KISAH PULAU JAWA & NUSANTARA SEBELUM MASEHI
Kronologi Sejarah Nusantara Di Rangkum
Dari Berbagai Sumber
(Dari Pra / Sebelum Mesthi, Hingga Jaman Sekarang)
Kitab Kuno mencatat sebelum kerajaan -
kerajaan yang ada di Jawa, dahulu ada kerajaan yang konon terbentuk sebelum
tahun Masehi. Kerajaan ini berlokasi di daerah Singosari, Malang dan konon
menjadi bagian dari sejarah awal mula Pulau Jawa diisi manusia pada tahun 100
sebelum Masehi (SM).
Tapi jauh sebelum itu konon pulau terpadat
di Indonesia ini, penduduknya didatangkan dari luar negeri. Hal ini berdasarkan
pada beberapa sumber kuno yang dikutip dari buku "Babad Tanah Jawi"
tulisan Soedjipto Abimanyu. Sumber kuno mengisahkan para penghuni ini berasal
daerah Turki, tetapi ada yang menyebut berasal dari daerah Dekhan, India.
Dimana saat itu penduduk Raja Rum pada
tahun 350 SM (Sebelum Masehi) konon mengirimkan perpindahan penduduknya
sebanyak 20.000 laki-laki dan 20.000 perempuan yang dipimpin oleh Aji Keler.
Pengiriman ini konon merupakan misi kedua
setelah misi pertamanya pada tahun 450 SM gagal. Saat itu seluruh utusan dari
luar negeri terpaksa kembali dengan tanah hampa.
Saat misi kedua pengiriman kedua itulah,
Pulau Jawa saat itu konon bernama Nusa Kendang ditemukan sebagai pulau yang
tertutupi hutan dan dihuni oleh berbagai jenis binatang buas dan tanahnya
datar, ditumbuhi tanaman yang dinamai Jawi. Dari situlah konon pulau ini
dinamai dengan Jawi.
Tetapi agak sulit menentukan lokasi
pendaratan para utusan tersebut. Tetapi diperkirakan konon pendaratan terjadi
di wilayah Semampir, yakni suatu tempat yang dekat dengan Surabaya saat ini.
Gelombang kedua ini juga mengalami kegagalan dari puluhan ribu orang konon
hanya terisa 40 pasang.
Hal ini mendorong sang raja mengirimkan
utusan lagi dengan persiapan lebih matang dan penyediaan alat yang lebih
lengkap. Hal ini untuk menjaga mereka dari kemungkinan serangan binatang buas,
seperti yang dialami urusan pertama dan kedua.
Selain peralatan pengamanan diri, mereka
juga dilengkapi dengan alat pertanian sebagai alat bercocok tanam bila kelak
berhasil menempatinya dengan aman. Sementara itu, untuk mencegah orang-orang
tidak melarikan diri maka diangkatlah seorang pemimpin dari kalangan mereka,
yaitu Raja Kanna.
Dikisahkan gelombang ketiga ini konon
berhasil menyebar ke pedalaman - pedalaman yang terbuka di Pulau Jawa. Di sisi
kepercayaan gelombang ketiga ini dipercaya menganut kepercayaan animisme.
Sejarah juga mencatat konon pada 100 SM,
terjadi perpindahan penduduk yang terdiri dari kaum Hindu Waisya. Mereka adalah
para petani dan pedagang yang karena permasalahan keyakinan, kemudian mereka
meninggalkan India.
Warga pindahan kelompok keempat inilah
kemudian menetap di daerah Pasuruan dan Probolinggo. Kemudian mereka secara
perlahan membuat koloni - koloni di bagian selatan Pulau Jawa, yang pusatnya
terletak di Singosari.
Ketika di Singosari, siapa yang memimpin
memang tidak jelas, tetapi ada naskah yang menyatakan adanya ratu yang memegang
kekuasaan di daerah Kedi, namanya Nyai Kedi. Singgasana kerajaannya berada di
Kediri. Pada tahun 900 Masehi, keturunan Hindu - Waisya dimasukkan dalam
Kerajaan Mendang yang juga dinamakan Kamulan. Nama lain Mendang adalah Medang,
dan Kamulan adalah Ngastina atau Gajah Huiya.
Peradaban Indonesia Sebelum Masehi
Pada masa itu Indonesia tidak memiliki
penduduk asli, dalam arti manusia cerdas yang memiliki peradaban kompleks.
Semuanya pendatang. Kecuali bila manusia-manusia purba yang cerdas, seperti
Homo soloensis atau Homo wajakensis dihitung sebagai penduduk asli.
Kalau mereka yang disebut “penduduk
natif”, maka Indonesia memang telah berpenghuni sejak lama. Buktinya ada di
sisa-sisa fosil Homo erectus yang diperkirakan sudah ada di Kepulauan Indonesia
purba sejak dua juta tahun silam.
Kapasitas otak mereka tidak terpaut jauh dari
Homo neanderthal, Cro-Magnon, Denisovan, dan para missing link lainnya.
Fosil Manusia Flores (Homo floresiensis)
adalah contoh lainnya. Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil
bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Di sana, pernah
hidup spesies hominid (hewan yang lebih cerdas dari simpanse dan berjalan
menyerupai manusia).
Namun, apakah mereka pembentuk peradaban
Indonesia sebelum Masehi? Proses pembentukan peradaban ini ternyata lebih
kompleks dari itu. Dan kenyataannya, sama seperti manusia-manusia purba
lainnya, manusia-manusia kerdil itu telah punah.
Ahli genetika Alfred Russel Wallace
menulis, setidaknya ada empat fase peradaban di daratan Asia Tenggara secara
umum :
1. Kedatangan
Homo sapiens, setidaknya 46.000 tahun yang lalu.
2. Migrasi
pemburu-pengumpul dari daratan Asia pada awal Zaman Holosen, kurang dari 11,000
tahun silam. Migrasi kedua ini menghasilkan budaya Hoabinhien atau kumpulan
artefak batu di Sumatra.
3. Kedatangan
suku Austronesia dari utara sekitar 3,000 tahun lalu.
4. Gerakan
perdagangan, dimulai sejak abad ke-4 SM dengan India, kemudian dengan Tiongkok
yang membawa kebudayaan bercocok tanam seperti budidaya padi di Indonesia.
Berkat posisi strategisnya di persilangan
maritim, sejak zaman kuno wilayah Nusantara sudah terkenal. Sebab, bagian barat
Indonesia merupakan jaringan dari negara-negara pelabuhan.
Dari zaman Mesolitik, Neolitik, lalu
Megalitik, Nusantara mulai menerima pengaruh Kebudayaan Dongson, yang awalnya
dari Indocina. Hasil interaksi itu menghasilkan aktivitas yang kemudian dikenal
oleh para arkeolog sebagai masa Kebudayaan Perunggu.
