GARONG
Didunia ini hanyalah kehendak Nya, hidayah garong / julukan garong itu merupakan seperti peribahasa Jawa Ngunduh Wohing Pakerti.
Garong berarti perampok, kawanan pencuri (penyamun), tukang ngapusi, ngatiki wong, nguriki wong, kasih bahasa surga, tidak konsisten, wan prestasi, blejani njanji.
Dalam Tesamoko Tesaurus garong ialah penjarah, penyamun, perampok.
Garong ialah singkatan gerombolan romusha ngamuk.
Garong memiliki modus yang berbeda.
Prinsipnya garong juga pencuri, tetapi si garong melakukannya dengan blak-blakan. Jika tuan rumah sudah tidur, si garong membangunkannya, minta dibukakan pintu.
Dengan todongan tipu muslihat / omongan surga / bagaikan senjata tajam atau senjata api yang lebih berbahaya lagi, tuan rumah diminta secara paksa menunjukkan di mana barang-barang berharga miliknya disimpan.
Jika terjadi perlawanan, tuan rumah bisa dilukai dengan penuh kekerasan atau bahkan dibunuh dengan kejam.
Kekerasan dan kekejaman terbuka menyertai proses penggarongan tadi.
Adapun mengapa si garong berani melakukan itu, karena, pertama, si garong memang orang berilmu, kebal segala jenis senjata, atau ada unsur sedikit nekat, semata karena dia bersenjata.
Garong itu pencuri disertai, kadang-kadang, pembunuhan.
Ada orang yang menggarong tetangga sendiri dengan menyamarkan dirinya.
Wajahnya ditutup hingga tak dikenali tuan rumah.
Tapi drama ini sering bersifat kecil-kecilan, tidak profesional, dan mudah ditelusuri jejaknya sebelum pada akhirnya ditangkap hampir tanpa kesukaran.
Tapi garong profesional tidak takut ditangkap.
Kantor polisi atau penjara mungkin merupakan rumah keduanya.
Garong yang hebat bisa lolos dari kejaran polisi dan massa yang marah.
Bahkan, ada yang bisa lolos dari penjara melalui jalan yang kita tak bisa memahaminya karena dia memiliki ilmu-ilmu yang hebat. Selain itu, garong bekerja dengan rapi, didahului intelijen atau matamata, yang bekerja dengan baik.
Penggarongan yang sukses ditentukan beberapa hari sebelum hari terjadinya peristiwa itu. Intelijen memainkan peran sangat penting.
Dalam tingkat tertentu, maling juga memiliki intelijen/ combe yang bekerja secara cermat beberapa hari sebelum pemalingan dilakukan.
Bagi maling, ada hari tertentu di mana dia tak boleh melakukan tindakan maling atau mencuri.
Ada hari nahas yang harus dijauhi. Jika dia melanggar pantangan ini, dia bakal celaka.
Tapi garong dan copet tak mengenal sama sekali perhitungan waktu seperti itu. Fenomena begal lebih unik.
Ada unsur copet, ada pula unsur garong.
Di dalamnya sikap nekat dan wujud kekerasan hadir secara mencolok.
Begal beroperasi di tempat-tempat kegelapan dan jauh dari wilayah hunian penduduk.
Dengan kata lain, begal memilih wilayah operasi di daerah-daerah sepi dan seram serta menakutkan. Para begal juga membawa senjata.
Korban yang melawan dilukai tanpa ragu-ragu atau dibunuh sekalian untuk menghilangkan jejak.
Dengan gagah berani begal selalu bertanya kepada korbannya harta atau nyawa.
Maksudnya, kalau sayang nyawa, serahkan harta yang dibawanya dengan penuh damai dan tanpa kekerasan.
Tapi, jika sayang harta, tanpa pertimbangan lebih lanjut, senjata yang berbicara.
Orang biasa pada umumnya dengan sukarela menyerah.
Yang penting selamat dan ini menggembirakan si begal. Dia atau dia dan rombongannya, bekerja cepat, efisien, tanpa mengeluarkan keringat.
Tapi jika korbannya orang hebat dan berani melawan, kawanan begal itu harus bekerja keras dan lebih lama.
Tak jarang si begal lari ngacir.
Ada begal yang belum profesional dan cara menggertak korbannya pun keliru.
Seharusnya dia bertanya: harta atau nyawa.
Tapi begal yang masih plonco ini bertanya, dalam bahasa Jawa: banda (harta) atau yatra (uang), yang juga harta.
Jadi dia bertanya harta apa harta. Garong satu ini hanya menjadi lelucon.
Ketika digertak oleh korbannya, dialah yang ketakutan.
Tanpa bermaksud menghina, melecehkan, atau menurunkan derajat mereka yang luhur dan mulia, orang-orang kantor yang penampilannya gemerlap itu sebenarnya, maaf beribu maaf, tidak lebih dari begal.
