MAKNA WARNA DALAM ISLAM
Warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu. Tergantung kondisi sosial pengamatnya. Kebanyakan orang atau sekelompok orang memaknai warna dengan perspektif masing-masing. Pada umumnya orang akan memilih warna sesuai dengan karakter masing-masing.
Warna memiliki kekuatan untuk menyampaikan dan mengomunikasikan arti dan pesan tanpa menggunakan kata. Selain itu warna juga dapat diaplikasikan sebagai simbolisasi, guna menunjukan ciri khas suatu komunitas tertentu.
Hukum warna dalam Islam adalah mubah alias netral. Ada beberapa warna yang disebutkan dalam Al-Quran, yaitu warna putih dan hijau. Pakaian yang berwarna putih adalah pakaian terbaik. Sampai-sampai dikatakan dalam sabda Nabi Muhammad SAW bahwa pakaian tersebut (putih) yang lebih baik dan lebih bersih. Karena memang seseorang yang mengenakan pakaian ini terlihat indah dan bersih. Juga si pengguna akan senantiasa menjaga bajunya agar tidak terkena kotoran.
Dalil yang menunjukan hal ini adalah hadis riwayat Abu Daud No. 4061. “Pakailah pakaian putih karena pakaian seperti itu adalah sebaik-baik pakaian kalian dan kafanilah mayit dengan kain putih pula.” Begitu pula Nabi Muhammad SAW memberi teladan memakai pakaian putih. Dalam hadis Abu Dzar r.a. disebutkan, “Aku pernah mendatangi Nabi SAW dan beliau dalam keadaan tidur dan ketika itu mengenakan pakaian putih.” (H.R. Muslim No. 94).
Selain putih, warna hijau juga memiliki keistimewaan dalam Islam. Ada banyak perkataan hijau di dalam ayat-ayat Al-Quran dan menjelaskan keadaan penghuni jannah ataupun segala yang ada di sekelilingnya berupa kenikmatan, suasana kesenangan, dan ketenangan jiwa.
Dalam surah Al-Insan: 21 ditegaskan, “Mereka di dalam surga memakai pakaian HIJAU yang terbuat dari sutera halus dan sutera tebal (yang berketat), serta mereka dihiasi dengan gelang-gelang tangan dari perak dan mereka diberi minum oleh Tuhan mereka dengan sejenis minuman (yang lain) yang bersih suci.”
Dipetik dari beberapa ayat Al-Quran yang meletakkan warna hijau pada satu tempat yang mulia dan dipandang indah oleh Allah SWT. Warna hijau merupakan simbol kesejukan dan simbol tumbuh-tumbuhan. Anas bin Malik mengatakan, “warna yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah warna hijau.” Kubah Masjid Nabawi sendiri berwarna hijau. Warna hijau juga mampu menjadikan pandangan mata nyaman.
Selain putih dan hijau, terdapat beberapa warna lain yang memiliki makna dalam Islam. Di antaranya warna hitam, merah, dan kuning. Warna hitam adalah warna gelap. Biasanya warna hitam ini sering digunakan oleh orang-orang, untuk takziah menandakan berduka cita atas meninggalnya seseorang. Dalam pandangan Islam warna hitam adalah warna iblis/setan.
Warna merah dalam bendera Indonesia menyimbolkan keberanian, tapi dalam Islam warna merah adalah simbol api neraka yang membara. Selain itu, warna merah (sebagai awan) bermakna pertanda masuknya salat magrib (di ufuk Barat) dan salat subuh (di ufuk Timur).
Adapun warna kuning adalah simbol api yang kecil, maksudnya api adalah ujung api. Kalau sebagai awan, warna kuning menandakan waktu tengah malam, yaitu waktu yang cocok untuk menunaikan salat tahjjud.
WARNA IDENTIK DENGAN ISLAM
Sebuah identitas kerap dikenali dengan tanda-tanda tertentu. Tanda itu bisa nama, simbol, atau warna. Hal ini tidak hanya berlaku untuk manusia.
