SAK APIK-APIKE WONG YEN AWEH PITULUNG KANTHI CARA DEDHEMITAN
Sak Apik-apike Wong Yen Aweh Pitulung Kanthi Cara Dedhemitan artinya adalah sebaik-baik manusia adalah orang yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi.
Dari falsafah di atas kita bisa mendapat satu pelajaran yang sangat berharga. Dalam melakukan suatu pertolongan apapun itu hendaklah tidak di pamerkan ataupun pamrih. Pamrih dalam kontek ini ingin mengharap balasan dari orang yang di bantu dalam bentuk apapun itu.
KEUTAMAAN BERAMAL SECARA SEMBUNYI- SEMBUNYI
Memberikan sedekah dan berbuat amal adalah satu di antara keutamaan beribadah kepada Allah. Dengan menjalankannya kita bisa mendapatkan ridho dan rahmat dari-Nya.
Beramal atau bersedekah tidak hanya dapat dilakukan dengan harta atau uang. Kita juga dapat bersedekah kepada orang yang lebih membutuhkan melalui bentuk materi lain, seperti makanan, tenaga, atau waktu yang kita miliki.
Untuk melakukan amal dan sedekah, kita dituntut untuk tidak menunggu menjadi kaya terlebih dahulu, karena sekecil apa pun yang kita jadikan amal, akan tetap dihitung pahala oleh Allah SWT. Yang terpenting adalah saat memberikan sedekah kepada orang lain, kita harus tetap dengan keikhlasan karena hal tersebut dapat dihitung sebagai sebuah amal.
Sebenarnya, sedekah itu baik secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan tidaklah menjadi persoalan. Yang penting adalah niat ketika melakukan sedekah, dan secara balasannya pun sama di sisi Allah Swt.
Sesuai firman-Nya, dalam Qur’an surah Al-Baqarah ayat 271 yang artinya :
Jika kamu bersedekah secara terang-terangan, maka hal itu baik, tetapi jika kamu menyembunyikannya dan kamu memberikannya kepada orang-orang fakir maka hal itu lebih baik bagimu, dan Dia akan menghapuskan darimu sebagian kesalahanmu, dan Allah mahateliti atas apa yang kamu kerjakan.
Tafsir ayat ini adalah, Dengan sangat bijaksana Islam menganjurkan kedua bentuk pemberian sedekah, baik secara terang-terangan maupun secara diam-diam (dirahasiakan). Dengan memberi sedekah secara terang-terangan, orang memperlihatkan contoh baik kepada orang lain yang mungkin akan menirunya. Pemberian sedekah secara diam-diam itu dalam beberapa keadaan lebih baik, karena dengan demikian seseorang mencegah diri dari membeberkan kemiskinan saudara-saudaranya yang tak begitu beruntung, dan juga dengan pemberian secara rahasia sedikit sekali peluang untuk berbangga (Tafsir Qur’an terbitan JAI no. 342 halaman 195).
Senada dengan itu, Rasulullah SAW. bersabda, Di antara golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat nanti adalah seseorang yang bersedekah dan menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya (HR. Bukhari).
Ternyata menyembunyikannya lebih utama. Akan tetapi jika terdapat manfaat yang lebih besar dengan menampakkannya, maka itu lebih baik. Seperti contohnya pada masalah zakat, yang jika dilakukan dengan sembunyi-sembunyi maka akan terdapat prasangka buruk yaitu dianggap tidak membayarkan zakat atau manusia akan mencontoh untuk bersedekah jika menampakkan zakatnya.
Maka hal tersebut termasuk dalam makna hadits, Barangsiapa yang membuat contoh yang baik maka dia akan mendapatkan pahala dan pahala orang yang beramal dengannya sampai hari kiamat.
Begitu banyak ayat yang menyebutkan kebaikan dari sedekah secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, karena pada keduanya tersimpan pahala luar biasa. Sehingga tak layak bagi kita bersu’udzon pada muslim yang memperlihatkan sedekahnya bahwa mereka melakukan demikian karena ingin pamer.
Bagaimanapun ikhlas dan pamer (riya’) adalah pekerjaan hati yang amat halus, bukan hak manusia untuk menilainya. Terlebih lagi, Allah tidak mengharamkan sedekah dengan terang-terangan, seperti pada ayat yang disampaikan di atas.
Keselamatan amal terdapat dalam penyembunyiannya. Sementara, dalam penampakan, begitu banyak bahaya yang tidak mampu diatasi manusia biasa. Dengan demikian memang bersedekah secara sembunyi-sembunyi itu lebih baik, menurut beberapa pendapat yang disampaikan.
Siapa yang ingin memiliki hati yang terbuka, maka biarkanlah amal kebaikan yang ia lakukan sembunyi-sembunyi lebih baik daripada amal kebaikan yang tampak (Imam Malik).
LEBIH BAIK TANGAN DI ATAS DARI PADA TANGAN DI BAWAH
Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah, begitu banyak orang yang memberikan kata-kata seperti itu, yang bermakna lebih baik memberi daripada meminta.
Karena jika saat kita memberi, kita akan diberikan kehormatan akan kebesaran hati untuk menolong dan memberi, sebaliknya jika kita meminta kita tidak akan mendapatkan kehormatan kebesaran hati tersebut.
Terlebih jika kita bermanfaat bagi sesama dan orang sekitar degan kita menanam hal baik, niscaya kita akan mmetik hal-hal baik juga, namun dalam arti ini sudah sesuai syariat.
Mengutip risalahmuslim, memberi akan lebih baik dibandingkan meminta sudah dijelaskan dalam hadist, Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 1339 :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى. فَالْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ.
Dari Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah bersabda :
Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang di bawah.
Tangan yang diatas adalah yang memberi (mengeluarkan infaq) sedangkan tangan yang di bawah adalah yang meminta.
Maknanya :
Anjuran untuk memberi dan tidak meminta-minta.
Motivasi agar kita bekerja dan berusaha mencari nafkah, agar bisa menjadi tangan yang di atas dan memberi orang lain yang membutuhkan.
Untuk itu kita jangan malas mencari nafkah untuk hidup di dunia dan membantu sesama, bahkan dalam nominal pun kita bisa membantu orang yang membutuhkan.