RATU ADIL
Ratu Adil (Satria Piningit) merupakan mitologi yang mengatakan bahwa akan datang seorang pemimpin yang akan menjadi penyelamat, ia akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Mithologi adalah cara / usaha untuk mengorganisasikan pengalaman alam secara tidak sadar menjadi sebuah imagi yg membantu sekelompik manusia berhubungan dengan alan bawah sadar. Alam tak sadar sendiri adalah alam penengah antara alam fisik badaniah dan alam illahiah.
Raja tersebut disebut juga Herucokro.
Ramalan tentang datangnya Ratu Adil ini berasal dari Prabu Jayabaya. Pertanda kedatangan Ratu Adil adalah adanya kemelut sosial, malapetaka alam, serta jatuhnya raja besar yang ditakuti. Pemerintahan yang mengganti raja yang ditakuti tidak berlangsung lama.
Ratu Adil bersenjata trisula weda. Sebagaimana yang disebutkan oleh ramalan Jayabaya senjata Ratu Adil adalah trisula, senjata bermata tiga & weda, dan pengetahuan dalam arti pengetahuan bermata tiga yaitu kebenaran, kebijaksanaan, dan keadilan (orang yang memiliki sifat berbudi luhur, bijaksana dan berwawasan).
Ratu Adil, Satria Pininggit bukan Imam Mahdi dan bukan merupakan sosok yang sama, sangat berbeda, Jawa kuno (dwipa) mengenal sosok Ratu Adil dari zaman dahulu, dia adalah sosok keturunan dari Krisna.
Dalam ugo wangsit Sliwangi tertulis jelas bahwa Ratu Adil atau budak angon (kiasan dari orang atau golongan rakyat biasa), disebutkan pula dalam ugo wangsit Siliwangi bahwa ratu adil atau budak angon ditemani oleh pemuda berjanggut (orang yang dekat sebagai penasehat).
FILOSOFI RATU ADIL
Itulah godaan manusia yang terkuat antara khayalan, mimpi, pengharapan, dan buaian alam bayang-bayang fikiran.
Dari semua itu ada yang kemungkinan menjadi kenyataan, namun jauh lebih banyak yang tidak terbukti. Kelemahan manusia disaat merasa tertekan, terpojok, tertindas, teraniaya, terhina, dan terabaikan hampir dapat dipastikan alam fikirannya akan merekam berbagai khayalan-khayalan yang bersifat memabukkan.
Itulah phisikologi dasar manusia yang bersifat sangat manusiawi, sehingga kelogisan alam berfikirnya hampir-hampir hilang tak berbekas diterpa buaian alam fikirnya yang dilanda kegalauan hasil ciptaannya sendiri. Ada yang demi membela khayalannya sampai rela bertapa dan semedi mencari petunjuk ghaib mengenai apa yang dikhayalkan.
Dia menjadi lupa bahwa manusia diperintahkan untuk memikirkan hal-hal yang logis dan masuk akal, yang jelas-jelas menjadi haknya dan menjadi tanggungjawabnya yang terhampar jelas dihadapannya.
Seperti berkhayal mencari Tuhan, Tuhan tidak bisa dikhayalkan dan Dia bukan sesuatu yang hilang, Dia hanya hilang dari ingatan, hilang dari fikiran, hilang dari konsep hidup, dan hilang dari tujuan hidup seseorang, bukankah dia lebih dekat dari urat nadimu. Sebagaimana ramai diperbincangkan oleh sebagian orang khususnya orang jawa mengenai kemunculan ratu adil, itu merupakan sebuah filosofi ajaran para leluhur kepada anak cucu. Ratu merupakan ungkapan jawa untuk menyebutkan seorang pemimpin yang berjenis kelamin perempuan, sedang yang dimaksudkan pada kalimat ratu adil oleh para leluhur adalah sebuah ungkapan kiasan untuk menyampaikan sesuatu ajaran yang adi luhung.
Karena ke Agungan kandungan yang dimaksud pada kalimat tersebutlah yang mengakibatkan para leluhur tidak berani mengungkapkannya secara fulgar.
Dalam penulisan huruf jawa ratu adil ditulis dengan aksoro ro dan to dibacanya ratu, mengandung makna bahwa dalam diri ujud manusia ada elemen kemanusiaan yang bersifat universal.