Pengaruh
Austronesia di Indonesia Sebelum Masehi
Titik signifikan terkait awal mula
peradaban kompleks di Indonesia Sebelum Masehi, sependek pengetahuanku, adalah
percampuran dengan bangsa Austronesia. Bangsa pendatang yang telah berbudaya
ini awalnya mendiami Taiwan, Hawaii, Australia, sampai Selandia Baru.
Kebanyakan orang Austronesia atau
suku-suku pemakai rumpun bahasa Austronesia memiliki penampilan serupa. Seperti
kulit berwarna muda sampai cokelat, berambut lurus, keriting, atau
bergelombang.
Ketika Zaman Es terjadi pada tahun
11.000-10.000 SM, bangsa Austronesia berpencar melalui jalur Samudra Pasifik
dan Hindia. Ya, mereka sudah piawai berlayar dan memiliki ilmu astronomi yang
mumpuni.
Sekadar mengingatkan, wilayah Indonesia
terbentuk dari dua superbenua. Akibat pergerakan lempeng benua saat Zaman Es
berakhir, terbentuklah selat besar di antara Paparan Sunda (Sundaland) di barat
laut Indonesia dan Paparan Sahul (Sahul Shelf) di tenggara Indonesia. Sulawesi
dan pulau-pulau di sekitarnya mengisi ruang di antara dua dataran luas yang
bercerai itu.
Kepulauan antara ini oleh para ahli
biologi sekarang disebut sebagai Wallacea, suatu kawasan yang memiliki
distribusi fauna yang unik. Situasi geologi dan geografi ini berimplikasi pada
aspek topografi, iklim, kesuburan tanah, sebaran makhluk hidup (khususnya
tumbuhan dan hewan), serta migrasi manusia.
Dalam kurun waktu Pleistosen Akhir sampai
Holosen Awal, suhu bumi berkisar 2-3 derajat Celsius, sehingga air laut dari
utara hingga selatan bumi cenderung membeku. Permukaan air laut waktu itu 125
meter lebih rendah dari permukaan laut saat ini.
Namun lantaran es yang tebal, daratan
terlihat utuh. Seolah-olah, Kepulauan Nusantara menyatu dengan Benua Eurasia di
barat lautnya.
Kalau kita cermati peta Indonesia sebelum
Masehi, memang tampak beberapa pulau masih menyatu. Pulau Kalimantan, Sumatra,
Jawa, dan beberapa pulau kecil Indonesia terlihat satu daratan dengan Sundaland
atau Semenanjung Emas. Dan daratan ini bergabung dengan seluruh negara Asia
Tenggara.
Bangsa-bangsa
Berdatangan ke Indonesia Sebelum Masehi
Pada periode es, terjadi gelombang
perpindahan besar-besaran manusia Austronesia. Mengapa sebagian dari mereka
memilih wilayah Nusantara? Itu terkait insting mereka untuk mencari daratan
yang lebih hangat.
Karena posisinya dekat dengan garis
khatulistiwa, Nusantara mendapat penyinaran matahari sepanjang tahun. Otomatis
wilayah ini memiliki laut dan daratan yang lebih hangat. Situasi tersebut
mendorong terbentuknya ekosistem yang kaya serta keanekaragaman makhluk hidup,
baik tumbuhan maupun hewan.
Bahkan bukan hanya manusia, hewan-hewan
liar dari luar pun ikut berpindah ke tanah tropis ini. Terbukti, banyak
kemiripan binatang di Benua Australia (Paparan Sahul) dengan Indonesia dan Asia
(Eurasia), bukan?
Melalui migrasi ini, bangsa Austronesia
kemudian menularkan sejumlah kebiasaan dan budaya mereka kepada penduduk asli
Nusantara.
Siapa penduduk Nusantara asli pada tahun
2500 sebelum Masehi itu? Catatan sejarah kurang mendetail soal ini. Yang jelas,
peradaban penduduk natif saat itu diperkirakan belum kompleks dan diduga masih
dalam fase berburu dan meramu.
Sedangkan bangsa Austronesia dipercaya
sudah menguasai metode pertanian, ilmu pelayaran, serta astronomi. Mereka juga
sudah memiliki raja kecil dan sistem tata pemerintahan yang sederhana.
Berkat migrasi tersebut, makin sering
terjadi interaksi penduduk lokal dengan bangsa-bangsa lain. Para sejarawan
berpendapat, ada pertemuan peradaban di Nusantara pada tahun 2000 SM, seperti
antara Barus (Sumatra Utara) dengan Mesir kuno, Jawa dengan Jepang Jomon
(Yayoi) yang menyumbang kerajinan tembikar, dan sebagainya.
Pada masa lalu, kapur barus dan
rempah-rempah merupakan salah satu komoditas perdagangan yang sangat berharga
dari Nusantara. Kapur barus Sumatra contohnya, sangat harum dan menjadi bahan
utama dalam pengobatan di daerah Arab dan Persia.
Permulaan
Peradaban Indonesia Sebelum Masehi
Bukan hanya soal migrasi. Sebuah studi
dari Universitas Leeds, Inggris, menyimpulkan, penyebaran populasi orang-orang
yang awalnya berkumpul di Sundaland juga terjadi karena perubahan iklim.
Ketika es mencair, permukaan air laut naik
kembali. Banjir besar menyebabkan beberapa bagian Sundaland tenggelam.
Terciptalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan, sekaligus ribuan pulau yang membentuk
Indonesia dan Filipina saat ini.
Penghuni yang tadinya berkumpul di satu
tempat, terpaksa bergerak lagi. Mereka berpencar-pencar sambil menjauhi pesisir
dan masuk lebih dalam ke pulau. Alam kemudian memaksa mereka beradaptasi dengan
pegunungan dan hutan hujan tropis. Seiring berjalannya waktu, mereka pun
menciptakan budaya-budaya di daerah masing-masing.
Barulah setelah itu, berdiri
kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Misalnya, Kutai Martapura di Kalimantan
Timur pada abad 4 Masehi, Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan pada abad 7,
Kerajaan Majapahit di Jawa Timur pada abad 13, dan seterusnya.
Kerajaan-kerajaan itu pun terbentuk karena
interaksi yang intens dengan kerajaan-kerajaan luar. Bukan murni hasil
kreativitas “penduduk natif” Nusantara.
Pendek kata, dari zaman Sebelum Masehi,
melalui letak geografisnya yang strategis, Nusantara telah menjadi persinggahan
wajib di jalur laut. Sedangkan melalui kekayaan rempah-rempahnya, tanah pertiwi
telah menulis peradabannya bersama Tiongkok, India, serta Mediterania Barat.
Jadi sejak awal, bangsa Indonesia
(mungkin) bukan dibentuk oleh penduduk asli. Mereka merupakan hasil benturan
dan perpaduan dari budaya-budaya sekelilingnya. Sehingga, menurutku, tepat
sekali bila kita akhirnya memakai semboyan, “Bhinneka Tunggal Ika.”
