FILOSOFI KEHIDUPAN DJAWA
FILOSOFI DJAWA KEMANUSIAN
1. Aja lali marang ilmu ngelmu (agama), kang karya tentreming ati, jalaran kuwi kang biso gawe mulyaniro lahir-batin.
Jangan lupa terhadap pengetahuan agama yang dapat menentramkan hati sebab yang demikian itu yang membuat tentram lahir-batin.
2. Kamulyaning urip dumunung ana tentreming ati.
Kemulian hidup itu berada pada ketentraman hati.
3. Jer basuki mawa beyo.
Keberhasilan disertai dengan pengorbanan.
4. Aja demen nyar.
Jangan senang jika masih baru. (orang suka yang masih baru, jika tidak akan ditinggalkan).
KEKERABATAN FILOSOFI JAWA
1. Ora ana katresnan nguluwihi katresnan wong tuwo marang anak, mulo ngabektio marang wong tuwo
Tidak ada kecintaan yang melebihi kecintaan orang tua terhadap anak, maka berbaktilah kepada orang tua.
2. Mangan ora mangan.
Ngumpul makna berkumpul dengan saudara atau teman lebih penting daripada arti makanan yang dihidangkan.
3. Wong tuwo kang ora ngudi kabecikan, sarta ora ngerti marang agama, uda Negara lan tata karma, kuwi sejatine dudu panutan putra wayah.
Orang tua yang tidak berusaha kea rah kebaikan, tadak taat pada agama, Negara dan tata karma, itu hakekatnya bukanlah panutan bagi anak cucu.
4. Putra wayah wulangen marang kautaman, perdinen susilen tata, supoyo gawe pepadhaning kaluwargo.
Didik lah anak cucumu kearah keutamaan, didiklah tata susila agar menjadi cahaya keluarga.
5. Anak polah bapak kepradah.
Berhati-hatilah manjaga perilaku anak, karena orang tua selalu harus bertanggungjawab atas perilaku anak.
6. Kaya mimi lan mintuna.
Perkawinan diharapkan berlangsung sepanjang umur, kekal abadi hingga kakek dan nenek.
7. Tuna satha bathi sanak.
Biar kehilangan harta benda tak mengapa, asal lebih banyak mendapatkan teman kerabat”
KEHIDUPAN SOSIAL JAWA
1. Wong urip iku anganggoa rereh, ririh lan ruruh. dedugo, watara, lan reringo.
Hidup berbekalah dengan kesabaran, kecermatan dan kehati-hatian. Bijaksanana berhati0hati, selalu ingat, dan senantiasa memahami apa yang akan terjadi.
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA JAWA
1. Negara iki ora guna lamun ora darbe anger-anger minangka pikukuhing nagara kang adbedbasar idi kalbuning manungso.
Negara tidak akan berdiri tangguh jika tidak mempunyai undang-undang yang menjadi dasar kuatnya suatu Negara yang sesuai dengan jiwa suatu bangsa”
2. Rumangsa melu handarbeni, wajib bangrung kebi, mulad sarira bangrasawani.
merasa memiliki, wajib untuk memeliharanya, dan berani untuk mawas diri.
3. Lamun sira banter aja ngelancangi, lamun siro landhep aja nantoni, lamun siro mandi aja mateni
Jika engkau cepat jangan meninggalkan pimpinanmu, jika engkau tajam (berkuasa) jangan melukai hati orang lain, jika engkau sekti (berkuasa) jangan membunuh karakter orang lain.
4. Desa mawa tata, nagara mawa cara.
Masing-masing daerah mempunyai tata cara sendiri.
5. Kang becik iku lamun ngerti anane bebayaran agung, ing ngarsa sung tuladha, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani.
Yang baik itu jika mengerti hidup bermasyarakat dan bernegara, maka didepan memberi teladan, ditengah menjadi penggerak, dan dibelakang member daya kekuatan.
KEHIDUPAN BERUSAHA JAWA
1. Dipun gemi, nastiti, ngati-ati.
Hemat,cermat, dan hati-hati dalam meniti kehidupan.
2. Melik ngngendong lali.
Keinginan untuk segera memiliki menyebabkan orang lupa.
3. Aja melik darbeking liyan, marga raja brana lan wanita iku bias gawe congkrahing para surjana lan ugo gawe nistbaning ati.
Jangan menginginkankan milik orang lain, sebab harta benda dan wanita itu dapat menyebabkan pertengkaran dan dapat membuat kenistaan hati.
4. Wani ngalah luhur wekasane.
Keberanian untuk mengalah atas dasar kerendahan hati, akan mendapatkan balasan kebaikan.
5. Kaduk wani kurang duga.
Terlalu berani tapi tanpa perhitungan.
6. Sing sapa temen tinemu.
Ketekunan dan kejujuran adalah dasar mencapai tujuan.
ETIKA KESUSILAAN JAWA
1. Titikane aluhur, alusing solah tingkah, budi bahasane, lan legawane ati, derbe ipat berbudi bawaleksana
Tandanya orang yang luhur, halus tindak-tanduk, budi bahasanya, dan berhati ikhlas, mempunyai sifat besar hati dan keagungan jiwa.
2. Yen sira dibeciki ing liya, tulisen ing watu, supaya ora ilang lan tansah kelingan. Yen sira gaweang wong liya, tulisen ing lemah, supaya enggal ilang lan ora kelingan.
Jika orang lain berbuat baik kepadamu, pahatlah di batu agar tidak hilang dan senantiasa ingat. Jika engkau berbuat baik kepada orang lain, tulislah di tanah agar cepat hilang dan tidak ingat.
3. Aja ngngene mangsa, aja nampik rejeki, aja mburu aleman.
Jangan mengharapkan sesuatu yang belum waktunya, jangan menolak pemberian orang lain, dan jangan selalu ingin di puji.