Sejarah Tanah Jawa
Sejarah panjang tanah jawa telah tercatat dalam Weda / Serat Pranitiradya dan Serat Pranitiwakya yang ditulis pada jaman Prabu Sri Maharaja Mapanji Jayabaya (raja ketiga Panjalu) putra dari Prabu Bameswara Salakabhuwanatustikirana Sarwaniwaryawirya Parakramadigdayotunggadewa, cucu dari Prabu Sri Jayawarsa (pendiri Panjalu), cicit dari Prabu Airlangga (raja tunggal Medang Koripan) abad ke-10 M.
Isi dari kedua catatan tersebut mengenai 3 jaman besar tanah jawa yaitu :
1. Jaman Kaliswara, dimulai sejak masuknya pendatang dari tanah Keling, sadakeling, benggala, siam ke tanah jawa dan pemerintahan baru awal tanah jawa pada tahun 1 Candasengkala (±577 SM) hingga tahun 655 Candrasengkala (±76 M) atau ditandai masa Prabu Kresnadwipayana (Resi Abiyasa) naik tahta di Hastinapura (jawa tengah). Jaman Kaliswara tidak ada kerajaan yang membuat prasasti.
2. Jaman Kaliyoga, dimulai sejak masa pemerintahan Prabu Kresnadwipayana hingga akhir jaman Majapahit runtuh (±76 M - 1478 M), jaman Kaliyoga adalah jaman banyaknya perselisihan, peperangan antar kerajaan seputar jawa. Di jaman ini banyak kerajaan membuat prasasti.
3. Jaman Kalisengara, dimulai sejak berdirinya kerajaan Demak hingga saat ini dan masa mendatang pada tahun 2200 Tahun Surya atau kurang lebih tahun 2400an Masehi sebagai akhir usia tanah jawa. Jaman Kalisengara merupakan jaman ketika bangsa jawa banyak menghadapi tantangan dari negeri asing yang bukan serumpun bangsa asia tenggara. Antara lain bangsa eropa, jepang, amerika dan lain².
Semua catatan induk kerajaan dari awal hingga saat masa pemerintahan Prabu Sri Mapanji Jayabaya sudah tertulis, sedangkan setelah atau sepeninggal Prabu Jayabaya ditulis dalam bentuk perhitungan jaman atau sering disebut "Jangka Jayabaya".
Imajiner Nuswantoro