Kronologi
sejarah pulau Jawa dari tahun 10.000 Sebelum Masehi sampai Jaman Sekarang
Dimulai dari munculnya serangkaian
kebudayaan maju seperti Gunung Padang, kemudian lahirnya kerajaan-kerajaan kuno
yang dipelopori oleh Salakanagara dan Tarumanagara, tumbuhnya imperium
Hindu-Buddha seperti Singhasari dan Majapahit, kedatangan negeri-negeri Islam,
sampai masa kegelapan pada masa kekuasaan bangsa Eropa, hingga kelahiran
Indonesia
Sebelum Masehi :
10000 SM - Kebudayaan Gunung Padang muncul
di Cianjur.
9500 SM - Kebudayaan Goa Pawon muncul di
Bandung.
7500 SM - Kebudayaan Pangguyangan muncul
di Sukabumi.
4000 SM - Tahap kedua kebudayaan Gunung
Padang.
3000 SM - Kebudayaan Cibedug muncul di
Lebak.
2000 SM - Tahap ketiga kebudayaan Gunung
Padang.
1000 SM - Kebudayaan Cipari muncul di
Kuningan.
800 SM - Kebudayaan Pasir Angin muncul di
Bogor.
500 SM - Cipari ditinggalkan.
400 SM - Gunung Padang ditinggalkan.
Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin berkembang menjadi peradaban kuno
Caringin Kurung.
Abad 1-4 :
100 M - Buni berkembang menjadi peradaban
Sagara Pasir. Peradaban kuno Teluk Lada muncul di Pandeglang.
130 M - Dewawarman, seorang perantau dari
Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di Teluk Lada.
132 M - Berita Cina menyebutkan tentang
keberadaan Salakanagara.
150 M - Ptolemeus dari Yunani menyebutkan
negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya, yang kemungkinan merujuk pada
Salakanagara.
300 M - Serangkaian peradaban awal tumbuh
di timur Salakanagara.
358 M - Jayasinghawarman dari Shalankayana
mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.
362 M - Salakanagara menjadi bawahan
Tarumanagara.
363 M - Santanu dari Gangga mendirikan
kerajaan Indraprahasta di Cirebon.
395 M - Purnawarman naik tahta menjadi
raja Tarumanagara.
397 M - Ibukota Tarumanagara dipindahkan
ke Sundapura.
399 M - Indraprahasta menjadi bawahan
Tarumanagara.
Abad 5:
417 M - Prasasti Tugu.
434 M - Raja Purnawarman wafat.
Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.
437 M - Pemberontakan Cakrawarman.
456 M - Aji Saka, diperkirakan seorang
perantau dari negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan
mendirikan peradaban kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di
Bumi Jawa.
528 M - Tarumanagara mengirimkan utusan
pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).
535 M - Suryawarman menaiki tahta
Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan mendirikan ibukota baru di timur.
Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan bawahan bernama Sunda Sembawa.
536 M - Manikmaya mendirikan kerajaan
Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh Maharaja Tarumanagara kepadanya.
Abad 7 :
612 M - Wretikandayun, putra Manikmaya
mendirikan kerajaan Galuh.
628 M - Linggawarman menaiki tahta
Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing-masing kepada Tarusbawa
(penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).
632 M - Kerajaan Kalingga muncul di
Jepara, diperkirakan didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga
di India timur.
648 M - Kartikeyasinga menjadi raja
Kalingga.
664 M - Seorang biksu Tang bernama Huining
mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi Jhanabhadra.
669 M - Tarumanagara runtuh dan terpecah
menjadi dua, Sunda dan Galuh.
671 M - Prabu Wiragati mendirikan kerajaan
Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.
674 M - Maharani Shima naik tahta di
Kalingga.
686 M - Sriwijaya menaklukkan pesisir
Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan memindahkan ibukota kerajaan ke
pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara kota pelabuhan di Banten dan
Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.
695 M - Ratu Shima membagi kerajaannya
menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga Selatan (Sambara).
Abad 8 :
702 M - Mandiminyak menaiki tahta Galuh.
709 M - Sena (Bratasena) menaiki tahta
Galuh.
716 M - Kudeta di Galuh. Purbasora
menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan meminta perlindungan
kepada Tarusbawa di Pakuan.
721 M - Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima
menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah
pertama yang ia taklukkan.
722 M - Sanjaya menaklukkan Saunggalah
(Kuningan).
723 M - Sanjaya menyerbu istana Galuh,
menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Galuh. Pada
tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan Sanjaya. Sanjaya otomatis
menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus, menyatukan kedua negeri tersebut.
732 M - Ratu Shima wafat. Sanjaya
mendirikan kerajaan Mataram. Ia menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh,
dan Demunawan sebagai penguasa Saunggalah.
739 M - Galuh memerdekakan diri dari Sunda
setelah serangkaian peristiwa besar (kudeta, perang, dan perjanjian). Manarah
menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan,
Banga menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.
752 M - Sriwijaya menaklukkan Kalingga.
759 M - Raja Banga memerdekakan Sunda dari
kekuasaan Galuh.
760 M - Panangkaran naik tahta
menggantikan Sanjaya. Gajayana mendirikan kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.
770 M - Dinasti Sailendra berkuasa di
Mataram.
775 M - Dharanindra menaiki tahta Mataram.
Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya. Candi Borobudur mulai dibangun.
778 M - Pembangunan Candi Kalasan dan
Candi Sari.
782 M - Prasasti Kelurak.
787 M - Sailendra menyerang Champa di
Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja
789 M - Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu
dengan Mataram.
792 M - Samaratungga menaiki tahta
Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai dibangun.
798 M - Prabu Jayaprakosa wafat.
Abad 9 :
802 M - Penguasa Kamboja Jayawarman II
memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.
819 M - Rakyan Wuwus naik tahta di Sunda
bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali kerajaan Sunda dan Galuh
dalam satu pemerintahan.
825 M - Candi Borobudur selesai dibangun.
847 M - Wangsa Sailendra terusir dari
Jawa. Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya menaiki tahta Mataram. Candi Prambanan
dibangun.
856 M - Balaputradewa, seorang pangeran
Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya. Dyah Lokapala (Kayuwangi)
menaiki tahta Mataram.
880 M - Peristiwa Wuatan Tija.
882 M - Gunung Merapi meletus.
899 M - Dyah Balitung menaiki tahta
Mataram.
900 M - Mataram menjalin hubungan
persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina. Kebudayaan maju muncul
di Blambangan.
Abad 10 :
905 M - Mataram menaklukkan Bali.
924 M - Dyah Wawa naik tahta di Mataram.
927 M - Sriwijaya memulai invasi terhadap
Mataram.
929 M - Perang Sriwijaya-Mataram usai.
Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh rakyat Nganjuk berhasil
mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan
kerajaan Medang dan Wangsa Isyana yang berpusat di Jawa Timur.