Terbukti bahwa kedudukan, pangkat, kekayaan, dan golongan tidak akan mampu menghalangi dan menghilangkan keadaannya seperti rasa garam, rasa gula, atau rasa kesakitan saat dicubit. Tujuan dan maksud dari para leluhur dengan ungkapan itu agar kita benar-benar menyadari keberadaannya dan memang dialah satu-satunya yang bisa dan dapat berlaku adil. Tugas kita manusia adalah disuruh mendudukkan sesuatu sesuai porsi dan kedudukan yang semestinya. Sekarang bayangkan dengan baik dan seksama, kalau kita saja tidak dapat berlaku adil terhadap diri dan orang lain, manalah bisa kita menemukan dan memilih orang yang adil untuk dijadikan sebagai pemimpin.
Jelas tidak mungkin bisa, karena komponen untuk menilai dan menentukan saja kita tidak mengetahuinya secara proporsinya (komposisinya), karakternya, criteria dasarnya, dan konsepnya.
Sama saja disuruh memilih kendaraan yang terbaik, tentu harus faham betul masalah kendaraan baru dapat melakukan pemilihan kendaraan terbaik. Begitu juga tentang konsep ratu adil yang menjadi ajaran para leluhur, merupakan sebuah ajaran yang mengandung filosofi yang begitu adi luhung.
Jadi kalau begitu konsep tentang Ratu Adil adalah sebuah konsep ajaran leluhur agar supaya kita dapat berlaku adil terhadap diri sendiri dan terhadap siapa saja serta pada alam semesta.
Kenapa disebut sebagai satrio piningit, sebab konsep tersebut hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang benar-benar mau berfikir menggunakan akalnya secara sehat atau secara sistematika logika berfikir akal sehat (berfikir sunnatullah).
Segala sesuatu yang terjadi saat ini, seperti penemuan teknologi dulunya sangat tersembunyi (piningit), namun setelah ada sebagian orang yang rela berfikir dengan susah payah terjadilah seperti yang kita saksikan saat ini. Makanya julukan manusia yang rela berjuang berfikir menggunakan akal sehatnya disebut satrio piningit (sang juara) dibidangnya masing-masing.
Setiap ada perubahan yang terjadi pada manusia selalu didahului dengan gejolak, masalah, kerumitan, kegalauan, dan berbagai hal berkecamuk menjadi satu dalam hati dan fikirannya. Namun sebagai seorang yang bermental juara semua itu dapat diatasi dengan bersenjatakan ilmu (kebenaran ilmunya), keikhlasan (kejernihan hati dan fikiran), kesabaran, keuletan, kedisiplinan, dan kejujuran.
Itulah yang dimaksudkan dengan munculnya goro-goro, yang akan muncul pada setiap insane saat akan menerima sesuatu yang berharga atau sangat bernilai dalam hidupnya. Akhirnya apa yang diimpikannya dapat terwujud menjadi sebuah kenyataan, itulah hikmah dibalik kesulitan ada kemudahan.
Dibalik pintu ada tuan rumah yang siap memberikan hidangan menu makanan yang menjadi kesukaan. Maka bukalah pintu itu jangan engkau lihat dan pandangi dengan daya khayalmu semata, karena pandanganmu tak mungkin menjangkau yang ada dibaliknya.
Berapa banyak manusia telah tertipu oleh keindahan dan kemolekan riasan pintu, isi dalamnya jauh dari daya khayal yang terlanjur terekam dalam kalbu.
Seperti ungkapan Ratu Adil, Satrio Piningit, ada Tujuh Satrio Piningit yang akan memimpin Nusantara itu semua adalah sebuah pintu, untuk membuka pintu-pintu Ilmu (pengetahuan) yang jauh lebih dalam. Kesemuanya itu sebuah kiasan untuk menggambarkan sebuah ilmu pengetahuan yang adi luhung, merupakan sebuah kenyataan bukan sekedar mitos menurut anggapan sebagian orang.
Ada ungkapan langit lapis tujuh (langit sapitu), digambarkan lebih jelas dengan Nusantara akan dipimpin oleh Tujuh Satrio Piningit itu merupakan gambaran untuk menjelaskan langit pertama sampai ketujuh dalam alam jagad kaweruh kemanusiaan.
Silakan disimak kembali dan dipelajari dengan seksama, syaratnya harus jauh dari kesombongan hati, kedengkian, ketakaburan, keangkuhan, dan kebesaran anggapan terhadap diri sendiri.