Dana untuk rakyat dibegal di tengah jalan.
Beras buat rakyat dibegal sebelum sampai ke tangan rakyat.
Mereka begal agung, begal mulia, begal berpangkat tapi tak tahu malu.
Mereka orang partai yang miskin berubah mendadak jadi kaya, orang pemerintahan yang merasa negeri ini peninggalan nenek moyang mereka, maka dengan seenaknya membegal segala macam yang bisa dibegal.
Selain itu, mereka juga maling, kecu, copet, garong, dan sejenisnya.
Rumah dan kekayaan mereka penuh berisi barang colongan, copetan, garongan. Kekayaan mereka hasil nyolong, maling, membegal, merampok, dan sejenisnya.
Kalau tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mereka punya pembela. Ada lawyer khusus yang membela mereka.
Lawyer macam itu juga makan duit-duit garongan, copetan, begalan, dan malingan. Mereka lebih berbahaya.
Maling, copet, garong, begal yang diburu-buru polisi itu tak seberapa. Maling, copet, garong, dan begal di kantoran lebih menakutkan karena bisa bikin rakyat jatuh miskin dan negara bangkrut.
Bila diinterogasi lebih dalam dan berbagai sumber informasi gosip biasanya kekayaan hasil garong tidak barokah misalnya anak-anaknya hingga cucunyapun tersandung narkoba, istrinya sakit-sakitan karena hasil garongannya untuk foya-foya maksiat, berzina hingga kesenangan fatamorgana lainnya. Banyak orang-orang yang digarongnya menginginkan mati tidak wajar, waduh kok ngeri ucapan-ucapan banyak orang dari pasar hingga warung-warung. Sak dowone lurung isih dowo gurung.
Mudah-mudahan cepat sadar namun biasanya kata sadar jauh dari mereka, Tuhan terus melulu hingga sakit lebih sakit dari yang dizalimi.
KUCING GARONG
Sampai sekarang saya bingung kenapa lelaki yang doyan berhubungan dengan banyak perempuan disebut buaya darat, hidung belang atau playboy.
Kalau playboy masih bisa dimengerti kenapa disebut demikian.
Tapi kalau buaya darat atau hidung belang ?
Kok bisa dinamai demikian.
Kemudian muncul istilah baru: kucing garong. Kok bisa ?
Apanya yang kucing dan apanya yang digarong.
Sampai-sampai dibuat lagunya dengan judul Kucing Garong Lagu ini menceritakan lelaki yang matanya blingsatan kalau melihat ada perempuan yang menarik hatinya.
Mirip seperti kucing garong yang melihat pepes langsung diembat.
Kucing garong adalah sebuah istilah yang disematkan kepada laki laki yang memperlakukan wanita dengan cara yang kurang baik.
Dalam arti yang sebenarnya kucing garong adalah setiap kucing yang lahir di alam liar dan tidak memiliki kontak langsung dengan manusia.
Kucing garong biasanya memiliki tanda-tanda dan perilaku antara lain, mudah takut, melarikan diri ketika didekati dan mudah menyerang ketika terancam. Namun, kucing garong juga dapat dijinakkan dan dipelihara sebagai hewan peliharaan, tentunya butuh waktu.
Istilah ini menunjukkan suatu term liar, tak bertanggungjawab, kalau dibutuhkan menghindar dan kalau merasa kecewa akan menyerang. Doorland ahli psikologi, menyebutnya sebagai gangguan kepribadian.
Menurut Dorland mengemukakan tentang makna kepribadian, beliau menyampaikan bahwa kepribadian adalah sebuah pola unik seseorang dalam proses berpikir, merasakan dan melakukan tindakan yang cenderung stabil dan terprediksi.
Ketika kepribadian terganggu, maka muncullah sesuatu yang disebut dengan gangguan kepribadian.
Gangguan kepribadian adalah suatu kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda dari orang normal. Selain pola pikir yang tidak sehat, kondisi yang dikategorikan sebagai penyakit mental ini juga bisa membuat penderitanya sulit untuk merasakan, memahami, atau berinteraksi dengan orang lain.
Pada posisi yang terganggu ini, kepribadian seseorang akan menyebabkan masalah dalam lingkungan sosial. Tidak jarang hubungan antara penderita gangguan kepribadian dengan orang lain di lingkungan rumah, sekolah, bisnis, atau pekerjaan menjadi terbatas.
Tidak usah mengeluh hanya karena harapanmu belum terwujud, nikmatilah prosesnya agar kelak setelah kamu benar-benar mendapatkan apa yang kamu harapkan, dirimu tidak akan pernah melupakan diri dan selalu bersyukur kepada Allah
Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (QS. Ghafir 40: Ayat 60)