YA'JUJ DAN MA'JUJ
Kisah Ya’juj dan Ma’juj dalam Alquran disebutkan dalam dua surah yakni surah al-Kahfi (18) ayat 83-106 dan Surah al-Anbiya (21) ayat 95-98.
Ya'juj dan Ma'juj merupakan makhluk Allah yang keluar saat akhir zaman yang muncul setelah turunnya Dajjal dan Nabi Isa AS. Mereka membunuh semua penghuni bumi, lalu mereka menghujamkan panah ke arah langit untuk membunuh penghuni langit.
Mereka merusak apa saja yang ada di sekitar mereka, jika mereka melewati satu danau maka air danau itu akan habis karena sifat rakus mereka. Ciri fisik Ya’juj dan Ma’juj antara lain bermuka lebar, bermata sipit, jambul rambutnya berwarna putih, bentuk wajah mereka seperti tembikar.
Dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan dari Ibnu Jarir menyebutkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan Nuh as. tepatnya dari garis keturunan Yafith bin Nuh as. Kisah Ya’juj dan Ma’juj berhubungan dengan Zulqarnain, dimana Zulqarnain adalah hamba Allah yang Shaleh yang sering melakukan perjalanan dari Timur ke Barat.
Dinamakan Zulkarnain karena kedua pada kepalanya menggunakan penutup dari tembaga dan membentuk seperti dua tanduk.
Allah SWT berfirman :
{وَحَرَامٌ عَلَى قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا أَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ (95) حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96) وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ (97) }
Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami). Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata), "Aduhai, celakalah kami. Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim." (QS. Al Anbiya: 95-96).
Disebutkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Adam a.s, juga termasuk keturunan Nabi Nuh (yaitu anak-anak Yafis, orang tua bangsa Turki; dan bangsa Turki adalah sebagian kecil dari mereka): Ya'juj dan Ma'juj ditinggalkan di balik tembok penghalang yang dibangun oleh Zul Qarnain.
Sesudah membangunnya Zul Qarnain berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا. وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا}
Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 98-99), hingga akhir ayat.
Kisah tentang kaum Ya'juj dan Ma'juj terdapat dalam ajaran agama Yahudi, ajaran agama Islam, dan Kitab Kejadian umat Kristen. Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitologi dan cerita rakyat di banyak negara, di antaranya adalah legenda rakyat Britania Raya dan Irlandia.
Ya'juj dan Ma'juj berasal dari bahasa Arab. Ya'juj yang berakar kata "ujaaj" (أُجَاجٌ) yang berarti mengering kemudian mengeras, dan satu lagi dari kata "al ajj" (الْأَجُّ) yang artinya ketika musuh datang dengan cepat sekali, sedangkan Ma`juj berasal dari kata "maaja" (مَاجَ) yang berarti goncang. Sedangkan menurut Abu Hatim, ma'juj berasal dari maaja, yaitu kekacauan. ma'juj berasal dari mu'juj, yaitu malaja. Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya'juj dan Ma'juj bukan isim musytaq, melainkan isim 'Ajam dan Laqab (julukan). Setiap dari akar kata ini memiliki kesesuaian dengan sifat kaum Ya`juj dan Ma`juj tersebut.
Menurut para ulama, jadi Ya'juj dan Ma'juj memiliki arti mengering dan mengeras secara natural dan ketika mereka datang dengan cepat serta tergesa-gesa, membuat keadaan goncang kemudian tidak ada orang yang sanggup menghadapi mereka, maka harus lari dari mereka.
Sifat mereka dikatakan sangat keras, kasar, biadab, sombong, gigih, senang berperang, merampok, membunuh, merusak, memperkosa korbannya dan mereka tidak menyukai umat (bangsa) selain mereka sendiri. Kesombongan mereka digambarkan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad, ketika mereka telah berhasil membunuh seluruh penduduk bumi, maka mereka melemparkan anak panah dan tombak keatas awan, kemudian mereka beranggapan bahwa mereka telah berhasil membunuh penduduk langit (para malaikat), karena anak panah dan tombak mereka kembali dengan berlumuran darah.
Ibnu Katsir menerangkan bahwa mereka adalah dari keturunan Adam dari keturunan Nuh, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang diisolir oleh tembok/benteng tinggi yang dibangun oleh Dzul Qarnain.
Magogh bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qianan bin Anusy bin Syits bin Adam.
