Tujuh Mauidzoh Syaikh Mahrus Ali Lirboyo Kediri
Secara bahasa harfiah, mauidhoh hasanah berasal dari kata mauidhoh yang berarti nasihat dan hasanah yang berarti kebaikan. Maka, mauidhoh hasanah adalah metode dakwah yang dilakukan oleh penceramah dengan memberikan nasihat atau arahan baik kepada jamaahnya.
Mau'idzoh hasanah adalah memberi nasehat dan memberi ingat (memperingati) kepada orang lain dengan bahasa yang baik yang dapat mengunggah hatinya sehingga pendengar mau menerima nasehat tersebut.
Islam mengenal metode dakwah mauidhoh hasanah untuk menyampaikan pesan kepada umat manusia. Dakwah mauidzoh hasanah secara umum bertujuan dapat memberi arahan, nasihat, saran, bimbingan, pengajaran dan penerapan dalam kehidupan sehingga santri dapat mengamalkan perilaku bergama dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan tentang hal tersebut telah dijelaskan dalam surat An-nahl ayat 125 :
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Tujuh Mauidzoh Syaikh Mahrus Ali Lirboyo :
1. Orang berumah tangga kalau ingin sukses itu kuncinya menghormati istri.
2. Orang kalau Ingin hidup mulia hormati orang tua, khususnya ibu.
3. Ingat kalau kamu jadi pemimpin, Tolong hindari 2 masalah :
Pertama, jangan sampai kamu mata duitan.
Kedua, jangan sampai kamu tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini insyaallah kamu bakal selamat.
4. Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 th dan Nabi Nuh sukses dalam waktu 900 th. Tetapi di dalam Al-Qur'an yang disebut ulul 'azmi adalah Nabi Nuh. Ini menunjukan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid.
5. Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadlohi dengan yang tidak di riyadlohi itu hasilnya beda. Riyadloh yang paling utama adalah istiqomah.
6. Dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, Diakhirat tidak dapat bagian apa-apa.
7. Ngajarlah Ngaji. Kalau nanti kamu tidak bisa makan, ketho'en kupingku.
Penjelasannya Surat An-Nahl ayat 125 :
Berkaca pada dakwah Nabi SAW, menyiarkan ajaran agama Islam tentu tak mudah. Untuk itu, seseorang hendaklah menggunakan cara yang baik agar dapat diterima. Adapun Allah SWT mengabarkan metode yang bisa digunakan untuk berdakwah dalam Al-Qur'an. Pada surat dan ayat berapa?
Surat An-Nahl ayat 125 :
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau'iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan, inna rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa a'lamu bil-muhtadīn
Artinya :
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.
Tafsir Surat Surat An-Nahl ayat 125 :
Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) Jilid 5 menerangkan bila Allah SWT melalui ayat ini coba memberikan pedoman kepada Nabi SAW untuk menyeru umat manusia kepada syariat dan ajaran Islam.
Di mana Surat An-Nahl ayat 125 ini mengandung tiga metode yang bisa dipakai berdakwah:
Hikmah, yakni berdakwah dengan ilmu pengetahuan, dan caranya disesuaikan dengan situasi serta kondisi umat agar dipahami.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Usai menyebut keteladanan Nabi Ibrahim sebagai imam, nabi, dan rasul, dan meminta Nabi Muhammad untuk mengikutinya, pada ayat ini Allah meminta beliau menyeru manusia ke jalan Allah dengan cara yang baik, “Wahai Nabi Muhammad, seru dan ajak-lah manusia kepada jalan yang sesuai tuntunan Tuhanmu, yaitu Islam, dengan hikmah, yaitu tegas, benar, serta bijak, dan dengan pengajaran yang baik. Dan berdebatlah dengan mereka, yaitu siapa pun yang menolak, menentang, atau meragukan seruanmu, dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Yang Maha Memberi petunjuk dan bimbingan, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dan menyimpang dari jalan-Nya, dan Dialah pula yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk dan berada di jalan yang benar.”
M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menyatakan bila strategi hikmah cocok digunakan untuk mengajak terhadap para ilmuwan atau cendekiawan yang punya pengetahuan tinggi. Di mana perlu diajak berdiskusi atau beridalog dengan pembicaraan yang sesuai tingkat kepandaian mereka.
Pengajaran yang baik (mau'izah hasanah). Yang mana dalam meyeru manusia hendaklah seorang pendakwah menggunakan bahasa yang lembut, sopan santun, juga menyejukkan, sehingga orang yang mendengarnya senang.
Tidak dianjurkan untuk berdakwah dengan kata-kata kasar, penuh cacian, serta ancaman supaya tidak memunculkan kekhawatiran dan ketakutan dalam pikiran dan jiwa pendengarnya.
Metode mau'izah dapat ditujukan kepada masyarakat awam dengan memberikan nasihat, kisah berisi teladan serta analogi yang menyentuh pikiran dan jiwa sesuai dengan pengetahuan mereka yang sederhana.
Berdebat atau berdiskusi. Perdebatan yang disarankan juga mesti dengan argumen, dalil-dalil dan ilmu yang berdasar, juga tidak memakai bahasa kasar atau hujatan sehingga bisa terhindar dari perselisihan.
Cara ini bisa digunakan untuk berdakwah kepada pemuka atau penganut agama lain menurut M. Quraish Shihab, dengan pemikiran dan bahasa penyampaian yang santun, dan tanpa kekerasan.
Pada akhir ayat, Tafsir Kemenag juga menjelaskan bila para pendakwah telah berusaha sekuat tenaga dalam menyebarkan ajaran Islam kepada umat manusia, hendaklah mereka mengembalikannya lagi kepada Allah SWT.
Maksudnya, Dialah yang membolak balikan hati seseorang, juga Dia yang menganugerahkan nikmat berupa keimanan. Orang yang berdakwah, hanya bisa mengajarkan dan mengingatkan, tidak boleh memaksa.
Sementara Allah lah yang mengizinkan hati manusia, siapa saja yang bisa menerima hidayah, dan siapa saja yang tidak.
Imajiner Nuswantoro



