DIPUJI JANGAN TERBANG DIHINA JANGAN TUMBANG
Dipuji jangan terbang, dihina jangan tumbang, berusahalah bangkit dari keterpurukan, karena kegemilangan akan datang setelah kita jatuh dan tetap bangkit.
Selalu ingat dengan peribahasa petuah.
Dipuji jangan terbang, Dan dihina jangan terbang artinya Banyak orang ngerasa putus asa, hanya karena dirinya disiksa. Dan ingat jangan terlalu bangga dengan pujian, karena nyamuk mati hanya dengan sebuah tepukkan.
Bagaimana cara kita untuk mencapai sebuah kesuksesan, bagaimana cara kita untuk terus bangkit walaupun kita berkali-kali harus jatuh dan gagal.
Pengalaman dan alam mengajarkan kita arti dari sebuah kegagalan terlebih dahulu sebelum kita mencapai sebuah kesuksesan, selama perjalanan menuju kesuksesan kita mungkin akan dihadapi dengan berbagai hinaan dari orang-orang yang berada di sekitar kita, oleh karena itu ketika seseorang menghina Anda, Anda tidak boleh tumbang, karena ketika Anda tumbang itu berarti Anda telah kalah melawan situasi yang sedang kalian hadapi. Anda akan dipersiapkan untuk menjadi orang yang sukses yang tahan banting ketika dalam situasi apapun. Tidak hanya itu, ketika Anda sukses nanti, anda juga tidak boleh lupa dengan siapa diri Anda sebelumnya.
JANGAN TERKENA DENGAN PUJIAN TIDAK JATUH SAAT DIPUJI
Di zaman sekarang sangat mudah orang memberikan pujian, tapi mudah juga memberikan cacian. Namun, pujian dan cacian keduanya bisa menjadi hal yang harus diwanti-wanti.
Dalam kehidupan figur publik, sangat mudah mendapat pujian ketika image sedang baik dan terus dipandang positif. Akan tetapi, sekali saja melakukan kesalahan, sanjungan itu bisa berubah seketika menjadi cacian atau bully.
Tentu, pujian dan cacian membawa dampak untuk kehidupan tidak hanya figur publik, tapi juga orang biasa. Ada kalanya sanjungan terus datang. Tapi, sanjungan itu bisa berubah dengan mudah menjadi cacian jika melakukan sedikit saja kesalahan.
Dalam ungkapan peribahasa, jangan terbang saat mendapat pujian, tapi tidak tumbang saat dicaci.
Keduanya mana yang lebih penting dalam hidup, berikut adalah penjelasan :
Bagi orang beriman dipuji tidak terbang dicaci tidak tumbang. Karena yang paling penting bagi dirinya adalah penilaian Allah SWT.
Makanya kata Ali bin Abi Thalib ada nasihat yang luar biasa.
"Jangan sibuk menceritakan tentang dirimu kepada orang lain. Kenapa? Yang menyukaimu tidak butuh itu, yang membencimu tidak percaya dengan itu."
Kita tidak bisa menahan sikap orang kepada kita. Yang bisa kita tahan adalah sikap kita kepada orang lain.
Lisan kita tak akan kuasa dan mampu untuk memberhentikan orang bicara tentang kita.
Yang bisa kita lakukan adalah apa ? Angkat kedua telapak tangan kita, mengadu kepada Allah, "Ya Allah hamba dicaci, dimaki, dihina. Tapi aku percaya ya Allah hanya engkau yang paling tahu tentang isi hati hamba ya Allah."
KEMBALIKAN KEPADA ALLAH
Pujian dan cacian semua penting dan seimbang dalam pengejawantahan dalam kehidupan sehari-hari.
Dua-duanya sama saja. Dipuji tidak terbang. Dicaci tidak tumbang. Karena keduanya sama. Hanyalah penilaian manusia.
"Karena sungguh, yang paling penting dalam hidup adalah penilaian Allah semata"
Jangan silau dengan pujian. Jangan galau dengan cacian.
Semua manusia memujimu, tidak lantas membuatmu mulia. Semua manusia menghinamu, tidak lantas membuatmu hina.
Teruslah berjalan dalam kebaikan. Karena rahmat dan kasih sayang Allah sangat dekat dengan orang yang senantiasa berbuat kebaikan.
Ya Allah, anugerahkan kepadaku ketenangan dan kelembutan hati dalam rahmat dan kasih sayang-Mu.
DIPUJI JANGAN TERBANG DICELA TIDAK TUMBANG
Dipuji tidak terbang dihina tidak tumbang. Salah satu sifat yang patut dipuji adalah dipuji tak besar kepala, dicela tak kecil hati. Juga tidak terlalu gembira terhadap apa yang didapat demikian pula sebaliknya, tidak terlalu bersedih terhadap kehilangan sesuatu.
Ringkasnya, dipuji tidak terbang, kalau pun dicela, dihina dan diejek juga tidak tumbang. Ini hanya rumus sederhana agar hidup bisa dinikmati, pikiran makin jernih, dan tidak selalu tertekan oleh siapapun juga.
Karena begitulah kehidupan. Engkau akan dicela dan dipuji.
Tapi ketahuilah kawan, bahwa engkau mesti bijak menyikapinya, ketika engkau dicela, jangan bersedih dan berkecil hati, karena celaan manusia itu hanya sebatas dimulutnya saja. Dan begitu juga, ketika engkau dipuji, maka ketahuilah bahwa kita hidup di dunia bukan untuk mengharapkan pujian manusia.
Yang hakiki pujian itu hanya mutlak milik Allah, sebab hanya Dia-lah sang pemilik segala hal. Sementara manusia, hanya bermodal pakai saja, tidak lebih. Pun saat dicela, tak perlu resah, sebab celaan itu hanya bersifat sementara, sakitnya hanya dirasakan jika terlalu dipikirkan.
Dan nasihat untuk kita semua, bahwa kita hanyalah manusia biasa. Mempunyai kekurangan dan kelebihan. Maka kita jangan terlalu memuji seseorang, dan juga jangan terlalu mencelanya. Hargailah seseorang dan perhatikan ucapanmu ketika ingin mencelanya dan ingatlah bahwa kau juga memiliki banyak kekurangan
"Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS At Tagabun: 1)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
يُسَبِّحُ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya :
Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah; milik-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya (pula) segala puji; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tafsirnya :
Apa yang ada di langit, bintang, bulan, matahari, dan seluruh planet; dan demikian juga apa yang ada di bumi, daratan, lautan, gunung, lembah, hewan, dan tumbuh-tumbuhan; seluruhnya senantiasa bertasbih kepada Allah dengan cara masing-masing; milik-Nya semua kerajaan, kekuasaan, dan kewenangan yang tiada terbatas, dan bagi-Nya pula segala puji yang sempurna; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu dengan kekuasaan yang tak terbatas, tetapi tidak sewenang-wenang.