Ya’juj dan Ma’juj adalah dua bangsa yang sangat besar jumlahnya, perbandingannya adalah 1: 999, antara manusia umumnya dengan Ya'juj dan Ma'juj. Mereka disebutkan sebagai mayoritas penghuni neraka, dan kedua suku ini disebutkan telah ada dekat pada masa Nabi Musa berdakwah.
Abdullah bin ‘Amr berkata bahwa salah seorang dari mereka tidak akan mati kecuali ia telah memiliki keturunan sejumlah seribu atau lebih.
Walaupun mereka dari jenis manusia, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia pada umumnya. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar, sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan seperti air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.
Sebuah lukisan Iran kuno dari abad ke-16, menggambarkan pembangunan sebuah tembok.
Lukisan oleh Qasim dari abad ke-16, diilustrasikan dari Qur'an, manusia membangun tembok untuk menghalangi serangan Ya'juj dan Ma'juj.
Dalam Surah Al-Kahf bahwa Raja Dzul Qarnain, dalam sebuah perjalanannya sampai disuatu tempat di antara dua gunung. Dia menemukan suatu kaum yang tidak dikenali bahasanya. Kaum itu mengadukan kepadanya bahwa ada bahaya mengancam mereka yaitu dari Ya'juj dan Ma'juj dan mereka meminta untuk membangun tembok yang dapat melindungi mereka dari kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kemudian Dzul Qarnain memenuhi permintaan mereka.
Menurut Al-Qur'an Ya'juj dan Ma'juj diisolasi di antara dua gunung oleh pasukan Dzul Qarnain beserta kaum yang terpencil yang meminta bantuan kepadanya. Mereka meminta Dzul Qarnain untuk membuat dinding pembatas, agar kedua suku tersebut tidak keluar dan membuat kekacauan kembali, namun pada akhirnya mereka akan berhasil keluar dari dinding pembatas itu.
ASIA BARAT
Menurut Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Ya'juj Ma'juj berada di belakang pegunungan Qoqaz (Kaukasus). Memang ada yang berpendapat bahwa pegunungan inilah yang merupakan benteng dimaksud. Deretan pegunungan ini memanjang tanpa celah dari laut Hitam hingga laut Kaspia sepanjang lebih dari 1.200 km. Kecuali pada bagian kecil dan sempit yang disebut celah Darial (terletak di negara Georgia) sepanjang kurang lebih 100 meter. Pada bagian celah itulah diduga penghalang dari Ya`juj dan Ma`juj itu dibangun.
Ada juga yang menyatakan, keberadaan tembok tersebut telah tenggelam dan sampai saat ini berada di Azerbaijan dan Armenia, tepatnya di pegunungan yang sangat tinggi serta keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam ataupun Rusia, terletak di Republik Georgia.
ASIA TENGAH
Menurut Al-Lajnah Ad-Da`imah, mereka tinggal di benua Asia bagian utara Cina. Sedangkan menurut Syaikh bin Baz berkata mengenai lokasi, dia menjawab mereka ada di arah timur dan mereka adalah Bangsa At-Turk (Mongol) adalah termasuk kedalam bangsa itu juga.
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menuliskan bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan kordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama Buzghol-Khana dalam bahasa Turki, orang Arabnya menyebutnya dengan nama Bab al Hadid, sedangkan Persia menyebutnya Dar-i-Ahani, dan Cina menamakannya Tie-Men-Kuan yang semuanya memiliki arti Pintu Gerbang Besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India pada abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada sebuah danau yang dinamakan Iskandarkul. Sallam, salah seorang staff peneliti dari kekhalifahan Abassiah yang dipimpin oleh al-Watsiq Billah dan Ibnu Bathuthah menyatakan hal yang sama bahwa lokasi ini diberada di Asia Tengah.
Pada tahun 842 Kekhalifahan Abbasiyah, al-Watsiq Billah, bermimpi bahwa dinding pembatas yang mengurung kedua suku itu hancur, karena mimpi itulah ia mengutus sebuah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Sallam salah seorang staff peneliti ke gerbang besi tadi, untuk mengetahui keadaan dinding itu dan lokasinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Disebutkan dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Kisah lain menyebutkan Sallam melihat pegunungan yang terpisah oleh lembah. Luas lembah sekitar 150 meter dan lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter. Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj dan Ma’juj itu.
Ya'juj dan Ma'juj sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada Dzul Qarnain. Dzul Qarnain kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi. Menjelang kiamat nanti, pintu gerbang itu akan berhasil dijebol oleh mereka, kemudian mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai mereka bertemu dengan Nabi Isa al-Masih dan umatnya.
