Cenayang
Cenayang
adalah (ce.na /arkn) dukun (pawang) yg dapat berhubungan dengan makhluk halus. Kemampuan
cenayang adalah mendapatkan informasi, energi, atau kekuatan di dalam kesadaran
kosmik, serta kemampuan untuk memanfaatkan informasi, energi, atau kekuatan
yang telah diperoleh.
Makhluk
gaib, yang disebut juga makhluk halus, makhluk yang tak kasatmata, atau makhluk
astral adalah istilah yang digunakan untuk menyebut makhluk hidup yang
eksistensinya tidak dapat dijangkau oleh pancaindra manusia. Kata makhluk
berasal dari kata bahasa Arab yang berarti yang diciptakan dan Ghaib yang
artinya tidak tampak. Sehingga ghaib disini maksudnya adalah apabila dilihat
dari sudut pandang (indra) Manusia terhadap makhluk-makhluk tersebut.
Menurut pandangan Agama
Agama Islam
Di
dalam akidah Islam istilah ghaib mencakup banyak hal seperti kematian, rejeki,
jodoh, ruh manusia, hari kiamat, Surga, dll. Beriman kepada yang ghaib adalah
salah satu ciri muslim yang bertakwa.Termasuk kedalam hal ghaib adalah makhluk
(ciptaan) yang tidak dapat dijangkau indra manusia seperti dari bangsa Malaikat
dan Jin.
Di
dalam keyakinan Islam dinyatakan keberadaan makhluk-makhluk ghaib tersebut,
bahkan sebelum manusia pertama diciptakan, makhluk dari kalangan jin telah
terlebih dahulu menghuni bumi. Akan tetapi dikarenakan perbuatannya yang
merusak, sebagian besar dari golongan Jin tersebut dihancurkan oleh para
Malaikat bersama Iblis (yang sebenarnya juga dari golongan Jin[4]). Kemudian
Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di bumi, yang dikemudian waktu
Manusia dan Jin hidup berdampingan di bumi bersama hewan, tumbuhan, dan benda.
Makhluk ghaib
Karateristik
Makhluk ghaib dan perbandingannya dengan Manusia, diantaranya :
1.
Malaikat
diciptakan sebelum Jin, dan Jin diciptakan sebelum Manusia.
2.
Malaikat
diciptakan dari cahaya, Jin dari Api, dan Manusia dari tanah, ketiganya
memiliki jasad (jasmani).
3.
Malaikat,
Jin, dan Manusia sama-sama berakal, memiliki tingkatan, kedudukan, ilmu dan
amalan yang berbeda-beda dan bertingkat-tingkat.
4.
Malaikat
tidak memiki syahwat, tidak berjenis kelamin, tidak makan, sedangkan Jin dan
Manusia sama-sama memiliki syahwat, berjenis kelamin, makan dan minum,
berkeluarga, bereproduksi, bekerja dan istirahat, dll.
5.
Malaikat
memiliki kekuatan fisik dan kecepatan yang jauh lebih kuat daripada Jin,
sedangkan Jin lebih kuat daripada manusia. Jin mampu terbang hanya sebatas
langit dunia sementara Malaikat sampai ke Surga. Mampu mengerjakan sesuatu yang
dianggap besar oleh manusia dalam waktu singkat, kurang dari semalam atau
sekejap mata misalnya membangun bangunan atau pola raksasa di ladang).
6.
Para
Malaikat lebih utama dari para jin baik dari sisi penciptaan, bentuk, perbuatan
maupun keadaan.
7.
Populasi
Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak melebihi jumlah Jin, Manusia dan
Hewan.
8.
Malaikat
diciptakan dengan tabiat selalu taat dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah
dan disifati dengan sifat-sifat yang terpuji. Sedangkan Jin dan Manusia
diberikan pilihan dan kehendak (free will) untuk taat atau ingkar. Jin
sebagaimana Manusia diperintakan untuk menjalankan syariat Agama mengikuti nabi
yang diutus, sehingga didapati ada Jin yang muslim, kafir juga atheis, ada yang
baik dan ada yang jahat.
9.
