MEMANUSIAKAN MANUSIA
(NGUWONGKE WONG)
Manusia sebagai makhluk sosial yang sudah barang tentu tidak bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan dan memerlukan bantuan dari orang lain. Maka dari itu, pentingnya tanamkan dan perlukan sikap memanusiakan manusia agar setiap individu merasa dihargai dan tidak ada yang merasa dirugikan. Salah satu contohnya yakni rasa empati, maksudnya kemampuan memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat dari sudut pandang orang tersebut dan juga membayangkan diri sendiri berada pada posisi orang tersebut. Dengan sikap empati secara langsung kita memainkan peran penting dalam membangun dan menjaga sarana menjalin hubungan silaturahim hubungan antara sesama manusia.
Dari sikap empati tentu manusia harus paham betul mengenai attitude yang ada di masyarakat. Bahkan ketika kita mengerti dan memahami nantinya akan mampu menerapkan nilai dan norma dalam bersosial dengan yang lainnya serta mampu menjadikan lingkungan sekitar dapat dikatakan sebagai masyarakat yang madani.
Manusia adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya diantara makhluk lain dialam semesta, karena manusia dilengkapi Sang Maha Pencipta dengan akal budi, yang membedakannya dari makhluk lain.
Memanusiakan manusia maknanya menjadikan manusia sebagai makhluk berharkat dan bermatabat sesuai kodrat, dengan cara menyelenggarakan pendidikan yang baik, mencakup pendidikan mental spiritual /agama, ilmu pengetahuan maupun ketrampilan. Intinya, menjadikan manusia sebagai insan yang berguna bagi lingkungan, keluarga, bangsa dan agama, yang hidupnya bahagia dan sejahtera.
Istilah memanusiakan manusia, secara sederhana merupakan upaya yang membuat manusia menjadi lebih berbudaya dan berakal budi. Dengan begitu maka sesama manusia harus menerapkan sikap saling menghargai, menghormati, dan tidak mengadili. Dengan mengamalkan sikap memanusiakan manusia, maka membuatnya terhindar dari sikap sombong atau merasa dirinya paling sempurna daripada orang lain. Konteks memanusiakan manusia di sini yang saya tekankan, yakni salah satunya ikut mendonasikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan, tidak semena-mena terhadap orang lain, menghargai pemikiran atau gagasan orang lain, menghormati saat seseorang itu sedang bicara, memberi makan fakir atau miskin serta masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan sikap memanusiakan manusia.
Memanusiakan manusia sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama ketika sedang membahas hal-hal yang berkaitan dengan perikemanusiaan. Memanusiakan manusia artinya menghormati dan menghargai sesama.
Ini adalah sikap yang harus dipelihara dalam diri dan diwujudkan dalam kehidupan bersosial setiap individu. Dalam Wacana Publik, konsep memanusiakan manusia merupakan bagian dari humanisme.
Humanisme berasal dari kata Latin humanus yang mengandung arti sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia. Humanisme adalah paham yang mengedepankan nilai dan kedudukan manusia dalam segala hal. Artinya, setiap orang harus memperlakukan sesama manusia dengan baik tanpa melihat ras, suku, agama, maupun profesinya. Memanusiakan manusia dapat tercermin lewat sikap dan perilaku sehari-hari.
Contoh Memanusiakan Manusia :
Di Indonesia, memanusiakan manusia telah diajarkan lewat Pancasila, tepatnya melalui sila ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Sila ini mengajarkan masyarakat agar selalu adil dan tidak membedakan latar belakang.
Ada banyak hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mengamalkannya sebagai bentuk memanusiakan manusia. Berikut beberapa di antaranya seperti :
1. Saling Menghormati dan Menghargai
Seperti yang dijelaskan, nilai utama dalam konsep memanusiakan manusia pada dasarnya adalah menghormati dan menghargai sesama tanpa memandang perbedaan yang ada.
Suku, ras, status sosial, agama, warna kulit, bukan hal yang penting. Seseorang harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam bersikap kepada orang lain.
2. Menolong Orang yang Sedang Kesusahan
Membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan tanpa pamrih juga menjadi salah satu contoh sikap memanusiakan manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan bersosial.
