SLUKU SLUKU BATHOK
Sluku Sluku Bathok merupakan lagu berbahasa Jawa yang kerap dinyanyikan anak-anak ketika bermain. Kala itu, lagu ciptaan Sunan Kalijaga ini digunakan sebagai media dakwah untuk menyiarkan Islam di tanah Jawa.
Sunan Kalijaga banyak meninggalkan karya seni yang akhirnya membangun peradaban budaya masyarakat Jawa. Adat istiadat, dunia pewayangan, hingga tembang Jawa banyak dilahirkan wali bernama asli Raden Said tersebut.
Zaman dulu, lagu menjadi media penyebaran Islam di tanah Jawa, agar mudah diterima masyarakat. Masyarakat memang menyukai pendekatan yang bersifat alon-alon waton kelakon (perlahan tapi pasti), tidak frontal, tidak terkesan menggurui, dengan tujuan tidak menimbulkan gejolak dalam masyarakat.
Sekilas, lirik Sluku Sluku Bathok memang seperti bahasa Jawa, tetapi sesungguhnya lagu dolanan anak ini digubah Sunan Kalijaga dari bahasa Arab.
Berikut lirik tembang dolanan Sluku Sluku Bathok :
Sluku Sluku Bathok
Bathoke ela elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung motha
Mak jenthit lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleko dhuwit
Dalam lagu ini pula, Sunan Kalijaga menyampaikan makna dan filosofi tentang kehidupan masyarakat Jawa sekaligus ajaran Islam.
Makna lirik lagu Sluku Sluku Bathok, merujuk pada buku Sunan Kalijaga Sang Negarawan dan Budayawan karangan Siti Nur Aidah (2020: 45), berikut uraian maknanya :
Sluku-sluku bathok.
Hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Manfaatkanlah waktu istirahat dengan baik. Hal ini bertujuan agar jiwa dan raga selalu dalam kondisi sehat dan seimbang. Selain itu, Bathok atau kepala perlu beristirahat, agar kinerjanya dapat berjalan maksimal.
Bathoké éla élo.
Dengan berdzikir éla-élo (lafaz dzikir Laa Ilaaha Ilallah), manusia diperingatkan untuk selalu mengingat Allah. Dengan mengingat-Nya hati manusia menjadi lebih tentram.
Si Rama menyang Solo.
Siram (mandilah, bersucilah) menyang (menuju) Solo (Solat). Artinya, manusia diperintahkan untuk bersuci dengan cara berwudhu untuk segera mendirikan sholat.
Oléh-oléhé payung mutho.
Dengan dzikir dan sholat, manusia akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah.
Mak jenthit lolo lo bah.
Kematian itu datangnya tiba-tiba, tidak ada yang tahu. Kematian juga tidak bisa diprediksi, tidak bisa dimajukan, atau dimundurkan walau sesaat.
Wong mati ora obah.
Saat kematian datang, semua sudah terlambat. Manusia tidak mampu lagi bergerak, sehingga kesempatan mereka untuk beramal hilang.
Yen obah medéni bocah.
Banyak jiwa-jiwa yang merindukan dunia dan meminta dihidupkan kembali, tapi Allah tak mengizinkan. Jika mayat dihidupkan lagi, maka bentuknya pasti menakutkan dan mudharatya tentu lebih besar.
Yén urip goléko dhuwit.
Kesempatan untuk beramal hanya ada ketika manusia masih hidup di dunia. Selagi mampu sekaligus ada waktu, tempat beramal hanya ada di dunia, bukan di akhirat. Di akhirat adalah tempat manusia memetik hasil apa yang telah ia amalkan selama hidup di dunia.
Sungguh dalam sekali arti dan makna tembang Sluku-Sluku Bathok Karya Kanjeng Sunan Kalijaga.
Sebuah tembang berjudul Sluku Sluku Bathok yang kaya akan hikmah.
Meski lebih dikenal sebagai lagu dolanan anak, Sluku-sluku Bathok sebetulnya merupakan tembang dakwah. Tembang ini kabarnya digunakan Sunan Kalijaga sebagai media dakwah saat beliau menyiarkan agama Islam di Jawa.