932 M - Prasasti Kebon Kopi II.
937 M - Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok
mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan kemenangan melawan pasukan
Sriwijaya.
960 M - Gunung Merapi meletus.
985 M - Dharmawangsa Teguh menaiki tahta
Medang.
986 M - Ketut Wijaya, seorang pangeran
Mataram mendirikan kerajaan Wengker.
988 M - Medang menyerang kota Palembang di
Sriwijaya.
990 M - Medang kembali menyerang Palembang
dan berhasil mendudukinya.
992 M - Pasukan Sriwijaya merebut kembali
kota Palembang.
996 M - Epos Mahabharata diterjemahkan ke
dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.
997 M - Prasasti Hujung Langit. Medang
menduduki Lampung.
Abad 11 :
1016 M - Peristiwa Mahapralaya. Serangan
Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang menewaskan Raja Dharmawangsa dan
sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan Medang otomatis musnah.
1019 M - Airlangga mendirikan istana Watan
Mas di Pasuruan.
1025 M - Invasi Kerajaan Chola terhadap
Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan negerinya.
1028 M - Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa
sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti Chola.
1030 M - Airlangga menaklukkan Hasin,
Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta Sunda. Ia memerdekakan
kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.
1031 M - Airlangga menaklukkan Wengker.
Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.
1032 M - Ratu Tulodong penguasa Lodoyong
menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan Mas. Airlangga berhasil
lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia kemudian menundukkan Lwaram,
membalaskan dendam Dharmawangsa.
1035 M - Mpu Kanwa menggubah naskah
Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.
1036 M - Airlangga membangun Asrama Sri
Wijaya.
1037 M - Pemberontakan Wengker berhasil
ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh Bumi Jawa.
1042 M - Airlangga memindahkan ibukota ke
Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi Kahuripan masing-masing kepada kedua
putranya: Samarawijaya di Panjalu dan Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian
pergi menyepi. Lodoyong menjadi negara yang merdeka kembali.
1044 M - Perang saudara antara Janggala
dan Panjalu.
1049 M - Airlangga wafat dalam
pertapaannya.
1052 M - Panjalu menjadi bawahan Janggala.
1066 M - Sriwijaya merdeka dari Chola.
1088 M - Sriwijaya menjadi bawahan
kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).
1100 M - Janggala menaklukkan Madura.
Abad 12 :
1104 M - Panjalu merdeka dari Janggala.
1116 M - Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.
1135 M - Sri Jayabaya naik tahta di
Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu berganti nama menjadi
Kediri.
1157 M - Kakawin Bharatayudha ditulis,
sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.
1159 M - Prabu Jayabaya wafat. Terjadi
perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala mengambil kesempatan ini untuk
memerdekakan diri.
1175 M - Darmasiksa naik tahta di Sunda.
Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Singhasari bernama Dyah Lembu Tal.
Kelak keduanya memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam
beberapa dekade ke depan.
1183 M - Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya
di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.
1185 M - Janggala dan Kediri kembali
bersatu, melalui jalur pernikahan.
1190 M - Kertajaya naik tahta di Kediri.
1193 M - Pasukan Janggala menyerbu Kediri
dan berhasil menduduki kota dan istana Daha. Kertajaya terpaksa mengungsi dari
istananya.
1194 M - Kertajaya memimpin pasukan Kediri
menggempur dan menaklukkan Janggala.
Abad 13 :
1205 M - Ken Arok menjadi penguasa Tumapel
dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.
1221 M - Pertempuran Ganter. Prabu
Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.
1222 M - Kediri menjadi bawahan Tumapel.
Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.
1227 M - Ken Arok tewas diracun oleh
Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja Tumapel.
1248 M - Wisnuwardhana menjadi raja
Tumapel.
1250 M - Kediri disatukan kembali dengan
Tumapel.
1252 M - Erupsi gunung Merapi.
1254 M - Tumapel berganti nama menjadi
Singhasari.
1255 M - Prasasti Mula Malurung.
1257 M - Erupsi dahsyat gunung Samalas di
pulau Lombok.
1258 M - Perubahan iklim akibat erupsi
gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan.
Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.
1263 M - Iklim Bumi kembali normal.
1268 M - Kertanegara menaiki tahta
Singhasari.
1275 M - Singhasari memulai ekspedisi
penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan Kebo Anabrang berangkat ke
Sumatra.
1284 M - Pasukan Singhasari pimpinan
Wijaya (menantu Kertanegara dan seorang pangeran Sunda) menundukkan Bali.
1286 M - Penaklukkan Melayu selesai.
Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada penguasa Dharmasraya.
1289 M - Dinasti Yuan mengirim utusan yang
meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan Mongol. Kertanegara dengan tegas
menolak dan memotong telinga sang utusan.
1292 M - Pemberontakan Jayakatwang.
Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati Kediri), menandai runtuhnya
Singhasari dan kembali bangkitnya Kediri. Wijaya bersedia tunduk lalu
mendirikan desa Majapahit sebagai bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan
Mongol mendarat di pesisir utara Jawa timur dan menduduki kota-kota pelabuhan
dari Tuban hingga Ujung Galuh (Surabaya).
1293 M - Aliansi Mongol-Majapahit
menghancurkan kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan menjadi tawanan Mongol.
Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka lengah dan mendirikan
kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke Khanbaliq, pasukan Mongol
membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.
1295 M - Ranggalawe, salah satu pendiri
Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban tewas dalam suatu konspirasi oleh
Halayudha, seorang licik yang berambisi menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas
di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima ekspedisi Pamalayu), yang langsung
dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman Ranggalawe. Arya Wiraraja,
penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan negerinya dari Majapahit.
Abad 14 :
1300 M - Lembu Sora tewas di tangan
mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh Halayudha.
1309 M - Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi
mengundurkan diri dari jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di
Lumajang. Tahta diserahkan kepada Jayanagara, putra Wijaya dengan Dara Petak,
seorang putri dari Dharmasraya.
1313 M - Gajah Mada menjadi kepala pasukan
khusus Bhayangkara.
1316 M - Nambi, salah satu pendiri
Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan Jayanagara. Lumajang
dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai mahapatih baru.
1319 M - Pemberontakan Dharmaputra
Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil diduduki, namun dapat direbut
kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada yang kemudian menumpas
para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan menjadi patih. Halayudha dihukum mati
setelah segala fitnah yang ia perbuat di masa lalu terbongkar.
1321 M - Odorico da Pordenone dari Venesia
mengunjungi Majapahit.
1325 M - Majapahit mengirim Adityawarman
sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin hubungan diplomatik dengan
Dinasti Yuan.
1328 M - Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca,
anggota Dharmaputra terakhir yang masih hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh
oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.
1329 M - Pemberontakan Keta.
1331 M - Pemberontakan Sadeng.
1332 M - Adityawarman kembali pergi ke
Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.
1334 M - Hayam Wuruk lahir.
1336 M - Ratu Tribhuwana mengangkat Gajah
Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan Sumpah Palapa.