Tanda yang dilekatkan pada identitas juga terjadi pada agama, khususnya Islam.
Menurut Ulama Indonesia, KH Nadirsyah Hosen, membuat ulasan menarik mengenai warna yang diidentikkan dengan Islam. Kiai Hosen mengatakan ada yang menanggap hitam adalah warna Islam.
Pandangan ini merujuk pada penggunaan warna hitam pada Kiswah Kabah. Juga pada warna Hajar Aswad.
Ada juga yang menyebut hijau. Warna ini dianggap sebagai warna kesukaan Rasulullah, didasarkan pada hadis riwayat Abu Dawud.
Tetapi, dalam Shahih Muslim malah disebutkan, Rasulullah Muhammad SAW bersabda,
"Kelak Dajjal diikuti Yahudi Isfahan sebanyak 70 ribu, mereka memakai syal warna hijau."
Riwayat lain menyebut Rasul menyukai warna putih. Tetapi, riwayat lain lagi menyatakan Rasul pernah berkhutbah dengan pakaian warna serba hijau, hitam, bahkan merah.
Jadi, menurut pandangan Kiai Hosen, semua warna identik dengan Islam.
WARNA-WARNA DALAM AL-QUR'AN DAN TRADISI ISLAM
Empat warna, yakni hijau (hadroa), kuning (sufrah), merah (hamroa), dan biru (zurqa) dengan atau tanpa variasi warna, tertera dalam Alquran. Jika hijau (hadroa) disebutkan sebanyak sembilan kali, maka kuning (sufrah) dan merah (hamroa) lima kali, dan biru (zurqa) satu kali.
Selain hitam (muswadda) dan putih (baidha), maka hijau (hadroa), kuning (sufrah), merah (hamroa), dan biru (zurqa) adalah warna-warna lainnya yang disebutkan dalam Alquran. Kalau dihitung, setidak-tidaknya warna hijau disebutkan sembilan kali, kuning lima kali, merah lima kali, dan biru satu kali. Secara relatif terperinci, berikut ini surat dan ayat Alquran yang menyebutkan warna-warna tersebut.
HIJAU
Selain salah satu warna sekunder, hijau juga berasal dari campuran dua warna primer (kuning dan biru). Dalam Alquran, setidak-tidaknya warna ini disebutkan sembilan kali.
Surat dan ayat Alquran yang memuat penyebutan warna ini, di antaranya :
- Kesatu, “…maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau.
Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak…” (Q.S. Al-An’aam: 99).
Dalam ayat tersebut, hijau lebih tepatnya menghijau menerangkan warna tanaman.
- Kedua, “…dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering…” (Q.S. Yusuf: 43).
- Ketiga, “…dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering…” (Q.S. Yusuf: 46). Dalam dua ayat tadi, hijau menerangkan warna gandum.
- Keempat, “…dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal…” (Q.S. Al-Kahf: 31). Dalam ayat ini, hijau menjadi predikat warna pakaian.
- Kelima, “Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau…” (Q.S. Al-Hajj: 63). Hijau pada ayat ini menerangkan warna bumi.
- Keenam, “yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau…” (Q.S. Yaasiin: 80). Dalam ayat ini, hijau menerangkan warna kayu.
- Ketujuh, “Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya” (Q.S. Ar-Rahmaan: 64). Dalam ayat ini, istilah hijau menerangkan warna dua surga.
- Kedelapan, “Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah” (Q.S. Ar-Rahmaan: 76). Hijau pada ayat tadi adalah keterangan tentang warna bantal-bantal di surga.
- Kesembilan, “Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal…” (Q.S. Al-Insaan: 21). Pada ayat ini, hijau adalah keterangan tentang warna pakaian sutera halus.
KUNING
Selain merah dan biru, kuning adalah salah satu dari tiga warna primer. Dalam Alquran, setidak-tidaknya warna kuning disebutkan lima kali. Surat dan ayat Alquran yang memuat istilah kuning, di antaranya :
- Kesatu, “Seolah-olah ia iringan unta yang kuning” (Q.S. Al-Mursalat: 33). Dalam ayat ini, kuning menjadi keterangan tentang warna iringan unta.