Dalam bukunya al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj dan Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Ibnu Bathuthah menuturkan dalam Kitab Rahlat Ibnu Bathuthah pegunungan Ya’juj dan Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut China adalah daerah-daerah Rusia.
Dalam versi lain, disebutkan para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai Bab al-Hadid (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan Jerman Slade Verger. Arkeolog Spanyol, Klapigeo, pada 1403 M, pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng.
Bab al Hadid adalah jalan penghubung antara Samarkand dan India. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ الْمَعْنَى وَاحِدٌ وَاللَّفْظُ لِابْنِ بَشَّارٍ قَالُوا حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي رَافِعٍ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السَّدِّ قَالَ يَحْفِرُونَهُ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى إِذَا كَادُوا يَخْرِقُونَهُ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا فَيُعِيدُهُ اللَّهُ كَأَشَدِّ مَا كَانَ حَتَّى إِذَا بَلَغَ مُدَّتَهُمْ وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَاسْتَثْنَى قَالَ فَيَرْجِعُونَ فَيَجِدُونَهُ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ فَيَخْرِقُونَهُ فَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ فَيَسْتَقُونَ الْمِيَاهَ وَيَفِرُّ النَّاسُ مِنْهُمْ فَيَرْمُونَ بِسِهَامِهِمْ فِي السَّمَاءِ فَتَرْجِعُ مُخَضَّبَةً بِالدِّمَاءِ فَيَقُولُونَ قَهَرْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ وَعَلَوْنَا مَنْ فِي السَّمَاءِ قَسْوَةً وَعُلُوًّا فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي أَقْفَائِهِمْ فَيَهْلِكُونَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ دَوَابَّ الْأَرْضِ تَسْمَنُ وَتَبْطَرُ وَتَشْكَرُ شَكَرًا مِنْ لُحُومِهِمْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِثْلَ هَذَا Artinya :Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar dan lainnya, maknanya sama sedangkan teksnya milik Ibnu Basyar, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Abdul Malik telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Qatadah dari Abu Rafi' dari hadits Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam tentang dinding (yang dibangun Dzulqarnain) beliau bersabda : Setiap hari mereka (Ya`juj dan Ma`juj) menggalinya, sehingga ketika dinding itu hampir mereka menembusnya, pemimpinnya mengatakan : Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari kalian pasti bisa menembusnya! tetapi Allah mengembalikannya seperti semula. dan keesokan harinya, ketika Allah hendak mengutus mereka kepada manusia, pemimpin mereka berkata : Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari kalian akan merobohkannya jika Allah menghendaki ia mengucapkan insya Allah. Beliau bersabda : Pulanglah mereka dan mendapatinya seperti keadaanya semula saat mereka tinggalkan lalu mereka merobohkannya dan menyerang orang-orang, lalu mereka meminum air dan berlarilah orang-orang menghindari mereka, mereka pun melepaskan anak panah ke langit dan seketika itu juga panah tersebut berlumuran darah. Lantas mereka berkata: "Kita telah menaklukan penduduk bumi dan menguasai yang berada di langit secara paksa. Lalu Allah mengirim ulat pada tengkuk mereka, demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangannya, sesungguhnya hewan-hewan bumi menjadi gemuk, gesit dan sangat berterima kasih karena daging-daging mereka. Abu Isa berkata : Hadits ini hasan gharib, kami hanya mengetahuinya dari sanad ini seperti ini.
KEMUNCULAN YA'JUJ DAN MA'JUJ
Ketika pada masanya, Suku Ya'juj dan Ma'juj akan berhasil menghancurkan dinding besi pembatas yang telah dibangun oleh Dzul Qarnain, mereka akan turun dari pegunungan dengan cepat dan tergesa-gesa, mereka sudah tidak sabar untuk membuat kerusakan dimuka bumi. Disebutkan pula bahwa (mereka) orang-orang yang cepat dalam berjalan guna membuat kerusakan.
Ketika mereka berhasil mencapai Danau Tabriyah, Palestina, mereka akan meminum sampai habis air danau tersebut, karena banyaknya populasi mereka, sehingga orang terakhir yang berhasil mencapai danau itu akan berkata, Sungguh dahulu di sini masih ada airnya.
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an disebutkan bahwa Allah memberitahukan kepada Isa akan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka, dan Allah memerintahkan Isa untuk menjauhkan kaum mukminin dari jalan yang ditempuh Ya'juj dan Ma'juj seraya berfirman : Kumpulkan hamba-hamba-Ku ke gunung Ath-Thur. Pada akhirnya mereka tewas setelah Isa memohon pertolongan kepada Allah melalui ulat-ulat yang menyerang semua leher kedua suku tersebut.