1337 M - Wang Dayuan, seorang pengelana
Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan tentang adanya sisa-sisa
pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas Muslim Hui di lembah Gelam,
Sidoarjo.
1339 M - Majapahit menaklukkan
negeri-negeri di Sumatra dan Malaya yang belum tunduk. Adityawarman diangkat
sebagai gubernur Sumatra.
1343 M - Gajah Mada dan Adityawarman
memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.
1350 M - Hayam Wuruk menaiki tahta
Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.
1357 M - Perang Bubat. Raja Sunda tewas
dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada. Hayam Wuruk yang kecewa kemudian
mencabut jabatan sang mahapatih dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit
menaklukkan Sumbawa.
1359 M - Gajah Mada diangkat kembali
sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura. Hayam Wuruk mengunjungi
Malang.
1364 M - Gajah Mada wafat.
1365 M - Puncak kejayaan Majapahit di
bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakawin Nagarakretagama selesai ditulis oleh
Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar wilayah kekuasaan Majapahit serta
negara-negara sahabatnya.
1371 M - Prabu Niskala Wastukancana naik
tahta di Sunda.
1376 M - Wijayarajasa mendirikan keraton
Majapahit Timur (Blambangan), namun masih sebagai bawahan Majapahit pusat.
Adityawarman wafat.
1377 M - Pemberontakan kerajaan-kerajaan
di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil ditumpas oleh
Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.
1382 M - Wastukancana membagi Tatar Sunda
kepada kedua putranya. Sunda pun kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.
1389 M - Hayam Wuruk wafat.
Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.
1398 M - Majapahit menaklukkan Tumasik.
Abad 15 :
1404 M - Perang Paregreg, perang sipil
Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton
Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik mendirikan Walisongo,
sebuah majelis dakwah Islam.
1405 M - Ekspedisi laut Dinasti Ming
pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua keraton Majapahit.
1406 M - Keraton Majapahit Timur diserbu
dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa
anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri
berhasil lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah. Perang
Paregreg pun berakhir.
1408 M - Armada Cheng Ho kembali
mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas terbunuhnya utusan
Ming saat Perang Paregreg.
1415 M - Kaisar Dinasti Ming mengakui kedaulatan
Majapahit atas Palembang.
1419 M - Sunan Gresik wafat.
1427 M - Wikramawardhana wafat. Suhita
naik tahta sebagai ratu Majapahit.
1430 M - Pangeran Walangsungsang alias
Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan kesultanan Cirebon sebagai bawahan
Galuh.
1442 M - Raden Paku alias Sunan Giri
lahir.
1448 M - Syarif Hidayatullah alias Sunan
Gunung Jati lahir.
1450 M - Raden Said alias Sunan Kalijaga
lahir.
1475 M - Raden Patah mendirikan kesultanan
Demak sebagai bawahan Majapahit.
1477 M - Semarang menjadi bawahan Demak.
1478 M - Kudeta di Trowulan. Raja
Majapahit terakhir yang sah, Kertabhumi tewas terbunuh dalam serangan yang
dilancarkan oleh Girindrawardhana dari Daha, keturunan Wirabhumi. Raden Patah,
putra mahkota Majapahit yang sah memerdekakan Demak dan menyerbu Daha, namun
menemui kegagalan.
1479 M - Syarif Hidayatullah alias Sunan
Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.
1482 M - Sri Baduga Maharaja atau Prabu
Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan Sunda dan Galuh ke dalam
satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari Majapahit. Kerajaan Sunda
kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun yang sama, Sunan Gunung Jati
memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari Pajajaran.
1487 M - Raden Paku alias Sunan Giri
mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang berkembang menjadi pusat
pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.
Abad 16 :
1506 M - Sunan Giri wafat.
1511 M - Demak melancarkan ekspansi ke
wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus berturut-turut jatuh ke dalam
kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai Malaka. Kesultanan Malaka runtuh
dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat Malaka.
1513 M - Tome Pires, seorang pengelana
Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan perjalanannya tersebut di dalam
bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati Unus mengirim ekspedisi militer ke
Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit beraliansi dengan Klungkung dari
Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul mundur.
1515 M - Cirebon menjadi bawahan Demak.
1517 M - Majapahit menjalin hubungan
diplomatik dengan Portugis.
1518 M - Raden Patah wafat. Pati Unus naik
tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia kemudian memimpin penaklukkan
Demak atas Jepara.
1521 M - Demak kembali menyerbu Malaka,
namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur. Trenggana naik tahta
sebagai sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun yang sama, Prabu
Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis untuk menjalin hubungan
persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu wafat. Tahta Pajajaran diserahkan
kepada Surawisesa, putra sekaligus utusan yang sebelumnya ia kirim ke Malaka
Portugis.
1522 M - Perjanjian Sunda Kalapa antara
Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan Portugis membangun benteng di
Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi bantuan militer.
1526 M - Kesultanan Cirebon dan Demak
beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran. Sunan Gunung Jati mendirikan
kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.
1527 M - Majapahit runtuh. Demak menyerbu
kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan
Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi
raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran,
termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh
Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana
mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.
1528 M - Perang Palimanan antara Cirebon
dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh dianeksasi oleh Cirebon.
Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan pimpinan Girindrawardhana
mengirimkan utusan ke Malaka Portugis.
1529 M - Pangeran Cakrabuana wafat. Demak
menundukkan kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.
1530 M - Demak menundukkan Medangkungan di
Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan berakhir dengan kekalahan Galuh
dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam kekuasaan Cirebon.
1531 M - Demak menundukkan Surabaya.
Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi Cirebon-Demak.
1533 M - Prasasti Batutulis.
1535 M - Ratu Dewata menaiki tahta
Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk
bertapa dan menyepi.
1536 M - Toyib, seorang ulama Aceh tiba di
Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan
diberi gelar Sultan Hadlirin.
1541 M - Demak berturut-turut menundukkan
Lamongan dan Blitar.
1543 M - Ratu Sakti naik tahta di
Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Sakti
adalah seorang raja yang lalim dan kejam.
1545 M - Sultan Trenggana menyerbu
Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga menaklukkan kerajaan
Sengguruh di Malang.
1546 M - Trenggana wafat dalam pertempuran
melawan Blambangan di Panarukan. Sunan Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak
menggantikannya. Kalinyamat melepaskan diri dari Demak setelah Sultan Hadlirin
tewas terbunuh dalam suatu konspirasi oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna
Kencana kembali menjadi Ratu Kalinyamat.
1548 M - Sunan Prapen ditunjuk menjadi
pemimpin Giri Kedaton.
1549 M - Prawoto tewas di tangan Arya
Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai sultan Demak. Jaka Tingkir
mendirikan kerajaan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan Kudus mendirikan
Masjid Menara Kudus.
1550 M - Sunan Kudus wafat. Ratu
Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis.
Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi
Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.