- Kedua, “…Musa menjawab : “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya…” (Q.S. Al-Baqarah: 69). Dalam ayat ini, kuning menjadi keterangan warna sapi betina.
- Ketiga, “…lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan…” (Q.S. Az-Zumar: 21).
- Keempat, “…kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur…” (Q.S. Al-Hadiid: 20).
- Kelima, “…lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning(kering)…” (Q.S. Ar-Rum: 51). Dalam tiga ayat tadi, istilah kekuning-kuningan dan kuning sama-sama tampak mengilustrasikan keadaan mengering dan kering.
MERAH
Dalam Alquran, setidak-tidaknya Allah SWT menyebut warna merah sebanyak lima kali. Surat dan ayat Alquran yang memuat penyebutan warna merah, di antaranya :
- Kesatu, “Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja” (Q.S. Al-Insyiqaq: 16). Merah pada ayat tersebut merupakan predikat warna cahaya sekaligus memperkuat ilustrasi keadaan cahaya.
- Kedua, “Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak” (Q.S. Ar-Rahman: 37). Dalam ayat ini, merah mawar menerangkan warna langit yang telah terbelah.
- Ketiga, “…Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya…” (Q.S. Fathir: 27). Merah dalam ayat ini adalah predikat warna garis-garis di antara gunung-gunung.
- Keempat, “…Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api…“ (Q.S. Al-Kahf: 96). Merah dalam ayat ini menerangkan warna dan memberi kesan kuat tentang keadaan besi.
- Kelima, “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya…” (Q.S. An-Naḥl: 58). Merah padam dalam ayat tadi bukan hanya menerangkan, tetapi juga mengilustrasikan warna dan keadaan wajah.
BIRU
Selain kuning dan merah, biru termasuk warna primer. Dalam Alquran, warna ini disebutkan Allah SWT sebanyak satu kali, yakni saat menggambarkan warna muka orang-orang berdosa ketika ditiupnya sangkakala (penanda Hari Kiamat).
Surat dan ayat Alquran yang memuat penyebutan warna biru ialah, “…Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram” (Q.S. Thaaha: 102).
Biru muram dalam ayat tadi bukan hanya menerangkan, tetapi juga mengilustrasikan warna dan keadaan wajah.
Dengan demikian, dalam Alquran, hijau, kuning, merah, atau biru bukan semata-mata predikat atau keterangan, melainkan juga menguatkan ilustrasi warna benda atau keadaan alam, warna tumbuhan, warna binatang, atau warna muka manusia, di dunia atau di akhirat.
MENGUNGKAP MAKNA WARNA DALAM ISLAM
Diriwayatkan bahwa nabi Muhammad SAW menyukai warna hijau. Kabah di Mekah, menyimpan Batu Hitam (Hajar Aswad). Kabah juga merupakan kiblat umat Islam dan telah ditutupi dengan kain hitam selama berabad-abad. Putih, di sisi lain, adalah warna kafan pemakaman.
Para ahli tentang sumber-sumber agama Islam menunjukkan bahwa hanya beberapa warna yang disebutkan dalam Alquran. Diantaranya hijau, hitam, putih dan merah. Beberapa ilmuwan mengira bahwa itu adalah efek dari pemandangan yang keras di Semenanjung Arab, sementara yang lain percaya bahwa itu adalah karena sifat asketik nabi Islam, yang selalu berusaha menghindari kemewahan dan hanya mengelilingi dirinya dengan warna-warna dasar dan alami.
Terlepas dari alasan kemunculan warna warni dalam kitab suci itu, selama berabad-abad berikutnya warna-warna yang disebutkan dalam Alquran mendapatkan makna tambahan terkait dengan kebudayaan yang dibangun dinasti Muslim dan peristiwa bersejarah dalam sejarah komunitas Muslim.
