Asu Gedhe Menang Kerahe
ꦄꦱꦸꦒꦼꦣꦼꦩꦼꦤꦁꦏꦼꦫꦲꦺ
Asu gedhe menang kerahe yaiku wong kuwasa yen upakara karo wong cilik padhatan menang senajan wong kuwasa iku kudune kalah jalaran luput.
Asu gedhe menang kerahe. Paribasan iku tegese wong kang dhuwur pangkate methi bae gedhe panguwasane
Asu gede menang menang karahe
Asu Gedhe Menang Kerahe sing tegese Wong kang dhuwur pangkaye, mesthi bae luwih gedhe panguwasan. Senajan ngelakoni kesalahan sing gedhe nek pangkat e dhuwur lan dhuwit e akeh hokum isa dituku. Senajan wong cilik ngelakoni salah cilik o kaya apa pancet wae dihukum.
Asu Gedhe Menang Kerahe adalah peribahasa dalam bahasa jawa, yang dalam bahasa indonesia dapat diartikan Ajing besar selalu menang dalam perkelahian. Asu gedhe menang kerahe dapat dimaknai orang yang memiliki pangkat / kedudukan tinggi tentu akan menang dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pangkat / kedudukan. Dengan kata lain asu gedhe menang kerahe dapat diartikan orang yang mempunyai pangkat dan kedudukan yang lebih tinggi pasti akan selalu menang dalam berperkara.
Asu Gedhe Menang Kerahe adalah peribahasa Jawa (paribasan) yang artinya orang yang merasa besar dan kuat merasa menang dan suaranya harus didengarkan oleh yang lemah.
Asu Gedhe Menang Kerahe (bahasa Indonesia adalah Anjing Besar Menang Berkelahinya) merupakan peribahasa jawa yang artinya bahwa orang yang memiliki jabatan/pangkat/kedudukan/kasta tinggi akan selalu menang dalam suatu perkara/permasalahan apapun. Peribahasa "Asu Gede Menang Kerahe" seringnya tertuju pada seseorang atasan/pimpinan/ketua/bos/juragan/majikan/jutawan yang memperlakukan anak buahnya dan/atau kaum lemah dengan sewenang-wenang. Jadi, kalimat "Asu Gedhe" dijadikan kiasan simbol "Anjing Besar" yang penuh dengan sifat keserakahan, buas, sombong, licik, pemarah, dan kegalakannya.
Contohnya :
1. Urusan Hukum Meja Hijau pun bisa berubah warna ketika dipakai untuk sidang kasus antara rakyat kecil melawan pejabat
2. Perdagangan Pedagang dengan modal besar yang mempermainkan harga sehingga pedagang kecil menjadi kocar-kacir.
3. Keilmuan Orang pintar memlintir kata-kata untuk membodohi orang yang belum pandai
4. Penguasa mempermainkan serta memainkan hukum, UU, aturan pemerintah, negara dan bangsa.
Imajiner Nuswantoro