1552 M - Sunan Gunung Jati mengangkat
putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten. Banten pun merdeka dari
Cirebon, lalu menundukkan Lampung.
1554 M - Arya Penangsang tewas di tangan
Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin pasukan pemberontak suruhan
Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi runtuh. Pajang muncul
sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan
Pajang.
1556 M - Hadiwijaya menghadiahkan tanah
Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang.
Sunan Kalijaga wafat.
1560 M - Portugal mendirikan pos dagang di
Panarukan.
1567 M - Prabu Suryakancana naik tahta
sebagai raja terakhir Pajajaran.
1568 M - Sunan Prapen mengadakan pertemuan
antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa Timur pimpinan Panji Wiryakrama
dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali Blambangan dan Madura pun resmi
bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat. Fatahillah diangkat sebagai
sultan Cirebon menggantikannya.
1570 M - Fatahillah wafat. Maulana
Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan
ayahnya.
1574 M - Ratu Kalinyamat kembali mengirim
armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali ini bekerjasama dengan Aceh.
Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut
Malaka.
1575 M - Ki Ageng Pemanahan wafat.
Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram.
1576 M - Kesultanan Banten melancarkan
agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota Pakuan dikuasai oleh pasukan
Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya meloloskan diri ke pedalaman
Pandeglang.
1579 M - Kerajaan Pajajaran runtuh setelah
Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat
dalam pertempuran. Banten pun menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu
Geusan Ulun naik tahta di kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari
Cirebon. Ratu Kalinyamat wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu
sekaligus putra sultan Banten, diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia
berhasil menanamkan kekuasaan di pulau Bawean.
1582 M - Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah
bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.
1583 M - Arya Pangiri naik tahta sebagai
sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.
1586 M - Benawa bersekutu dengan
Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya Pangiri dilengserkan dan Benawa
menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian menyerbu Madiun untuk menundukkan
Purbaya.
1587 M - Erupsi gunung Merapi.
1588 M - Sutawijaya memerdekakan Mataram
dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar Panembahan Senopati. Benawa wafat.
Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati kemudian menyerbu Surabaya yang tak
ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan Prapen.
1590 M - Perang Mataram-Purbaya berakhir
dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan Madiun, kemudian menyerbu
Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kalinyamat.
1591 M - Perebutan tahta di Kediri.
1596 M - Bangsa Belanda untuk pertama
kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun masih sebatas berdagang.
Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol persahabatan antara Cirebon
dengan Mataram.
1599 M - Peristiwa Bedhahe Kalinyamat.
Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap Jepara dan berhasil
menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.
1600 M - Pemberontakan Pati pimpinan
Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas
Jolang.
Abad 17 :
1601 M - Panembahan Senopati wafat. Raden
Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan ayahnya dan bergelar Panembahan
Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap akibat pendangkalan
berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.
1602 M - Pemberontakan Demak pimpinan
Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak dimulai. Belanda resmi membentuk
VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC kemudian mendirikan pos dagang
pertamanya di Gresik dan Jaratan.
1603 M - VOC mendirikan pos dagang di
Banten.
1605 M - Pangeran Puger ditangkap dan
dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian dari Mataram.
1607 M - Pemberontakan Ponorogo pimpinan
Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke
Nusakambangan.
1610 M - Mataram menyerbu Surabaya, namun
mengalami kegagalan.
1611 M - VOC mendirikan pos dagang di
Jayakarta.
1613 M - Mataram kembali menyerbu
Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik dan Jaratan ikut terbakar.
Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati mengizinkan VOC mendirikan pos
dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian wafat dalam kecelakaan saat
berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang naik tahta dan bergelar
Panembahan Hanyakrakusuma.
1614 M - Mataram menaklukkan Malang dan
Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke Mataram untuk menjalin kerja
sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.
1615 M - Patih Mataram, Ki Juru Martani
wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. Mataram menaklukkan
Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim pasukan ke Wirasaba.
1616 M - Pasukan Mataram mengalahkan
pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut menaklukkan Lasem.
1617 M - Pemberontakan Pajang pimpinan Ki
Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya melarikan diri ke Surabaya.
Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi bawahan Mataram.
1618 M - Mataram menaklukkan Galuh.
1619 M - VOC menaklukkan kota Jayakarta
dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC yang semula di Ambon pun
dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal
VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai. Mataram menaklukkan Tuban.
1620 M - Invasi Mataram ke Surabaya
dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk menghentikan suplai air.
Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan Sumedang Larang.
1621 M - Mataram mulai menjalin hubungan
diplomatik dengan VOC.
1622 M - Mataram menaklukkan kerajaan
Sukadana di Kalimantan Barat.
1624 M - Mataram menaklukkan Madura.
Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.
1625 M - Surabaya dilanda bencana
kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi Mataram. Jayalengkara
akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya sebagai bagian dari Mataram.
1627 M - Pemberontakan Pati pimpinan
Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil ditumpas.
1628 M - Invasi Mataram ke Batavia
dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng VOC, namun kemudian
terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.
1629 M - Mataram kembali menyerbu Batavia,
namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pasukan Mataram berhasil
membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang mengakibatkan wabah kolera
melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP Coen tewas menjadi korban
wabah tersebut.
1630 M - Sultan Agung mengirim utusan ke
Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan Mataram, namun ditolak oleh
Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya, Mataram menyerbu Giri
Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun berikutnya.
1631 M - Pemberontakan Sumedang.
1632 M - Cirebon yang setia pada Mataram
berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang.
1633 M - Mataram menyerang Blambangan.
Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan memberlakukannya pada negerinya.
1636 M - Perang Mataram-Giri Kedaton
berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram. Di tahun yang sama,
Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra Selatan. Mataram akhirnya
juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3 tahun lamanya.
1641 M - Sultan Agung menggubah Serat
Nitipraja.
1645 M - Sultan Agung wafat. Sebelumnya,
ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga bangsawan
kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta menggantikan ayahnya dan bergelar
Sultan Amangkurat I.
1646 M - Mataram kembali menjalin hubungan
dengan VOC.
1647 M - Ibukota Mataram dipindah ke
Plered.
1649 M - Sultan Cirebon, Panembahan
Girilaya diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di
sana, ia dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa
untuk tinggal di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan
karena ayahnya tak kunjung kembali.
1651 M - Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta
di Banten.
1652 M - Mataram menyerahkan wilayah
Bekasi kepada VOC. Tawang Alun naik tahta di Blambangan.
1659 M - VOC menduduki Palembang.
Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan bekerja sama dengan Bali
untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi dan berakhir dengan
dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan
pengikutnya mundur ke Bali.
1661 M - Putra mahkota Mataram, Raden Mas
Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat perselisihan dengan sang ayah,
namun mengalami kegagalan.
1674 M - Trunojoyo, seorang bangsawan
Madura memerdekakan wilayah tersebut dari kekuasaan Mataram.