Komunitas
Jin serupa dengan Manusia, memiliki bahasa dan negara masing-masing, memiliki
Raja dan bawahan, memiliki teknologi dan bangunan-bangunan.
10. Para
Malaikat tinggal di langit, sementara Jin dan Manusia di bumi.
11. Jin
seperti Manusia merasakan sakit, takut, kuat, lemah, lahir dan mati. Malaikat,
Jin dan Manusia akan mengalami kematian, Malaikat peniup Sangkakala adalah yang
paling akhir mati dihari kiamat, dan juga yang pertama kali dibangkitkan dari
kematiannya untuk meniup kembali sangsakala pada tiupan kebangkitan bagi makhluk
yang lain. Bagi Jin dan Manusia akan dihitung (hisab) amal perbuatannya dikala
hidup di dunia, yang beriman masuk surga yang ingkar ke neraka.
12. Malaikat,
Jin dan Manusia tidak mengetahui perkara ghaib, seperti ajalnya, masa depan,
hari kiamat, dll.
13.Para
Nabi dan Rasul seluruhnya dari bangsa Manusia, bukan dari kalangan Jin dan
Malaikat.
Interaksi Makhluk ghaib dengan Manusia
Para
Malaikat bertugas mengurusi urusan Manusia, Jin, Hewan dan apa saja yang
diperintahkan padanya.
Setiap Manusia memiliki Qarin, yaitu pendamping dari kalangan Jin dan Malaikat
Malaikat
mampu melihat Jin disetiap waktu, sedangkan Jin tidak dapat melihat mereka
kecuali setelah Malaikat tersebut berubah menjadi bentuk lain (shapesifhting)
yang dapat dijangkau oleh indra Jin. Sedangkan Manusia tidak dapat melihat
Malaikat dan Jin dalam bentuk asli mereka kecuali mereka berubah menjadi bentuk
yang dapat dijangkau Indra manusia, seperti berubah menjadi Hewan, suara,
cahaya, api, Hantu, Benda terbang tak dikenal, bahkan meniru rupa manusia
(doppleganger) yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, dalam alam nyata
maupun alam mimpi. Keledai dan Anjing mampu melihat bentuk asli Jin di malam
hari.
Jin
mampu menzalimi, mencuri harta, membalas dendam, menculik, dan membunuh
manusia, sebagaimana manusia juga bisa menyakiti dan membunuh Jin. Jin menjadi
lebih lemah ketika menampakkan diri sehingga manusia dapat melihatnya, yang
berarti juga dapat memukulnya, bahkan membunuhnya.
Kesalahan
pemahaman
Di
dalam aqidah Islam tidak dikenal adanya Roh gentayangan, Arwah penasaran maupun
indra keenam. Diyakini bahwa setelah perginya para pelayat, mayit di dalam
kuburnya akan ditanyai Tiga pertanyaan Kubur oleh malaikat, manusia yang jahat
mengalami siksa kubur, sedangkan yang baik mengalami nikmat kubur.
Roh
orang yang telah meninggal tetap berada di dalam kuburnya menanti datangnya
hari kebangkitan. Hal ini kadang kala dimanfaatkan oleh Jin untuk meniru wujud
si mayit untuk mengambil keuntungan ataupun sekadar mempermainkan manusia.
Begitu pula tentang Indra keenam, bahwasanya Jin tidak dapat dilihat manusia
kecuali Jin tersebut sendiri yang menampakkan dirinya. Hanya saja Jin melihat
dan memilih orang-orang tertentu untuk dia tampaki, kadang secara reguler.
Tujuannya supaya manusia mengira dan meyakini bahwa dia mampu melihat hal ghaib
dan mulai menyatakan kepada khalayak bahwa dia mampu mengetahui hal ghaib. Pada
akhirnya Jin akan berkomunikasi dengan manusia tersebut dan menipunya, mengaku
sebagai arwah orang yang telah mati, atau menawarkan manusia tersebut mencari
harta, atau bahkan mengajak kepada perdukunan dan kesyirikan (seperti berkurban
binatang untuk selain Allah sebagai syarat terpenuhi hajatnya), dll.