Ya'juj dan Ma'juj berjalan dengan cepat untuk membuat kerusakan di muka bumi manusia. Demikianlah gambaran tentang sikap mereka saat keluar dari tembok penjaranya, pendengar dibawa seakan-akan menyaksikan peristiwa tersebut.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Jafar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abdullah ibnu Abu Yazid yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas melihat anak-anak sedang berlari-lari; sebagian dari mereka mengejar sebagian yang lain bermain-main. Lalu Ibnu Abbas berkata, "Seperti itulah Ya'juj dan Ma'juj saat keluar dari temboknya."
Di dalam banyak hadis yang bersumber dari Nabi Saw. banyak disebutkan kisah keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, seperti yang akan dikemukakan berikut ini :
Dalam tafsir akhir surat Al-A'raf telah disebutkan sebuah hadis melalui riwayat Imam Ahmad, dari Hasyim, dari Al-Awwam, dari Jabalah ibnu Suhaim, dari Marsad ibnu Imarah, dari Ibnu Mas'ud r.a, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda bahwa di malam beliau menjalani isra-nya beliau berdua dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa.
Mereka berbincang-bincang tentang hari kiamat, lalu mereka menanyakannya kepada Ibrahim, tetapi Ibrahim menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Mereka menanyakannya kepada Musa dan Musa menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Akhirnya mereka menyerahkan masalahnya kepada Isa, dan Isa berkata, "Tentang waktunya, tiada seorang pun yang mengetahuinya selain hanya Allah. Tetapi menurut apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku, Dajjal kelak akan muncul, sedangkan di tanganku terpegang dua bilah tombak.
Apabila Dajjal melihatku, maka leburlah tubuhnya sebagaimana leburnya timah yang dipanaskan." Isa melanjutkan kisahnya, bahwa Allah membinasakan Dajjal. Manakala Dajjal melihatnya, sehingga sesungguhnya batu-batuan dan pepohonan dapat berbicara, "Hai orang muslim, sesungguhnya di bawahku bersembunyi orang kafir, maka kemarilah dan bunuhlah dia!" Allah membinasakan bala tentara Dajjal, kemudian manusia kembali ke negeri dan tanah airnya masing-masing.
Setelah itu muncullah Ya'juj dan Ma'juj, mereka berdatangan dari semua tempat yang tinggi dengan cepatnya, lalu menginjak-injak negeri manusia. Tidak sekali-kali mereka mendatangi sesuatu tempat, melainkan mereka binasakan tempat itu. Dan tidak sekali-kali mereka melewati sumber air, melainkan mereka meminumnya sampai kering.
Nabi Isa as melanjutkan kisahnya, "Setelah itu manusia kembali ke negerinya masing-masing (bersembunyi) untuk menghindari kejahatan Ya-juj dan Ma-juj. Mereka mengadu kepadaku tentang kejahatan Ya-juj dan Ma-juj, maka aku berdoa kepada Allah untuk kebinasaan Ya-juj dan Ma-juj. Akhirnya Allah membinasakan mereka dan menumpas habis mereka sehingga bumi ini cemar berat karena bangkai mereka yang baunya sangat busuk. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat yang menyapu bersih semua bangkai mereka, lalu menghanyutkannya ke laut.
Nabi Isa as mengatakan bahwa menurut apa yang dijanjikan oleh Tuhannya kepadanya, bilamana masa itu telah berlalu, maka kejadian hari kiamat sama dengan seorang wanita yang telah mengandung tua, keluarganya tidak mengetahui bilakah si wanita itu memberikan kejutan kepada mereka dengan kelahiran seorang bayi, apakah di malam hari ataukah di siang hari?
Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Basysyar, dari Yazid ibnu Harun, dari Al-Awwam ibnu Hausyab dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal; tetapi ada tambahannya, yaitu Al-Awwam mengatakan bahwa hal yang membenarkannya berada di dalam Kitabulldh melalui firman-Nya: Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96)
Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Ma'mar, dari banyak orang, dari Humaid ibnu Hilal, dari Abus Saif yang mengatakan, Ka'b pernah mengatakan bahwa bilamana akan tiba saat keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, mereka melubangi tembok itu dengan kapak (peralatan) yang mereka miliki, sehingga orang-orang yang tinggal di balik tembok itu dapat mendengar suara kapak mereka.