1676 M - Laskar Madura pimpinan Trunojoyo
berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang, dan Pekalongan.
Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari jajahan Mataram.
1677 M - Trunojoyo berturut-turut
menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga akhirnya berhasil menguasai dan
menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun terpaksa meninggalkan keraton dan
kemudian wafat dalam pelariannya di Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai
sultan Mataram bergelar Amangkurat II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di
Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo. Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar
sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara
saat itu. Cirebon kehilangan wilayah Rangkas Sumedang
(Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh Belanda.
1679 M - Pemberontakan Trunojoyo berhasil
ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang dibantu oleh armada Bugis
pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil direbut kembali. Namun sebagai
imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir utara Jawa kepada VOC. VOC pun
mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram dan juga Madura. Sultan
Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk menghindari perpecahan
keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.
1680 M - Puncak kejayaan kesultanan Banten
di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo dihukum mati oleh
Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton, sekutu terakhir
yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke Kartasura.
1681 M - Cornelis Speelman ditunjuk
sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan perjanjian monopoli dagang dengan
Cirebon.
1682 M - Kapitan Francois Tack memimpin
pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke Banten. VOC berhasil merebut dan
memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir bangsa Eropa lain yang telah
lama berdagang di sana.
1683 M - Pasukan VOC menyerbu Banten dan
berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten
kemudian menjadi bawahan VOC.
1684 M - Speelman wafat di Batavia.
1686 M - Kapitan Francois Tack tewas di
tangan Untung Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di
Kartasura. Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan.
Setelah berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung
Wiranegara.
1691 M - Prabu Tawang Alun wafat. VOC
melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi pembakaran jenazah sang
Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut membakar diri
ke dalam kobaran api.
1697 M - Kerajaan Buleleng dari Bali
menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.
1698 M - Pangeran Wangsakerta dan para
sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan penyusunan naskah Pustaka
Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah lainnya.
Abad 18 :
1703 M - Amangkurat II wafat. Perebutan
tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.
1704 M - Perang Tahta Mataram Pertama
dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai sultan Mataram bergelar
Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.
1705 M - Bersama Surapati, Amangkurat III
mendirikan pemerintahan pengasingan di Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan
Cirebon.
1706 M - Pasuruan diserbu oleh VOC dan
sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya diduduki oleh VOC. Amangkurat III
melarikan diri.
1708 M - Amangkurat III ditangkap dan
dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.
1719 M - Perang Tahta Mataram Kedua
dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV.
1740 M - Peristiwa Geger Pecinan. Tentara
VOC melancarkan genosida terhadap etnis Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari
10.000 orang yang tewas dalam pembantaian massal ini. Sisanya melarikan diri ke
timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam perjalanan, mereka menyerang sebuah
pos VOC di Tangerang.
1741 M - Pelarian Tionghoa dari Batavia
bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut
di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan Semarang.
1743 M - VOC menduduki pulau Bawean.
1746 M - Mataram mengadakan perjanjian
dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia menyerahkan kembali Madura dan
pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai aliansi Mataram-Tionghoa kepada
VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan pemberontakan menuntut tahta Mataram.
Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.
1749 M - VOC melantik Raden Mas Suryadi
sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III. Patih Mataram, Raden Mas Said
memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.
1750 M - Raden Panji Margono bekerjasama
dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan pemberontakan terhadap VOC
di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.
1754 M - Gubernur VOC atas wilayah Jawa
Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangeran Mangkubumi
mengenai pembagian Mataram.
1755 M - Perjanjian Giyanti, mengakhiri
Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi dibagi menjadi dua pemerintahan:
Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat sebagai penguasa Yogyakarta
bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara Pakubuwono III menjadi penguasa
Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi bawahan VOC.
1757 M - Perjanjian Salatiga. Raden Mas
Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia kemudian diangkat sebagai
penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.
1767 M - VOC menyerbu Blambangan dan
berhasil menduduki ibukotanya.
1771 M - Perang Puputan Bayu. Rakyat,
prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati mempertahankan tanah air
mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari separuh populasi Blambangan
musnah dalam pertempuran ini.
1772 M - Blambangan sepenuhnya ditaklukkan
oleh VOC.
1788 M - Pakubuwono III wafat dan
digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.
1800 M - VOC secara resmi dibubarkan.
Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte.
Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak langsung jatuh ke tangan
Prancis.
Abad 19 :
1806 M - Kekaisaran Inggris menyerbu
Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris
melawan koalisi Belanda-Prancis.
1807 M - Pemerintah Belanda dibawah
Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia
Belanda.
1808 M - Daendels tiba di Hindia Belanda.
Ia mendirikan pemerintahan langsung di Lampung, kemudian memulai pembangunan
Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan, yang kini menjadi Jalur Pantura.
Keputusan ditentang oleh Sultan Banten. Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan
menghancurkan istana Surosowan. Sang sultan kemudian diasingkan. Kesultanan
Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan dari Kanoman.
1809 M - Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman
(termasuk Kacirebonan) menjadi bawahan Belanda.
1810 M - Pemberontakan para bangsawan
Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda. Daendels bersama ribuan
prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II untuk mengundurkan
diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Mas Surojo, yang bergelar
Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.
1811 M - Daendels ditarik kembali ke Eropa
untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow. Jan Willem Janssens
diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris menyerbu Jawa dan
berhasil menduduki Batavia. Janssens kemudian menyerah dan menandatangani
Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan seluruh jajahan
Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai
Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai.
Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.
1812 M - Peristiwa Geger Spehi.
Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin pasukan Inggris menyerbu dan
menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II dilengserkan dan diasingkan ke
Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan kepada Hamengkubuwono III.
Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.
1813 M - Kesultanan Banten dihapuskan oleh
Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.
1814 M - Ekspedisi Inggris melaporkan
penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan reruntuhan kota Trowulan ke Eropa
untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik tahta menjadi Sultan Yogyakarta
di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai wali sang Sultan yang
tak lain adalah adiknya sendiri.
1815 M - Erupsi dahsyat Gunung Tambora di
Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia mengembalikan Hindia
Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang
mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan Kasepuhan dan
Kanoman (termasuk Kacirebonan).
1816 M - Perubahan iklim akibat erupsi
gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan.
Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali
menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke
Bengkulu.
1817 M - Raffles menyelesaikan penulisan
buku 'History of Java', yang berisi tentang rangkuman penelitian kesejarahannya
tentang Jawa.
1818 M - Belanda mengakhiri perdagangan
budak di Jawa.
1824 M - Traktat London, pembagian wilayah
kolonialisme antara Belanda dan Inggris di Nusantara.
1825 M - Pangeran Diponegoro dan
pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang terhadap pemerintah
Hindia Belanda.
1826 M - Perang gerilya merebak di seluruh
Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari menyebarnya gerakan
anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus diangkat sebagai Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen. Belanda membebaskan
Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali menjadi Sultan
Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan pengikutnya di Gowok.
