Serat Kridhawasita
(Piwulang kangge lair saha batos, tumrap ing môngsa punika. Dening : R. Purbadarsana Surakarta. Kawêdalakên dening: P.B.P.N.I. Surakarta)
Serat Kridhawasita adalah sebuah karya sastra Jawa berbentuk tembang macapat yang ditulis oleh R. Purbadarsana pasca kemerdekaan Indonesia. Naskah ini berisi ajaran dan tuntunan hidup yang menekankan pentingnya keseimbangan lahir dan batin agar manusia tidak salah arah serta dapat menjadi manusia yang sempurna. Nilai-nilai moral yang diajarkan mencakup kejujuran, kepahlawanan, dan pentingnya menjalani kehidupan yang seimbang dan selaras.
Isi dan Tujuan
- Tuntunan Hidup: Serat ini memberikan panduan bagaimana menjalani kehidupan agar seimbang lahir dan batin, sehingga tidak menyimpang dari jalan yang benar.
- Nilai Moral: Mengandung berbagai nilai moral seperti kejujuran, yang diuraikan dalam bagian Pangkur dan Pocung, serta nilai kepahlawanan.
- Kisah Prajurit: Menceritakan kisah tentang prajurit Indonesia sebagai contoh dalam menjalani hidup.
Bentuk dan Struktur
- Ditulis dalam bentuk tembang macapat, yaitu bentuk puisi tradisional Jawa.
- Terdiri dari sembilan jenis tembang macapat, antara lain Dhandhanggula, Pangkur, Sinom, Asmaradana, Pocung, Gambuh, Maskumambang, Megatruh, dan Kinanthi.
Pentingnya Serat Kridhawasita
- Sumber Informasi: Menjadi sumber informasi dan bahan penelitian untuk kajian filologi Jawa dan analisis isi serat.
- Warisan Budaya: Merupakan warisan sastra penting yang menjelaskan nilai-nilai luhur dan tuntunan kehidupan dalam budaya Jawa, yang relevan untuk kehidupan manusia modern.
- Penyebaran Ajaran: Melalui tembang macapat, ajaran moral dan filosofi hidup tersebar luas di masyarakat Jawa.