SLUKU-SLUKU BATHOK
Sluku-Sluku Bathok Bathoke Ela Elo
Si Rama Menyang Solo
Oleh-Olehe Payung Mutho
Mak Jenthit Lolo Lo Bah
Uwong Mati Ora Obah
Yen Obah Medeni Bocah
Yen Urip Goleko Duwit
Sluku-Sluku Bathok
Maknanya : Hidup Tidak Boleh Dihabiskan Hanya Untuk Bekerja,
Waktunya Istirahat Ya Istirahat, Untuk Menjaga Jiwa Dan Raga Agar Selalu Dalam Kondisi Yang Seimbang,
Bathok Atau Kepala Kita Perlu Beristirahat Untuk Memaksimalkan Kemampuanya.
Bathoke Ela Elo
Artinya: Dengan Berdzikir (ela elo= Laa ilaaha ilalloh) Mengingat Allah,
Syaraf Neuron Di Otak Akan Mengendur, Ingatlah Allah, Dengan Mengingat-Nya Hati Menjadi Tentram.
Si Rama Menyang Solo
Artinya:
Siram (Mandilah, Bersucilah)
Menyang (Menuju) Solo (Sholat) Lalu Bersuci Dan Dirikan Sholat.
Oleh-Olehe Payung Mutho
Artinya: Maka Kita Akan Mendapatkan Perlindungan (Payung) Dari Allah, Tuhan Kita,
Mak Jenthit Lolo lo Bah
Artinya: Kematian itu Datangnya Tiba-Tiba,
Tak Ada Yang Tahu,
Tak Dapat Diprediksi Dan
Tak Juga Dikira-Kira,
Tak Bisa Dimajukan Dan
Tak Bisa Pula dimundurkan,
Uwong Mati Ora Obah
Artinya: Saat Kematian Datang,
Semua Sudah Terlambat,..
Kesempatan Beramal Hilang.
Yen Obah Medeni Bocah
Artinya: Banyak Jiwa Yang Rindu Untuk Kembali Pada Allah Ingin Minta Dihidupkan,
Tapi Allah Tak Mengijinkan, Jika Mayat Hidup Lagi Maka Bentuknya Pasti Menakutkan Dan Mudhorotnya Lebih Besar.
Yen Urip Goleko Dhuwit
Artinya: Kesempatan Beramal Untuk Beramal Hanya ada Di Saat Sekarang
(Selagi Mampu Dan Ada Waktu)
Bukan Dinanti (Ketidak Mampuan Dan Hilangnya Kesempatan)
Tempat Beramal Hanya Disini (Dunia)
Bukan Disana (Akherat)
Disana Bukan Tempat Beramal (Bercocok Tanam) Tapi Tempat Berhasil (Panen Raya)
FILOSOFI TEMBANG SLUKU SLUKU BATHOK
Tembang Jawa Sluku-Sluku Bathok ini dahulu begitu akrab di telinga anak-anak, utamanya masyarakat Jawa era sebelum masuk tahun 90-an, dan ditembangkan pada waktu bermain-main. Sebagai anak-anak yang masa kecilnya bahagia, akan senang-senang saja mendengar tembang ini tanpa tahu makna yang terkandung pada lirik tembang sluku-sluku bathok.
Jika ditelisik lebih jauh, ternyata lagu itu merupakan buatan Wali Songo yang digunakan sebagai metode dakwah. Dahulu Sunan Kalijaga membuat tembang untuk syiar agar mudah ditangkap masyarakat awam saat itu.
Syair Sluku-Sluku Bathok merupakan salah satu gendhing Jawa yang digunakan oleh Wali Songo untuk syiar agama Islam. Syair tersebut bukan sekedar syair, jika disimak lirinya begitu mempunyai filosofi yang dalam.