Misalnya, ikut memberikan donasi untuk warga yang terkena banjir, menyelamatkan orang yang terjatuh di jalanan, memberi makan fakir miskin, dan sebagainya.
3. Tidak Semena-mena terhadap Orang Lain
Seseorang tidak boleh bertindak semaunya terhadap orang lain. Mereka juga tidak boleh menganggap remeh dan sepele orang lain hanya karena memiliki ras, agama, ataupun status sosial yang berbeda dengannya.
Sebagai contoh, seseorang tidak boleh memperlakukan asisten rumah tangganya dengan semena-mena hanya karena merasa memiliki status sosial yang lebih tinggi. Ingatlah bahwa asisten rumah tangga juga manusia yang memiliki hak asasi sebagaimana manusia lainnya.
4. Berteman dengan Siapa Saja
Memanusiakan manusia bisa diwujudkan dalam lingkup terkecil, misalnya lingkungan pertemanan. Jalinlah pertemanan dengan siapa pun tanpa melihat latar belakang keluarga mereka. Sebab, pada dasarnya semua orang memiliki nilai dan kedudukan yang sama sebagai manusia.
PERLUNYA MEMANUSIAKAN MANUSIA
Untuk bisa mewujudkan masyarakat yang madani. Kita harus memiliki bekal yang cukup terkait pemahaman dan pengalaman luas. Karenanya harus dibarengi dengan beberapa tindakan seperti halnya mampu menempatkan politik yang demokratis, partisipatoris, menghormati, dan menghargai publik seperti halnya kebebasan hak asasi, partisipasi, keadilan sosial, menjunjung tinggi etika dan moralitas.
Dilansir dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) 2003 karya A Ubaedillah dan Abdul Rozal, masyarakat madani merupakan sebuah sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Konsep memanusiakan manusia merupakan sikap berpegang kepada nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan nilai tali persaudaraan.
Mengutip kata-kata bijak bahwa menghargai orang lain jika anda ingin dihargai, jangan menghina jika tak mau dihina, dan jangan merendahkan orang lain jika tak mau direndahkan. Sebagai bentuk penghargaan kepada sikap mengenai memanusiakan manusia dalam Islam tercantumkan pada Surat al-Isra ayat 70, Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْل
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS Al-Isra’:70).
Imam Fakhruddin Ar-Razi seorang ilmuwan muslim berkebangsaan Persia polimatik menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk di bumi yang memiliki banyak kelebihan berupa takrīm dan tafdlīl dibandingkan dengan makhluk lainnya. Takrīm diindikasikan dan dianugerahkan kepada manusia oleh Allah SWT dengan sesuatu sifat bawaan seperti akal bisa berbicara dan berbahasa, struktur tubuh yang sempurna, dan wajah-wajah yang rupawan.
Adapun tafdlīl lebih diarahkan kepada kemampuan manusia dalam menggunakan potensinya mampu menemukan akidah yang benar, cara hidup yang baik dan etika yang mulia. Takrīm dari Allah SWT berimplikasi kepada kemuliaan manusia di bumi secara totalitas bahwa manusia mendapatkan hak untuk menaklukkan daratan dan lautan sebagai ma’īsyah-nya (rizki), manusia juga berhak mendapatkan rizki dari hal-hal yang baik, manusia semuanya sama dan sederajat, sehingga tidak dibenarkan apapun bentuk praktiknya yang menjadikan manusia tidak sederajat dengan manusia lainnya.
Dengan demikian, jika ada suatu sistem yang menggerogoti ke-takrīm-an, maka secara tegas sistem itu harus ditentang. Di antara sistem yang dapat menggerogoti ke-takrīm-an adalah diberlakukannya model perbudakan dan perdagangan manusia, karena dengan adanya perbudakan sama saja dengan mengurangi ke-takrīm-an manusia itu sendiri, karena tidak bisa bekerja dan menikmati hasil jerih payah untuk diri sendiri melainkan dieksploitasi oleh pihak-pihak lainnya.