ARTI WARNA PENTING DALAM ISLAM
Berikut ini ulasan tentang warna-warna yang diidentikan dengan Islam :
1. Warna Hijau.
Tidak ada keraguan bahwa hijau tradisional adalah warna yang paling penting dalam Islam, dan maknanya memiliki dasar agama dan sejarah.
Pertama, warna muncul dalam Alquran dalam konteks surga yang digambarkan oleh kitab suci Islam sebagai taman hijau yang rimbun yang penuh dengan vegetasi yang subur. Kedua, itu adalah satu-satunya warna yang dikaitkan dengan Muslim selama masa hidup Nabi Muhammad.
Para peneliti berspekulasi bahwa hijau itu seharusnya menjadi karakteristik orang Quraish, suku tempat nabi datang. Sumber juga menyebutkan bahwa hijau seharusnya menjadi warna favoritnya, dan bahwa Muhammad sendiri terlihat mengenakan sorban hijau .
Bukti bahwa hijau mulai dikaitkan dengan Islam sangat awal juga ditemukan di sumber-sumber abad pertengahan lainnya.
Pada (abad ke 7 - 8), warna hijau melambangkan dinasti Umayyah dinasti Muslim pertama yang memerintah hingga 750. Setelah itu, hijau akan diambil alih oleh dinasti Fatimiyah Muslim yang memerintah di Afrika Utara sampai abad ke-12.
Seperti beberapa sejarawan berpendapat, Tentara Salib di Timur Tengah menghindari mengenakan warna hijau agar tidak keliru untuk tentara tentara Muslim. Di Turki Ottoman juga, pemakaian warna hijau terutama serban warna ini disediakan untuk beberapa kepribadian paling terkemuka, terutama yang mengaku terkait dengan Nabi Muhammad. Hingga saat ini, bagi umat Islam di Timur Tengah, hijau dikaitkan dengan keluarga nabi.
Saat ini, hijau juga dianggap sebagai salah satu warna pan-Arab, karenanya keberadaannya pada sebagian besar bendera negara di wilayah tersebut (terlepas dari detail putih, bendera Arab Saudi dan Pakistan benar-benar hijau ). Dalam budaya Arab, hijau melambangkan kehidupan dan kesuburan sampai hari ini.
2. Warna Hitam.
Menariknya, dalam Islam, warna hitam tidak memiliki konotasi negatif. Ini terutama warna yang terkait dengan rasa hormat dan pentingnya. Kain hitam bersulam warna ditutupi oleh al-Ka’bah , yang terletak di tempat suci Mekah utama di mana disimpan dihormati oleh batu hitam Muslim . Dan meskipun bagi banyak orang warna hitam dapat dikaitkan dengan Negara Islam, organisasi ini hanya meminjam warna-warnanya dari pemerintahan dinasti Abbasiyah abad pertengahan di kerajaan Muslim dari abad ke-8 dan tinggal di wilayah Irak saat ini.
Selain itu, hitam adalah warna yang menjadi ciri khas dinasti dan komunitas Syiah. Para ulama Syiah di banyak tempat di seluruh dunia, serta para pemimpin agama dan politik di Iran, mengenakan jubah hitam, yang, menurut para peneliti, seharusnya melambangkan berkabung setelah kematian imam Ali, Hasan dan Hussein, yang sangat mencintai Shiisme. Kelompok sufi juga senang menggunakan warna hitam . Beberapa anggota persaudaraan sufi mengenakan gaun putih (simbol kemurnian jiwa dan pengabdian kepada Tuhan) ditutupi dengan jubah hitam , yang menandakan kesulitan hidup duniawi yang memisahkan para sufi dari penyatuan dengan Tuhan.
Warna hitam juga dapat ditemukan pada sebagian besar bendera negara Arab dan dianggap sebagai salah satu warna pan-Arab. Saat ini, itu juga bisa berarti kesopanan dan dikenakan, misalnya, oleh wanita di masyarakat konservatif.