Tembang tersebut :
Sluku-Sluku Bathok Bathoke Ela Elo
Si Rama Menyang Solo
Oleh-Olehe Payung Mutho
Mak Jenthit Lolo Lo Bah
Yen Mati Ora Obah
Yen Obah Medeni Bocah
Yen Urip Goleko Duwit
Jika diperdalam ternyata maknanya seperti ini. Sluku-sluku bathok/Usluku suluka bathnaka Artinya: Hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja, waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi yang seimbang, bathok atau kepala kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuanya.
Bathoke ela-elo/Bathnaka La ilaha illallahu Artinya: Dengan cara berdzikir (ela elo laa ilaaha ilalloh) mengingat Allah. Hanya dengan banyak berdzikir maka syaraf neuron di otak akan mengendur, ingatlah Allah, dengan mengingat-Nya hati menjadi tentram.
Si Rama menyang Solo/Siiruu ma’aa man sholla Artinya: Siram (mandilah, bersucilah) menyang (menuju) Solo (sholat) lalu bersuci dan dirikan Sholat. Ingatlah bahwa Sholat adalah tiang agama, barang siapa menegakkan Sholat maka dia juga membangun hubungan yang baik dengan Sang Khalik.
Oleh-Olehe payung mutho/Allahu faizun ‘ala man taaba Artinya: Maka kita akan mendapatkan perlindungan (Payung) dari Allah SWT.
Tak jenthit lolo lo bah/Ittakhidzillaha Robba Artinya: Kematian itu datangnya tiba-tiba, tak ada yang tahu, tak dapat diprediksi dan tak juga dikira-kira, tak bisa dimajukan dan tak bisa pula di mundurkan. Tidak seorang pun di dunia ini tahu kapan dirinya akan mati, dimana akan di jemput Sang Malaikat Izrail dan bagaimana caranya meninggal dunia. Khusnul khatimah (Mati yang baik) ataukah Su’ul khatimah, itu semua tergantung tingkah laku dan perbuatan semasa hidup.
Wong mati ora obah/Man maata roaa dzunuubah Artinya:Saat kematian datang, semua sudah terlambat, kesempatan beramal hilang. Ingatlah saat ajal menjemput, semua hal di dunia harus ditinggalkan. Harta benda berlimpah tidak di bawa serta, derajat pangkat tinggi menjulang juga harus ditinggalkan. Semua hubungan dengan dunia terputus kecuali 3 hal. Amal jariyah selama hidup, ilmu yang bermanfaat dan doa dari anak-anaknya yang saleh/salihah.
Yen Obah Medeni Bocah/Dzunuuba dainin yaghillu yadah Artinya : Banyak jiwa yang rindu untuk kembali hidup di alam dunia. Maka pada Allah ingin minta dihidupkan lagi. Tapi Allah tak mengijinkan, jika mayat hidup lagi maka bentuknya pasti menakutkan dan mudhorotnya lebih besar.
Yen Urip Goleko Dhuwit/Rottibil kolbi bil qouluts tsabit Artinya : Kesempatan beramal untuk beramal saleh hanya ada di saat sekarang saat masih hidup (selagi mampu dan ada waktu). Bukan dinanti (ketidak mampuan dan hilangnya kesempatan). Tempat beramal hanya disini (dunia) bukan disana (akherat). Disana bukan tempat beramal (bercocok tanam) tapi tempat memetik hasilnya (panen raya).
Menurut Endraswara (1999), tembang dolanan di atas dapat ditelusuri dari segi sufisme Jawa, yaitu filsafat Jawa yang sudah terpengaruh oleh ajaran Islam sehingga berbau mistik. Larik yang berbunyi sluku-sluku bathok berkaitan dengan ghlusuk-ghlusuk batnaka yang berarti bersihkanlah batinmu makna dari larik itu adalah berupa perintah agar mencegah hawa nafsu terutama yang berkaitan dengan isi perut karena perut merupakan gambaran dari mikrokosmos.
Dalam sekali filosofi tembang “Sluku-Sluku Bathok” karya Kanjeng Sunan Kalijogo. Dan seniman sekarang belum tentu mampu menciptakan karya sehebat para Wali Allah ini.