Bilamana hari telah petang dan malam akan tiba, maka Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka (Ya-juj dan Ma-juj) berbicara, "Kita datang lagi besok untuk meneruskannya." Pada keesokan harinya mereka berangkat menuju ke tembok itu, dan mereka menjumpai tembok itu telah diutuhkan kembali oleh Allah seperti semula sebelum dilubangi. Maka mereka menggali (melubanginya) kembali sehingga manusia yang tinggal di balik tembok mereka dapat mendengar suara kapak mereka. Bilamana malam tiba, Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka mengatakan, "Kita akan ulangi lagi galian ini besok, insya Allah."
Pada keesokan harinya mereka datang, dan ternyata mereka menjumpainya dalam keadaan seperti mereka tinggalkan kemarin (berkat perkataan insya Allah mereka, pent.) Mereka meneruskan pekerjaannya sehingga tembok itu dapat mereka jebol, dan mereka keluar dari tembok itu. Gelombang pertama dari mereka melewati sebuah danau, maka mereka meminum air danau itu sampai kering. Kemudian gelombang kedua keluar, lalu mereka menjilati lumpur danau itu. Gelombang ketiga keluar dan melewati tempat danau itu, lalu mereka berkata, "Dahulu di sini pernah ada airnya." Manusia lari dari mereka, tiada sesuatu pun yang dapat menahan serbuan mereka.
Kemudian mereka (Ya-juj dan Ma-juj) mengarahkan anak panahnya ke langit, lalu melepaskannya dan anak-anak panah mereka kembali ke bumi dalam keadaan berlumuran darah. Mereka berkata, "Kita telah kalahkan penduduk bumi dan penduduk langit."
Maka Nabi Isa a.s. mendoakan kebinasaan mereka seraya mengatakan dalam doanya, "Ya Allah, tiada kekuatan dan tiada upaya bagi kami untuk menghadapi mereka, maka lindungilah kami dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki." Lalu Allah menimpakan kepada mereka wabah penyakit ulat yang dikenal dengan nama 'ulat penyakit unta'. Wabah itu menggerogoti tengkuk mereka hingga mereka binasa semuanya. Lalu Allah mengirimkan burung-burung yang membawa bangkai mereka dengan paruh dan cakarnya, kemudian melemparkan mereka ke laut.
Setelah itu Allah mengirimkan hujan yang diberi nama 'hujan kehidupan'. Dengan hujan itu Allah membersihkan bumi dan menjadikannya mengeluarkan tetumbuhannya kembali, sehingga satu buah delima dapat mengenyangkan seisi rumah. Ketika ditanyakan kepada Ka'b apa yang dimaksud dengan seisi rumah, Ka'b menjawab satu keluarga.
Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa ketika manusia dalam keadaan hidup makmur seperti itu, tiba-tiba terdengarlah suara yang meminta tolong, menyerukan bahwa Zus Suwaiqataini (bangsa yang berbetis panjang) sedang merusak Ka'bah.
Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Isa putra Maryam berangkat bersama sejumlah pasukan yang terdiri atas tujuh ratus orang atau antara tujuh ratus sampai delapan ratus orang personel (untuk memerangi Zus Suwaiqataini). Tetapi ketika mereka sampai di tengah perjalanan, Allah mengirimkan angin Yamaniyah yang berbau harum; lalu angin itu mencabut semua roh orang mukmin, sehingga yang tinggal di bumi ini hanyalah orang-orang yang jahatnya saja, mereka hidup bagaikan hewan ternak. Maka saat hari kiamat bila mencapai tahap tersebut sama dengan saat seseorang sedang menunggu kudanya yang akan melahirkan, ia tidak mengetahui jam berapakah kudanya akan melahirkan.
Ka'b mengatakan, "Barang siapa yang mengatakan sesuatu yang lain sesudah ceritaku ini atau sesudah mendapat pengetahuan dariku, maka dia mempertanggungjawabkan perbuatannya."
Kisah ini merupakan kisah yang paling baik dari Ka'b Al-Ahbar, mengingat ada bukti yang menguatkannya dari hadis-hadis yang sahih.
Di dalam hadis telah disebutkan bahwa Isa putra Maryam melakukan ibadah haji di Baitullah Al-'Atiq.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عُتبَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ليُحَجَّنَّ هَذَا الْبَيْتَ، وليُعْتَمَرنّ بَعْدَ خروج يأجوج ومأجوج"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Imran, dari Qatadah, dari Abdullah ibnu Abu Atabah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya dia (Isa putra Maryam) benar-benar akan melakukan haji di Baitullah dan sesungguhnya dia benar-benar akan berumrah sesudah munculnya Ya'juj dan Ma'juj.
Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini secara tunggal.
KEMUNCULAN YA'JUJ DAN MA'JUJ
Semakin dekatnya hari kiamat salah satunya ditandai dengan kemunculan Ya'juj dan Ma'juj. Dalam Alquran Surah al-Kahfi ayat 94 diyatakan, keduanya adalah kaum yang suka berbuat kerusakan di muka bumi. Ya'juj dan Ma'juj merupakan dua istilah yang selalu disebut bersamaan.
Kedua istilah tersebut dapat ditemukan dalam Alquran, hadis, dan juga kitab-kitab suci terdahulu.
Sampai hari ini, suku bangsa yang disebut Ya'juj dan Ma'juj masih menimbulkan perdebatan. Ada yang menyebut mereka sebagai bangsa Tartar, Mongol, Cina, dan sebagainya. Ada pula yang menganggap Ya'juj dan Ma'juj sebagai nenek moyang bangsa Turki. Namun demikian, identitas mereka sesungguhnya hanya Allah SWT yang tahu. Ibnu Katsir menerangkan, Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Adam AS. Silsilah mereka dikatakan berasal dari keturunan Yafits bin Nuh AS. Dalam Alquran dikisahkan, Ya'juj dan Ma'juj diisolasi oleh tembok atau benteng logam yang dibangun Zulkarnain.
Meski mereka masih berasal dari jenis manusia, Ya'juj dan Ma'juj mempunyai ciri khas yang membuat mereka tampak berbeda dari manusia pada umumnya. Dalam satu hadis Nabi SAW disebutkan, Ya'juj dan Ma'juj memiliki muka yang lebar, mata yang kecil (sipit), dan warna putih di rambut atas mereka. Bentuk wajah mereka dikatakan mirip perisai (HR Imam Ahmad). Mereka juga nyaris tidak memiliki kemampuan untuk memahami bahasa atau perkataan yang dituturkan manusia.
Ketika pada masanya, Ya'juj dan Ma'juj akan berhasil menghancurkan dinding besi pembatas yang telah dibangun oleh Zulkarnain. Mereka akan turun dari pegunungan dengan cepat dan tergesa-gesa karena sudah tidak sabar untuk membuat kerusakan di muka bumi. Syekh Ibnu Baz rahimahullah dalam kitab kumpulan fatwanya menuliskan, Ya'juj dan Ma'juj akan muncul di akhir zaman, yaitu setelah keluarnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa bin Maryam AS.
Jumlah Ya'juj dan Ma'juj juga terbilang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari tempat persembunyiannya, seakan-akan terlihat seperti air bah yang mengalir. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disiratkan bahwa populasi manusia biasa dibandingkan Ya'juj dan Ma'juj adalah 1:999 (satu berbanding sembilan ratus sembilan puluh sembilan).
Sementara, hadis yang diriwayatkan oleh an-Nuwas RA mengungkapkan, ketika Allah SWT mengeluarkan Ya'juj dan Ma'juj dari tempat persembunyiannya, mereka segera turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Selanjutnya, gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati Danau Thabariyah dan kemudian meminum habis semua air dalam danau tersebut (HR Muslim 2937/110, at-Tirmidzi 2240 Abu Dawud 4321, Ibnu Majah 4075).
Allah SWT berfirman, "Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) sudah dekat kedatangan janji yang benar (kiamat), tiba-tiba terbelalaklah mata orang kafir. (Mereka berkata): 'Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian mengenai ini, bahkan kami adalah orang yang zalim'," (QS: al-Anbiya [21]: 96-97).
Lepasnya Ya'juj dan Ma'juj dari tempat persembunyian mereka merupakan salah satu tanda semakin dekatnya hari kiamat. Ketika mereka menguasai dunia, tidak ada yang sanggup menghentikan mereka, termasuk kaum Muslimin yang pada saat itu hidup bersama Nabi Isa AS.
Untuk menghancurkan Ya'juj dan Ma'juj, Allah SWT mengirim sejenis ulat untuk menyerang leher mereka sehingga menyebabkan mereka binasa. Mayat-mayat mereka lantas bergelimpangan dan bau busuk menyengat. Untuk membersihkan itu semua, Allah SWT lalu mengirim burung-burung untuk mengangkuti mayat-mayat tersebut, serta mengirim hujan untuk membersihkannya.