3. Warna Putih.
Seperti di banyak budaya lain, bagi umat Islam warna putih melambangkan kesucian dan kesederhanaan. Sumber-sumber kepercayaan Muslim menyebutkan bahwa karena pentingnya, itu juga warna yang dicintai oleh Nabi Muhammad.
Umat Islam yang setia mengenakan pakaian putih bersih saat berziarah ke Mekah. Selain itu, kain kafan di mana, dalam tradisi Muslim, sebelum pemakaman, tubuh almarhum dibungkus, harus berwarna putih . Seperti halnya hijau, putih dikaitkan dengan keluarga nabi. Karena itu, dalam tradisi Syiah, para ulama memakai sorban putih. Warna putih juga ditemukan di hampir semua bendera negara-negara Arab.
Para ahli tentang sumber-sumber agama Islam menunjukkan bahwa hanya beberapa warna yang disebutkan dalam Alquran. Diantaranya hijau, hitam, putih dan merah.
APA ARTI WARNA PENTING DALAM ISLAM ?
1. Apakah hitam warna duka ?.
Seperti disebutkan sebelumnya, dalam Islam, pemakaman dan kematian sering dikaitkan dengan warna putih, yang merupakan warna kain kafan. Namun, ketika datang ke warna yang harus dipakai saat menghadiri pemakaman atau berkabung, agama Muslim tidak memberikan panduan khusus.
Seperti yang ditunjukkan oleh para peneliti Islam, penganut agama nabi tidak diharuskan mengenakan pakaian hitam saat pemakaman atau selama berkabung. Satu-satunya referensi untuk topik ini di sumber adalah bahwa dalam berkabung, kita seharusnya tidak mengenakan warna yang akan mengganggu semangat periode ini. Hitam populer dalam konteks ini, tetapi tidak wajib.
2. Warna apa yang dipakai oleh pengantin Muslim ?
Dalam Islam, kain kafan harus berwarna putih. Namun, bukankah wanita Muslim mengenakan pakaian putih juga pada kesempatan pertunangan atau pernikahan?
Karena simbolisme kemurnian dan kerendahan hati, putih adalah warna yang paling tepat untuk pengantin wanita Muslim. Itu bukan karena tradisi, tetapi fenomena penetrasi budaya – sebagai hasil dari mempopulerkan kode budaya Eropa dan Amerika, gaun pengantin putih telah melintasi perbatasan dan populer tidak hanya di kalangan wanita Muslim, tetapi di antara para pengikut sebagian besar agama di dunia.
Namun, itu bukan satu-satunya warna yang terkait dengan pernikahan. Di antara komunitas Muslim di luar Timur Tengah, mis. Di India, merah adalah warna pernikahan yang populer, yang melambangkan kemakmuran dan kekayaan.
3. Apakah ada warna yang dilarang dalam Islam ?
Tidak ada warna yang dilarang atau dikenakan oleh Islam. Namun, karena tradisi bahwa nabi tidak menyukai tekstil yang diwarnai safron, penggunaan kuning atau safron di masjid sering dihindari (jangan bingung dengan emas, itu masalah lain). Karena fakta bahwa kunyit yang digunakan untuk mewarnai kain sangat mahal, Muhammad, yang dipuji karena kesopanan, adalah untuk menghindari pakaian dan barang-barang lain dengan warna ini.
Selain itu, warna kuning dan merah secara tradisional tidak populer di kalangan umat Islam. Para peneliti mengatakan ini adalah warna yang digunakan untuk menghias kuil dan totem kafir pra-Muslim, karenanya tidak menyukai mereka di komune Muslim muda.
Namun, tampaknya warna merah setidaknya sebagian telah mengubah simbolisme sejak saat itu. Saat ini, alih-alih kultus kafir, merah dikaitkan dengan warna Turki Ottoman dan dinasti Ottoman. Ini juga merupakan warna pan-Arab yang ditemukan pada bendera sebagian besar negara di wilayah tersebut.