Menurut KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengatakan, puncak dari orang alim itu kalau dia sudah menjadi manusia seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yaitu manusia yang mengerti manusia dan manusia yang memanusiakan manusia. Hal itulah yang mungkin selama ini telah dicapai oleh Almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) semasa hidupnya. Jalan kehidupan Gus Dur memperjuangkan rakyat kecil dan kaum minoritas yang termarginalkan sangat melekat dengan rakyat Indonesia, Gus Dur selalu menyapa mereka agar tidak lagi dikebiri oleh kepentingan kekuasaan. Contoh lainnya, masalah jaminan kesehatan rakyat kecilpun harus mendapatkan hak yang layak, tidak boleh lagi ada diskriminasi, semua itu merupakan cita-cita perjuangan Gus Dur yang menginginkan setiap warga Negara Indonesia mendapatkan jaminan sosial yang sama.
Contoh lain dalam berdemokrasi, merupakan salah satu komitmen yang terus diperjuangkan Gus Dur semasa hidupnya. Komitmennya lebih mengarah kepada perjuangan yang bersasaran pada mengangkat harkat dan martabat kaum marjinal. Namun, bukan hanya warga muslim saja yang Gus Dur perjuangkan, Akan tetapi juga warga Tionghoa, warga agama non-Islam, pengikut aliran kepercayaan, dan kaum minoritas lainnya. Memperjuangkan nasib kaum marjinal menjadi sasaran utama perjuangan Gus Dur dalam demokratisasi di Indonesia.
Dengan mengangkat kaum marjinal, maka diharapkan tidak terjadi penindasan dan pengistimewaan kepada warga negara. Perjuangan Gus Dur melindungi segenap warga bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan berbangsa dan keadilan sosial merupakan bentuk perwujudan dan pengaplikasian kita terhadap UUD 1945 dan Pancasila.
Dari sosok Gus Dur inilah, harapan saya pribadi dan tentunya buat pembelajaran bagi diri saya pribadi sangat berharap supaya bisa belajar dan mengambil hikmah yang sudah ditorehkan oleh para sesepuh kita terdahulu mengenai sikap memanusiakan manusia. Tinggal para generasi selanjutnya yang merawat dan mempertahan warisan gemilang itu.
CARA MEMANUSIAKAN MANUSIA
Istilah memanusiakan manusia sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama ketika membahas yang berkaitan dengan perikemanusiaan.
Memanusiakan manusia artinya menghormati dan menghargai sesama ini adalah sikap yang harus dipelihara dalam diri dan diwujudkan dalam kehidupan bersosial setiap individu.
Memanusiakan manusia artinya kita memiliki sifat yang manusiawi terhadap manusia lainnya, dengan hak-hak manusia terhadap manusia lainnya yaitu :
1. Saling menghormati dan menghargai, ketika ingin di hormati oleh orang lain, maka kita harus terlebih dahulu menghormati orang lain, nilai utama dalam konsep memanusiakan manusia pada dasarnya adalah menghormati dan menghargai sesama tanpa memandang perbedaan yang ada, suku, ras, status sosial, agama, warna kulit bukan hal yang penting, seseorang harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam bersikap kepada orang lain.
2. Menolong orang yang sedang dalam kesusahan, itu adalah salah satu kewajiban manusia bagi manusia yang lainnya. Membantu seseorang dengan rasa tulus dan tanpa pamrih adalah salah satu sikap memanusiakan manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tidak semena-mena terhadap orang lain, seseorang tidak boleh bertindak semaunya terhadap orang lain. Mereka juga tidak boleh menganggap remeh dan sepele orang lain hanya karena ras, agama ataupun status sosial yang berbeda dengannya
3. Berteman dengan siapa saja, memanusiakan manusia bisa diwujudkan dalam lingkup terkecil, misalnya lingkungan pertemanan. Jalinlah pertemanan dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang keluarga mereka. Sebab, pada dasarnya semua orang memiliki nilai dan kedudukan yang sama sebagai manusia.
Itulah beberapa hak-hak yang diwajibkan untuk manusia lainnya.
4. Memanusiakan manusia lain, agar kita pun mendapatkan hubungan timbal balik dari usaha yang kita lakukan, karena kita hidup bersosial.
Dan sebagian besar nya kita berinteraksi dengan manusia lain, tidak susah untuk melakukan semua itu, jika sudah terbiasa semuanya akan berjalan dengan alaminya, memiliki hati yang tulus dan tidak berharap kepada siapapun terkecuali kepada Sang Pencipta, teruslah berbuat baik meskipun tidak ada timbal balik kepada kita.


