika Kristen masuk pada abad
ke-17. Saat ini, masyarakat yang pernah melakukan kanibalisme telah berbaur dan
berasimilasi dengan lainnya secara normal.
Suku Maori di Selandia Baru |
4.
Suku
Maori di Selandia Baru. Maori adalah suku asli negara Selandia Baru. Suku ini
berasal dari penduduk pertama yang mendiami daratan Aetearoa. Praktik kanibal
suku Maori telah menjadi kebudayaan yang mendarah daging. Terdapat sebuah
catatan yang menyatakan ketika salah satu kapal The Boyd dari Inggris berlabuh
dan membunuh anak kepala suku, maka sebagai gantinya suku Maori membantai
seluruh awak kapal dan menjadikannya sebagai santapan.
Suku Korowai di Papua |
5.
Suku
Korowai di Papua. Orang-orang Korowai termasuk suku kanibal paling berbahaya di
dunia. Suku yang berasal dari daerah Papua ini melakukan kanibalisme yang
didasari perselisihan antar kelompok atau anggota. Suku unik yang tinggal
diatas pohon yang tinggi ini menjadikan otak manusia sebagai santapan ketika
masih hangat. Seiring perkembangan jaman, saat ini sifat kanibal Suku Korowoi
mulai luntur dan ditinggalkan, terutama oleh warga suku yang telah mendapat
penginjilan atau pembatisan serta pendidikan yang layak.
Suku Wari di Brazil |
6.
Suku
Wari di Brazil. Suku Wari dikenal memiliki dua macam ritual kanibalisme, yakni
peperangan dan pemakaman. Praktik kanibal ketika acara pemakaman adalah
mempersilakan para warga untuk memakan daging kerabatnya yang sudah menjadi
mayat. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara membantu anggota suku Wari
yang telah meninggal dan telah menjadi kepercayaan turun termurun.