Raffles wafat.
1827 M - Puncak Perang Diponegoro.
1828 M - Kyai Maja, seorang abdi setia dan
penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh Belanda di akhir sebuah
pertempuran.
1829 M - Pangeran Mangkubumi dan Senapati
Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia Diponegoro, menyerahkan diri
kepada Belanda.
1830 M - Pangeran Diponegoro ditangkap
oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk mengadakan diplomasi di Magelang. Ia
dibuang ke Manado, lalu ke Makassar. Perang Diponegoro pun berakhir.
Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap akibat perang ini.
Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin sempit. Johannes van
den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia mulai
menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu mendirikan KNIL sebagai
kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.
1846 M - Belanda menundukkan Buleleng di
Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL mundur kembali ke Jawa.
1849 M - Belanda kembali menyerbu Bali,
menghancurkan Buleleng serta menundukkan Jembrana dan Karangasem.
1855 M - Pangeran Diponegoro wafat dalam
pembuangannya di Makassar.
1883 M - Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di
Selat Sunda.
1900 M - Belanda menundukkan Gianyar di
Bali.
Abad 20 :
1901 M - Sukarno lahir.
1902 M - Mohammad Hatta lahir.
1905 M - Samanhudi mendirikan Sarekat
Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).
1906 M - Belanda berturut-turut
menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.
1907 M - Belanda menundukkan Bangli di
Bali.
1908 M - Era Kebangkitan Nasional dimulai
dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda menundukkan Klungkung di
Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.
1912 M - HOS Cokroaminoto menjadi pimpinan
Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan
dan mengakui keberadaan SI.
1914 M - Perang Dunia I dimulai. Henk
Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal PKI.
1918 M - Perang Dunia I berakhir.
1926 M - Pemberontakan PKI di Banten,
Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh pasukan KNIL.
1928 M - Ikrar Sumpah Pemuda.
1939 M - Perang Dunia II dimulai.
1940 M - Pusat pemerintahan Belanda di
Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga.
1941 M - Kekaisaran Jepang memulai
penaklukkan Asia Timur Raya.
1942 M - Pasukan Jepang menyerbu dan
menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat. Belanda menyerah tanpa syarat
kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang.
Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar Hizbullah memimpin gerakan Islam
radikal di Tasikmalaya.
1943 M - Pemerintah Jepang membentuk
PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya. Jepang kemudian juga mendirikan
PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan Suharto.
1944 M - Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.
1945 M - Sukarno dan Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah serangkaian peristiwa
besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pasukan Sekutu
bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta. Serangkaian perang besar
berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
1946 M - Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta
setelah kondisi keamanan di Jakarta makin memburuk. Peristiwa Bandung Lautan
Api. Konferensi Malino. Perjanjian Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas
nama Gubernur Jenderal Van Mook mendirikan Negara Indonesia Timur lewat
Konferensi Denpasar.
1947 M - Agresi militer Belanda I terhadap
Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan negara Pasundan di bawah
pengaruh Belanda.
1948 M - Pemberontakan PKI di Madiun
pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI. Belanda mendirikan negara Madura
dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra.
KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan menangkap para pemimpin RI.
1949 M - Belanda akhirnya mengakui
kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat setelah konferensi di Den
Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta dan Surakarta. SM
Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII alias
DI/TII) di Jawa Barat.
1950 M - Republik Indonesia Serikat resmi
dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian Jawa Tengah sebagai bagian dari
DI/TII.
1954 M - Amir Fatah menyerahkan diri.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.
1955 M - Pemilihan Umum diadakan untuk
pertama kali.
1957 M - Peristiwa Granat Cikini,
percobaan pembunuhan Presiden Sukarno oleh aktivis DI/TII.
1960 M - Penembakan di Istana Presiden
oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta.
1961 M - Operasi Trikora dimulai setelah
dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara Yogyakarta untuk merebut Papua
Barat dari Belanda.
1962 M - Kartosuwiryo ditangkap dan
dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
1963 M - Konfrontasi Indonesia-Malaysia
dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.
1965 M - Tragedi nasional G30S di Jakarta
dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang petinggi TNI-AD.
1966 M - Pembantaian massal terhadap
ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Suharto dan TNI-AD.
Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. Penyerahan
Supersemar dari Suharto kepada Sukarno. Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi
berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali menjadi
anggota PBB.
1967 M - Sukarno menyerahkan kekuasaan
pemerintahan kepada Suharto.
1968 M - Era Orde Baru resmi dimulai
dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.
1970 M - Sukarno wafat di usia 69 tahun.
Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari.
1982 M - Petrus, serangkaian operasi
rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap
orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga
2 tahun berikutnya.
1984 M - Kerusuhan Tanjung Priok di
Jakarta.
1996 M - Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli
di Jakarta.
1997 M - Krisis finansial melanda Asia,
melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur. Indonesia
menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat, bersama dengan Thailand
dan Korea Selatan.
1998 M - Suharto resmi mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai Presiden setelah serangkaian kerusuhan di Jawa.
Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden RI ketiga. Orde Baru pun
berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.
1999 M - Abdurrahman Wahid alias Gus Dur
dilantik menjadi Presiden RI keempat menggantikan Habibie.
Abad 21 :
2001 M - Megawati Sukarnoputri dilantik
sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.
2004 M - Susilo Bambang Yudhoyono dan
Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang dipilih secara langsung
oleh rakyat.
2008 M - Suharto wafat di usia 86 tahun.
2009 M - SBY kembali memenangi Pilpres dan
menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai Wapres yang baru. Gus Dur wafat di
usia 69 tahun.
2010 M - Erupsi Gunung Merapi.
2014 M - Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik
sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung
Kelud di Jawa Timur.
Sumber referensi dan Informasi :
- Babad Raja Blambangan
- Babad Tanah Jawi
- Babad Tanah Sunda
- Berbagai Situs dan Blog Pecinta Sejarah
- Buku Sejarah Indonesia
- Carita Parahiyangan
- Carita Purwaka Caruban Nagari
- Ekspedisi Bengawan Solo
- Daoyi Zhilüe
- History of Java
- Kidung Harsawijaya
- Kidung Panji Wijayakrama
- Kidung Sorandaka
- Kidung Sunda
- Nagarakretagama
- Naskah Perjalanan Bujangga Manik
- Naskah Wangsakerta
- Notes on the Malay Archipelago and
Malacca
- Nusa Jawa Silang Budaya
- Pararaton
- Prasasti-prasasti
- Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara
- Rapporten van de Oudheidkundige Dienst
- Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan
Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara
- Sejarah Raja-Raja Jawa
- Serat Banten
- Serat Kanda
- Suma Oriental
- The Chinese in Southeast Asia
- The Indianized States of South East Asia
- Wikipedia
- Yingyai Shenglan
- Yuan Shi
- Zhu Fan Zhi
- Sumbetr-sumber Informasi dari online
Imajiner Nuswantoro